Pahit dan Manis Wajah Baru GBK

Berita

by redaksi

Pahit dan Manis Wajah Baru GBK

Stadion Utama Gelora Bung Karno direnovasi besar-besaran. Stadion termegah di Indonesia ini semakin megah lagi. Renovasi awalnya direncanakan untuk mempersiapkan Asian Games 2018, di mana Jakarta dan Palembang menjadi tuan rumah. Tidak heran, pemerintah menghabiskan banyak dana, karena Gelora Bung Karno (GBK) adalah wajah utama Indonesia sebagai tuan rumah.

Tim nasional Indonesia dan Islandia menjadi dua negara yang beruntung merasakan atmosfer "GBK baru" secara perdana. Sebuah pertandingan persahabatan sepakbola akan mewarnai GBK hari ini, Minggu (14/01).

"Keberuntungan" Islandia diamini oleh pelatih kepala mereka, Heimir Hallgrimsson. "Untuk ukuran Islandia, stadion sangat besar dan megah. Kami tak terbiasa dengan stadion seperti ini di negara kami," katanya, memuji GBK.

Stadion sebesar GBK memang tidak akan kita temukan di Islandia yang berpenduduk 350 ribu jiwa. Bayangkan kalau GBK dengan kapasitas 76.000 tempat duduk ada di Islandia; jika stadion tersebut terisi penuh, maka itu sama dengan 21% jumlah total penduduk mereka.

Hallgrimsson dan Islandia boleh terkesima dengan besarnya GBK, tapi bagi warga Indonesia, terutama warga Jakarta yang sudah sehari-hari melihat GBK, kebanyakan dari mereka juga terkesima. GBK tampil dengan wajah baru, di antaranya warna kursi di seluruh tribun yang membentuk mosaik merah-putih. Semua kursi juga sudah single seater.

Salah satu aspek paling dibanggakan juga adalah lampu stadion yang memiliki kualitas sebagai salah satu yang terbaik di dunia. Soal tingkat keterangannya, GBK diklaim lebih terang daripada Stadion Wembley. Sejak beberapa malam terakhir juga petugas stadion selalu menyalakan lampu GBK sehingga terlihat terang dan lebih megah di malam hari.

Hal-hal di atas bisa dirasakan oleh penonton umumnya di GBK. Berbeda lagi dengan renovasi lainnya seperti ruang konferensi pers yang dipercantik seperti bioskop, ruang ganti pemain bernuansa modern, ruang VIP dan VVIP yang semakin canggih, toilet yang juga terlihat kekinian, musala yang nyaman, sampai fasilitas untuk penonton disabilitas, bahkan sampai fasilitas untuk player escort serta ball boy yang dipercantik dan dipisahkan antara laki-laki dan perempuan.

Fasilitas-fasilitas GBK setelah renovasi dinilai lebih humanis. Salah satu keluhan para (calon) penonton adalah harga tiket yang mahal, tapi sepertinya mereka membayar mahal lebih karena GBK yang semakin modern alih-alih karena lawan Indonesia adalah Islandia, tim nasional peserta Piala Dunia.

Namun, apakah hal-hal indah dan humanis itu tidak memiliki sisi negatif? Kita sebenarnya belum bisa menilainya karena penonton GBK bahkan belum merasakan itu semua sebelum laga Indonesia melawan Islandia dimulai malam ini. Namun beberapa panitia dan masyarakat khawatir jika penonton belum siap dengan segala kecanggihan yang sudah disebutkan di atas, terutama soal kursi individual (single seater) untuk satu penonton. Ada kemungkinan yang tidak kecil untuk penonton tidak duduk di kursi yang semestinya.

Selain itu, pada Sabtu malam (13/01), atau tidak sampai 24 jam sebelum sepak mula, tim Pandit Football melihat sendiri bagaimana banyak orang bebas berseliweran keluar-masuk GBK dengan penjagaan yang hampir alfa. Padahal aspek keamanan dan keselamatan harus dikedepankan, apalagi jika sudah mendekati pertandingan.

Permasalahan rumput GBK

Sebenarnya selain pujian dari Hallgrimsson, GBK juga mendapatkan teguran darinya. Hal tersebut terjadi lantaran ia menilai jika rumput GBK terlalu tinggi. "Rumputnya terlalu tinggi. Aneh, tapi tak apa-apa," katanya di Hotel Fairmont, Jakarta.

Pernyataan Hallgrimsson ini langsung disikapi oleh pengurus stadion dengan memotong rumput utama stadion. Awalnya tinggi rumput adalah 5 cm. Tapi Islandia sebenarnya menginginkan 2,5 cm. Terpotongnya setengah dari tinggi rumput GBK di H-1 pertandingan membuat rumput terlihat tidak indah.

Hal ini terjadi karena permukaan teratas rumput yang terlihat adalah warna agak kekuningan, bukan hijau. Warna tersebut adalah warna akar rumput yang sedikit terlihat.

Akan tetapi, pihak Islandia menilai jika tinggi rumput lebih penting daripada tampilannya. Meski agak kekuningan, laju bola dan pergerakan pemain menjadi lebih baik.

Selain meminta rumput untuk dipotong, pihak Islandia juga meminta agar disediakan tempat pemanasan beralas rumput di daerah belakang bangku pemain pengganti. Mereka tidak bersedia jika melakukan pemanasan di trek lari yang memiliki permukaan lapangan yang berbeda daripada lapangan utama. Oleh karena itu, panitia kemudian memasang rumput sintetis sepanjang 24 m yang berlokasi di belakang bench.

GBK memang besar, tapi apakah akan penuh?

Bermain di stadion sebesar GBK adalah pengalaman yang menarik untuk Islandia. Sementara kita sebagai masyarakat Indonesia juga menantikan pengalaman menarik di GBK karena dua hal, yaitu karena melawan timnas peserta Piala Dunia (walau tidak membawa pemain-pemain utama mereka) dan juga karena GBK yang semakin canggih setelah direnovasi.

"Menurut saya, stadion ini memiliki nilai 10," kata Albert Finnbogason di Hotel Fairmont, Jakarta. "Kami selalu semangat jika bermain di stadion sebesar ini. Kami juga senang karena akan ada banyak penonton."

Menurut laporan terakhir, dari sekitar 50.000 tiket yang dijual panitia, baru 25.000 yang laku terjual. Meski masih jauh dari kapasitas maksimal, jumlah ini sudah tergolong baik, apalagi jika dibandingkan dengan penjualan tiket di Maguwoharjo, Sleman (Indonesia Selection vs Islandia) pada Kamis (11/01) lalu.

Penonton yang belum membeli tiket secara daring (online) masih bisa membelinya secara langsung di GBK mulai pagi ini, Minggu (14/01) pukul 09:00 WIB. Presiden Joko Widodo juga dijadwalkan akan hadir untuk meresmikan prasasti renovasi sebelum sepak mula.

Daripada penasaran, ada baiknya merasakan sendiri atmosfer serta wajah baru GBK. Namun yang terpenting, karena sekarang GBK sudah lebih canggih, mari kita sama-sama jaga stadion kebanggaan negara kita ini dengan perilaku yang baik.

Oleh: Dex, Rifky, dan Septian

Komentar