Firmino Diduga Bertindak Rasis dalam Kemenangan atas Everton

Berita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Firmino Diduga Bertindak Rasis dalam Kemenangan atas Everton

Ada satu isu serius yang tenggelam akibat ramainya bahasan mengenai kemenangan bergengsi Liverpool yang diwarnai debut impian Virgil van Dijk: dugaan mengenai tindakan rasis yang dilakukan oleh Roberto Firmino kepada Mason Holgate.

Holgate dan Firmino terlibat adu mulut setelah sang pemain belakang Everton mendorong penyerang terpenting Liverpool itu ke papan iklan hingga jatuh di tribun penonton. Firmino tampak marah dan berlari menghampiri Holgate, yang juga tampak marah setelah Firmino mengatakan sesuatu yang, menurut laporannya kepada wasit utama, merupakan ucapan rasis.

Robert Madley, wasit utama pertandingan ini, melapor kepada Jon Moss, wasit keempat. Setelah pertandingan selesai, Madley berbicara lagi dengan Holgate. Firmino tidak dimintai keterangan pasca pertandingan.

Keluhan Holgate tampak disertakan dalam laporan pertandingan, yang diserahkan kepada Football Association, PSSI-nya Inggris. FA yang akan menentukan mengenai perlu atau tidaknya dilakukan tindak lanjutan mengenai kasus ini.

Sam Allardyce, manajer Everton, menolak untuk berkomentar mengenai insiden yang melibatkan pemainnya ini. “Saya tidak akan memberi pernyataan apa pun hingga sistem apa pun yang digunakan mendapat keterangan jelas mengenai apa yang terjadi atau tidak terjadi,” ujar Allardyce dalam jumpa pers pasca pertandingan.

“Saya di sini untuk berbicara mengenai sepakbola, bukan insiden kontroversial, karena sepakbola adalah hidup saya dan segala yang terjadi di luar pertandingan harus ditangani oleh pihak yang berwenang. Bahkan jika saya berbicara atau tidak kepada Holgate, saya tidak akan memberi tahunya kepada siapa pun dalam jumpa pers ini. Ini masalah yang harus ditangani pihak lain. Saya menyerahkannya kepada direktur sepakbola dan memintanya menyelesaikan hal ini.”

Pernyataan Jürgen Klopp, sementara itu, sedikit lebih terbuka. “Saya mendengar sesuatu dikatakan namun saya tidak bisa memberi keterangan apa pun sejauh ini,” ujar sang manajer Liverpool sebagaimana dikutip dari The Guardian.

“Wasit keempat mengatakan sesuatu kepada saya. Saya tidak mendengar sendiri ucapan [Firmino] jadi saya pikir mereka menginvestigasi pelanggaran Holgate. Itulah yang saya pahami awalnya. Lalu setelah pertandingan wasit keempat memberi tahu saya namun tidak berarti saya benar-benar paham masalahnya apa.”

Juru bicara Liverpool, yang tidak disebutkan namanya oleh The Guardian, berujar: “Pihak klub dan pemain yang bersangkutan akan bekerja sama sepenuhnya dengan pihak yang bersangkutan untuk memastikan fakta-fakta yang ada ditampilkan secara menyeluruh jika diperlukan atau diminta. Sementara prosesnya masih berjalan, kami tidak akan memberi pernyataan lanjutan.”

Andai tuduhan terhadap Firmino terbukti benar, Liverpool dan sang pemain akan menanggung malu. Rhian Brewster, pemain muda Liverpool, belum lama ini secara berani buka suara mengenai insiden-insiden menyakitkan yang menimpanya sepanjang kariernya sejauh ini.

Son Tidak Tinggal Diam

Di hari yang sama dengan insiden Holgate-Firmino, Son Heung-min merayakan golnya ke gawang West Ham United dengan dengan gerak isyarat “diam kalian” yang ditujukan kepada para pendukung tim lawan. Tottenham Hotspur bermain imbang 1-1 dengan West Ham dalam lanjutan Premier League musim 2017/18.

“Tidak ada yang istimewa,” ujar Son mengenai perayaan golnya, sebagaimana dikutip dari The Guardian. “Saya tidak mau membicarakannya. Saya rasa mereka tahu mengapa saya melakukannya. Itu saja.”

Son menjadi korban tindakan rasis seorang pendukung West Ham pada November 2017. Saat berfoto dengan seorang penggemar, satu pendukung West Ham berujar kepada Son “DVD. Kalian tukang DVD. Kualitas bagus.” Rujukan mengenai berjualan DVD, ketika ditujukan kepada pemain sepakbola atau orang Asia di Inggris, adalah ucapan yang merendahkan.

Maret tahun lalu, Son menjadi korban ucapan serupa. Dalam pertandingan perempat final FA Cup 2016/17, para pendukung Milwall mengarahkan chants yang merendahkan kepada Son, dengan rujukan-rujukan mengenai berjualan DVD. Son tidak mengambil tindakan apa-apa namun Kyle Walker, yang saat itu duduk sebagai pemain cadangan, menunjuk para pendukung Millwall untuk menunjukkan bahwa ia mengetahui tindakan mereka.

Kick It Out, organisasi anti-rasisme dan anti-diskriminasi, dalam laporan terbarunya menunjukkan bahwa sepanjang musim 2016/17, jumlah pengaduan mengenai tindak rasis dan diskriminatif di sepakbola Inggris lebih tinggi dari musim-musim sebelumnya. Sepanjang 2016/17, Kick It Out menerima 469 laporan; sebagai pembanding, musim sebelumnya “hanya” 402.

“Sementara kami menuju ulang tahun organisasi yang ke-25 pada Agustus 2018, laporan (musim 2016/17) ini adalah pengingat yang tepat waktu bahwa masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan untuk memastikan semua partisipan bisa merasa aman dan tidak terkucil di olah raga ini,” ujar chief executive Kick It Out, Roisin Wood, saat mengumumkan laporan terbaru organisasinya.

Komentar