Perbaikan Mentalitas Real Madrid yang Wajib Ditingkatkan Zidane

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Perbaikan Mentalitas Real Madrid yang Wajib Ditingkatkan Zidane

Zinedine Zidane punya pilihan untuk meninggalkan Real Madrid suatu hari nanti. Ada masanya ia ingin berkembang dan mencoba tantangan baru di tempat lain.

Pelatih asal Prancis tersebut sadar diri bahwa kariernya di Madrid akan berakhir suatu hari nanti. Sekarang ia hanya akan memanfaatkan dan melalukan sebaik mungkin semua yang bisa dilakukannya untuk menjadi sukses di Madrid.

"Jika saya punya waktu 10 hari lagi di sini, maka saya akan menjalani 10 hari itu dengan maksimal, jika enam bulan, saya akan bertahan enam bulan semaksimal mungkin. Pikirkanlah lebih dari itu. Saya tahu saya tidak akan tinggal selama 10 tahun," katanya seperti dikutip dari Express.

Salah satu faktor yang membuat Zidane mencapai kesempurnaannya pada musim lalu pun karena semua pemain Madrid tahu apa tugas yang diberikannya. Pada musim ini, Piala Super UEFA dan Piala Super Spanyol (berhasil) sudah dipersembahkan Zidane untuk Madrid.

Legenda Prancis itu juga dipilih menjadi pelatih terbaik versi FIFA 2017 (setelah memisahkan diri dari Ballon d`Or). Zidane unggul jauh dari pesaing terdekatnya, Antonio Conte dan Massimiliano Allegri. Zidane meraih 46,22% suara, sementara Conte 11,62% dan Allegri 8,78%.

Kemudian Zidane semakin luar biasa ketika menjuarai Piala Dunia Antar Klub 2017. Tapi Zidane sedang kebakaran jenggot pada akhir-akhir ini. Ia harus menjalani jalan terjal untuk memperebutkan gelar juara La Liga 2017/2018. Hal itu karena Madrid duduk di peringkat empat dengan raihan 38 poin di klasemen sementara La Liga musim ini.

Poin itu tertinggal 19 angka dari Barcelona yang menduduki puncak klasemen. Salah satu faktor terciptanya jarak angka sebesar itu karena Madrid sempat mengalami dua pertandingan beruntun tanpa kemenangan pada awal 2018. Pada saat itu Madrid harus ditahan imbang Celta Vigo dan dikalahkan Villarreal.

Kekalahan dari Villarreal adalah hasil yang paling membuat Zidane terpukul karena kesebelasannya mesti kalah meski mendominasi pertandingan. Madrid harus kalah dengan skor 1-0 walau banyak peluang yang mengancam Villarreal. Zidane sendiri juga mengaku sudah melakukan segala sesuatu yang memungkinkan untuk memenangkan kesebelasannya.

Zidane enggan menyalahkan para pemainnya di lapangan dan lebih bertekad untuk mengubah situasi sulit kesebelasannya. Terutama soal masalah mental yang bisa menghentikan ambisinya untuk memenangkan sebuah pertandingan. Zidane hanya tinggal menunggu mental pemainnya pulih dan kemudian dipertahankannya.

"Dan ketika mereka (para pemain Madrid) hebat lagi, harus terus melakukannya. Kami akan mengubahnya dengan saling mengikat dan saling membantu. Itu yang perlu dilakukan untuk keluar dari kebiasaan ini," tuturnya seperti dikutip dari Sky Sports.

Pembenahan mental para pemain Madrid memang perlu segera dilakukan Zidane karena isu ia akan dipecat muncul sejak dua laga tanpa kemenangan itu. Situasi itu yang mulai memunculkan beberapa nama calon penggantinya seperti Antonio Conte, Diego Simeone, Guti Hernandez, Joachim Loew, Laurent Blanc, dan Mauricio Pochettino.

Zidane juga akan menghadapi pertandingan yang sulit di Liga Champions 2017/2018 karena akan bertemu dengan Paris Saint-Germain (PSG) pada babak 16 besar. Zidane juga berjanji akan mengubah situasi di Madrid ketika sebelum waktu melawan PSG tiba.

"Kami bisa dan akan melakukan segalanya untuk menang di Liga Champions. Seperti yang selalu kami lakukan. Di kesebelasan ini, kami selalu memiliki kegembiraan. Anda pun bisa melakukan banyak hal," kata mantan Asisten Pelatih Carlo Ancelotti tersebut.

Sementara sejauh ini, Cristioano Ronaldo dan Karim Benzema belum sesubur musim lalu. Gareth Bale dan Toni Kroos seperti mengalami kemunduran. Bintang muda Marco Asensio juga seperti tidak terlihat lagi setelah melewati awal musim. Hal-hal itu membuat tekanan kepada Zidane semakin meningkat dan ada kemungkinan dipecat pada akhir musim ini.

Meski ada kabar bahwa Zidane ditawari posisi pelatih kepala Prancis setelah Piala Dunia 2018 di Rusia. PSG juga dikabarkan sedang memantau masa depan Zidane bersama Madrid. Bahkan ada kabar juga bahwa nasib Zidane akan ditentukan setelah melawan Valencia pada pertandingan La Liga musim ini, yang kemudian dimenangkan Madrid dengan skor 4-1.

Namun sebelum menghadapi PSG, Zidane semakin menyadari kemungkinannya dipecat setelah Madrid tersingkir dari Copa del Rey 2017/18 oleh Leganes. Padahal Leganes merupakan kesebelasan peringkat 11 di klasemen sementara La Liga musim ini.

Zidane sendiri merasa bahwa hal itu menjadi tanggung jawabnya dan sedang mencari solusi menghadapi situasi sulit sekarang. Ia bertekad untuk terus berjuang, bekerja, mencoba dan mencari hal-hal baru untuk membuat Madrid lebih baik. "Tentu saja saya bertanggung jawab, ini adalah kegagalan bagi saya," imbuh Zidane seperti dikutip dari Telegraph.

Tibalah waktu menghadapi Valencia dan Madrid berhasil dibawa Zidane menang dengan skor 4-1 di Stadion Mestalla, Sabtu (28/1). Dari pertandingan itu Zidane semakin menemukan masalah di para pemain-pemainnya di soal mental. Ronaldo pun menambah ketajamannya meskipun dua golnya diciptakan dari eksekusi penalti.

"Kami menderita lebih banyak secara mental daripada fisik. Saya di dalam ujian setiap harinya tapi saya tidak akan mengubah cara saya. Saya akan terus bekerja dengan pemain saya dan mereka harus diberikan ucapan selamat karena tampil hebat hari ini," tuturnya seperti dikutip dari Sky Sport.

Melalui kemenangan itu bisa dibilang bahwa Madrid sudah kembali menemukan mentalitasnya. Zidane hanya tinggal mempertahankan mentalitas itu setidaknya sampai menghadapi PSG nanti. Di sisi lain, Kemenangan besar di kandang Valencia juga memperlihatkan Zidane masih memiliki kesempatan di Madrid.

Tentu para pendukung Madrid tidak ingin melihat Zidane pergi begitu karena kesukesan yang didapatkannya tidaklah mudah. Apalagi Zidane-lah yang berhasil mengelola perubahan generasi dan mengatasi luka-luka di Madrid sepeninggal Carlo Ancelotti.

Sumber lain: Daily Star, Express.

Komentar