Egy Maulana Vikri Punya Siapa?

Cerita

by redaksi

Egy Maulana Vikri Punya Siapa?

Kesebelasan asal Polandia, Lechia Gdansk, dipastikan sebagai pelabuhan baru bintang timnas Indonesia U19, Egy Maulana Vikri. Kesebelasan divisi teratas Polandia itu akan menjadi awal perjalanan Egy di kesebelasan profesional. Egy rencananya akan diperkenalkan Gdansk pada Sabtu (10/3).

Perekrutan Egy ini pun tidak hanya sekadar trial atau untuk tim muda. Pemain berusia 17 tahun tersebut direkrut untuk bermain dengan tim utama. Oleh karena itu, kepindahan Egy ke Gdansk harusnya menjadi transfer pemain profesional, di mana ini melibatkan nilai transfer. Pertanyaannya kemudian, siapa yang mendapatkan uang transfer dari Gdansk untuk mendapatkan tanda tangan Egy?

Perlu diketahui, Egy sebelum ke Polandia tak memiliki kesebelasan profesional. Pemain kelahiran 7 Juli 2000 ini merupakan pemain binaan Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan.

SKO Ragunan sendiri merupakan salah satu dari sekian sedikit sekolah gratis untuk olahragawan atau atlet dari pemerintah Indonesia. Maka bisa dibilang hak ekonomi Egy berada di tangan SKO Ragunan, dalam hal ini pemerintah Indonesia. Ini pun yang terjadi dalam beberapa waktu ke belakang di mana pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga terus mendampingi Egy perihal masa depannya.

Walau begitu, terkait masa depan Egy, pemerintah Indonesia menyerahkan Egy pada seorang agen bernama Dusan Bogdanovic. Dusan yang menurut laman Wikipedia pernah bermain di Persikota Tangerang pada tahun 2012 tersebut merupakan CEO sekaligus Founder dari perusahaan agensi bernama Garuda 19 Nusantara.

Sejak Oktober 2017 silam, Dusan yang berasal dari Kroasia adalah sosok yang bertugas mencarikan Egy klub di Eropa. Menurut Deputi III Kemenpora, Raden Isnanta, agen berusia 38 tahun tersebut dianggap bisa membuka jalan bagi Egy untuk memiliki karier yang lebih baik di masa depan.

"Dusan ingin mempromosikan Egy untuk ke pentas internasional. Semuanya sangat positif. Saya melihatnya karena kita ingin membuat Egy pamornya lebih tidak hanya di lokal, maunya internasional karena kita tahu skillnya dia mendukung untuk kita giring ke sana. Dusan menurut saya presentasinya membuat kami yakin," ujar Isnanta kepada Metrotvnews.com di Kantor Kemenpora, Jumat 20 Oktober 2017.

"Saya mengikatkan diri dengan Dusan bagaimana nanti Egy pada usia 18 tahun ke atas mulai sekarang harus melakukan tahapan apa. Kepercayaan saya kepada dia (Dusan) adalah bagaimana untuk mengkomunikasikan dengan klub asing. Dusan satu konsep dan satu pemikiran dengan saya, jadinya saya tertarik. Jadi bagaimana lebih baik pelan-pelan tapi pasti," lanjut Isnanta.

Dari kerja sama inilah Dusan memiliki wewenang untuk memilih kesebelasan mana yang paling tepat untuk Egy. Namun dari beberapa sumber, Egy seringkali mengatakan ia ingin bergabung dengan kesebelasan yang bisa memberikan menit bermain yang banyak untuknya, tidak hanya menjadi penghangat bangku cadangan atau bermain di tim junior. Karena alasan itu pula, tampaknya, Lechia Gdansk yang namanya kurang populer, dipilih Egy dan agennya karena punya kesempatan mendapatkan menit bermain yang cukup.

Dalam proses negosiasi transfer Egy ke Gdansk, maka Dusan menjadi pihak pertama yang membuka kerja sama antara Egy da Gdansk. Dari situ disepakati beberapa hal, selain nilai kontrak, juga besaran kompensasi yang wajib diberikan Gdansk untuk pemilik Egy, yakni SKO Ragunan (bisa dibaca: pemerintah melalui Kemenpora).

Egy merupakan aset pemerintah Indonesia karena ia bermain untuk SKO Ragunan sebelum direkrut Gdansk. Namun berkat kerja sama yang dilakukan antara Kemenpora dengan agensi Garuda 19 Nusantara, maka bukan hanya pihak pemerintah Indonesia saja yang akan mendapatkan hak ekonomi dari transfer Egy, agensi tersebut juga mendapatkan bagian dari transfer ini.

Baca juga:

Bukan Legia Warsawa, Klub Baru Egy Maulana Vikri: Lechia Gdansk

Egy Maulana Vikri Punya Siapa?

Egy Maulana Menuju Gdansk, Kota Pelabuhan Primadona Para Imigran

Egy Maulana, Lechia Gdansk, dan Kekuatan Sepakbola yang Mengubah Polandia Selamanya

foto: pssi.org

Komentar