Juventus Hanya Butuh Tiga Menit untuk Menghukum Spurs

Analisis

by redaksi

Juventus Hanya Butuh Tiga Menit untuk Menghukum Spurs

Sebelum laga babak 16 besar leg kedua berjalan dini hari tadi (08/03), Tottenham Hotspur berada di atas angin. Mereka memiliki keunggulan gol tandang karena berhasil bermain imbang 2-2 di kandang Juventus pada leg pertama. Spurs sempat unggul 1-0 melalui gol Son Heung-Min di menit ke-39, tapi hanya dalam tiga menit Juventus mampu mencetak dua gol (Gonzalo Higuain 64` dan Paulo Dybala 67`) untuk menyingkirkan Spurs.

Pada pertandingan ini secara khusus, serta dua leg secara umum, kita bisa melihat Spurs begitu dominan. Pada laga dini hari tadi, Spurs mengawali pertandingan dengan sangat baik. Secara total, Spurs menguasai 54% penguasaan bola, menembak 23 kali (Juventus 9 kali) dengan 6 on target (Juventus 3), serta akurasi operan 81% (Juve 79%) dari total 529 operan (Juve 460).

Tak usah dipertanyakan lagi, Juventus didominasi oleh Spurs di Wembley. Namun hanya dalam waktu singkat tersebut, Juventus mampu mencetak dua gol untuk kemudian bermain bertahan dan mengunci keunggulan. Bukan hanya sembarang bertahan, Max Allegri menunjukkan kejeniusannya dalam melakukan perubahan pada laga ini.

Lini Tengah Padat

Secara umum, Juventus memainkan sepakbola yang cair untuk menghadapi counter-pressing dan counter-attack Mauricio Pochettino. Hal ini membuat sengitnya pertarungan di lini tengah, dengan 50% permainan terjadi di middle third, menurut situs WhoScored.

Lini tengah Spurs dikomandoi oleh Mousa Dembele (63 sentuhan), sama seperti pada leg pertama. Bedanya, kali ini ia bukan menjadi penyentuh bola tertinggi, melainkan Kieran Trippier (93 sentuhan) dan disusul Ben Davies (85). Angka sentuhan Dembele bahkan masih kalah juga dari Davinson Sanchez, Christian Eriksen (keduanya 77), dan Jan Vertonghen (72).

Ini artinya, duel lini tengah banyak dilakukan oleh pemain-pemain bertahan Spurs yang naik, serta beberapa pemain di depannya, terutama Harry Kane, yang sering turun, seperti yang terlihat pada gol Son.

Jika dibandingkan dengan Juventus, kedua gelandang mereka, Miralem Pjanic (59 sentuhan) dan Sami Khedira (49) menyentuh bola lebih sedikit daripada para pemain Spurs. Namun sama seperti Spurs, barisan lini belakang mereka yang paling sering mengontrol bola, yaitu Giorgio Chiellini (85) dan Andrea Barzagli (76).

Tidak seperti di leg pertama ketika Juventus kewalahan menghadapi Dembele dkk, pada leg kedua ini mereka memainkan tiga gelandang – Pjanic, Khedira, dan Blaise Matuidi – dengan didukung oleh Douglas Costa dan Dybala dari depan yang turun ke lini tengah, serta Alex Sandro yang naik ke lini tengah, membuat Juventus tak kalah secara jumlah pemain.

Hal yang menarik juga ditunjukkan justru ketika sengitnya pertarungan lini tengah ini malah berbuah tembakan-tembakan dari dalam kotak penalti. Ternyata kedua kesebelasan mampu menembus lawannya masing-masing. Sebanyak 14 (dari 23) tembakan Spurs dan 7 (dari 9) tembakan Juve diluncurkan dalam dalam kotak penalti.

Kunci pada Perubahan Taktik Allegri

Pada babak kedua, ketika Juventus sudah tertinggal dan membutuhkan setidaknya dua gol (karena hasil imbang 1-1 akan membuat Juventus tersingkir melalui aturan gol tandang), Allegri memasukkan Kwadwo Asamoah dan Stephan Lichsteiner menggantikan Matuidi dan Medhi Benatia pada menit ke-60. Perubahan ini yang menjadi kunci.

Allegri memasukkan dua full-back, mengganti Matuidi yang bermain tak terlalu memuaskan, serta menggeser Barzagli dari full-back kanan ke bek tengah (berduet bersama Chiellini). Juventus bermain dengan 4-2-3-1, Alex Sandro dan Costa sebagai winger, untuk mengeksploitasi kelemahan Spurs: full-back mereka saat transisi.

Di 30 menit terakhir ini Allegri menguatkan kedua sayap pertahanan. Melalui pendekatannya inilah Juventus berhasil menghukum Spurs meski hanya dalam 3 menit.

Pochettino yang biasa mengganti pemain hanya jika lawannya sudah melakukan pergantian pemain, kemudian memasukkan Erik Lamela (menggantikan Dier di menit ke-74) dan Fernando Llorente (menggantikan Bamidele Alli di menit ke-86) dengan maksud mengambil alih kembali lini tengah sekaligus menguatkan sayap melalui formasi 4-4-2.

Namun, perubahan Pochettino kali ini tak berbuah hasil positif karena Juventus sudah fokus bertahan. Alex Sandro dan Costa berkali-kali turut membantu full-back mereka.

Cerita memang bisa berbeda jika peluang di menit terakhir bisa Spurs manfaatkan (video di bawah) atau jika Barzagli mendapat kartu merah (dan memang layak kalau kita melihat tayangan ulang) karena menginjak Son di babak pertama, tapi wasit Szymon Marciniak tak melihatnya.

Spurs Sangat Baik, Tapi Juve Lebih Baik

Apa yang terjadi di leg kedua dini hari tadi sangat pahit bagi Spurs. Mereka bermain baik, sangat baik bahkan, dalam dua leg pertandingan. Namun, Juventus hanya memanfaatkan 7 menit di leg pertama dan kemudian 3 menit di leg kedua ini untuk menghukum Spurs.

Semua gol yang bersarang ke gawang Hugo Lloris bisa dibilang adalah hasil buruknya koordinasi pertahanan Spurs. Akan tetapi, dalam kesempatan lainnya, kita juga bisa melihat bukti kejeniusan taktik Allegri yang bisa memanfaatkan hal tersebut dengan cara saksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya.

Di sini juga menjadi pembuktian betapa berpengalamannya Juventus di pentas Eropa, dan betapa slogan mereka, "Fino Alla Fine", menjadi pemicu semangat mereka.

(dex)

Komentar