Bendtner, Neymar, dan Raisa

Backpass

by Ammar Mildandaru Pratama

Ammar Mildandaru Pratama

mildandaru@panditfootball.com

Bendtner, Neymar, dan Raisa

Neymar pernah mendapat predikat sebagai raja YouTube karena aksinya menggiring bola ditonton jutaan orang dan membuat semua geleng-geleng kepala. Aksi mengolah bola ala Ronaldinho mampu ia praktikan dengan sempurna. Penyelesaian akhirnya juga brilian, tak kalah jika dibandingkan dengan Ronaldo.

Sementara nasib sial menimpa Nicklas Bendtner. Ia dipanggil Lord Bendtner karena aksinya yang dapat membuat semua orang tertawa terbahak-bahak. Bendtner sering melakukan blunder dan punya kemampuan biasa saja tetapi dikontrak klub sebesar Arsenal dan sempat dipakai jasanya oleh Juventus sebagai pinjaman. Lord!

Predikat yang melekat pada dua pemain di atas adalah efek merebaknya tayangan video di internet. Neymar pada mulanya memang menjadi buah bibir di kalangan sepakbola Brasil, berkat aksinya, para pemandu bakat Eropa mulai meliriknya. Bakatnya kemudian menyebar ke seluruh dunia. Ia bahkan pernah disebut sebagai pemain terhebat setelah generasi Pele.

Namun, Neymar berlaga bersama Santos di Serie A Brasil, sehingga banyak orang tak punya akses menonton aksinya langsung. YouTube kemudian menjadi media favorit sekaligus panggung megah untuk menonton permainan Neymar.

Orang kemudian berlomba-lomba mengunggah cuplikan aksi terbaik Neymar, tak lupa dengan tambahan musik yang pas agar seolah sang pemain sedang menari bersama si kulit bundar. Akun pengunggah akhirnya berhasil mendapat jutaan viewer dan ribuan subscriber, sebuah modal yang bagus untuk berbisnis di internet.

Lain halnya dengan Bendtner, yang hanya karena ia pernah melakukan beberapa blunder dan aksi konyol membuat stigma pemain buruk melekat kepadanya. Bahwa pada kenyataannya ia tak istimewa, hal ini masih dapat dipahami. Tetapi internet telah "membunuh" kariernya secara cepat. Tim juga pasti akan mempertimbangkan tekanan penggemar jika ingin merekrutnya. Padahal ia masih layak bermain di klub papan tengah liga-liga Eropa, sembari hidup nyaman tanpa tekanan.

Cuplikan video di YouTube kebanyakan memang terdiri dari beragam kompilasi, mulai dari semua gol dalam satu musim hingga parade blunder. Bagaimana bisa kita menilai seorang pemain hanya dengan melihat semua golnya saja di internet? Semua gol adalah hasil dari finishing yang sempurna meski beberapa kasus juga diperoleh karena keberuntungan.

Seorang penyerang dengan mudahnya akan diberi label tajam dengan menonton semua golnya. Begitu juga dengan kiper, jika ingin memberi label buruk kumpulkan saja blunder yang pernah dibuatnya – atau yang sedikit sopan, cuplikan saat ia kebobolan.

Sialnya, cara ini kerap dilakukan oleh beberapa klub untuk melakukan penilaian saat ingin merekrut pemain. Terutama jika klub tersebut tak punya pemandu bakat atau sistem scouting yang memadai. Pelatih dapat terlena melihat kemampuannya di kumpulan cuplikan aksi terbaiknya di YouTube.

Tetapi bukannya hal demikian menjadi haram untuk dilakukan. Pelatih yang punya insting bagus terkadang dapat menilai pemain berbakat hanya dengan melihatnya berjalan, menggiring bola, atau caranya menendang. Opsi lain adalah dengan menonton sejumlah permainannya secara utuh dalam beberapa pertandingan. Cara yang cukup fair karena penilaian dapat dilakukan tanpa menutupi atau melebihkan dan tentu saja hemat biaya

Domain YouTube.com diluncurkan pertama kali diperingati tepat hari ini, 14 Februari 2005. Hingga sekarang menjadi situs paling populer di dunia, apalagi setelah diakuisisi oleh Google. Sesuai misinya, YouTube ingin memberi semua orang suara dan menunjukkannya kepada dunia

YouTube juga yang membuat Raisa Andriana meledak popularitasnya di awal karier, karena unggahannya saat menyanyi viral di YouTube. Kini Raisa sudah menjadi salah satu penyanyi perempuan papan atas Indonesia.

Baca juga: Belajar Hingga ke YouTube

Menurut ranking yang ada di Alexa, Youtube saat ini adalah situs kedua yang paling banyak diakses di dunia, termasuk di Indonesia. Tak heran juga kemudian jika YouTube pada Januari 2018, berdasarkan data Hootsuite, adalah media sosial yang paling aktif digunakan – bahkan sampai mengalahkan Facebook.

***

Kembali ke kasus Neymar dan Bendtner tadi, sejujurnya saya adalah penggemar berat Lord Bendtner dan salah satu orang yang tak suka dengan permainan Neymar. Tak percaya? Coba tengok dua video di bawah ini.

Nicklas Bendtner

Neymar

Komentar