Lahir dan Meninggal di Fir Park

Backpass

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lahir dan Meninggal di Fir Park

Pertandingan memasuki menit-menit akhir. Motherwell, yang hari itu (Sabtu, 29 Desember 2007) menjamu Dundee United di ajang Clydesdale Bank Premier League (Liga Primer Skotlandia), dalam posisi memimpin. Kedudukan sementara 5-3. Marc Fitzpatrick sudah disiapkan untuk menggantikan kapten tim, Phil O’Donnell. Menjelang digantikan, O’Donnell jatuh tak sadarkan diri.

O’Donnell jatuh begitu saja. Tanpa kontak fisik, tanpa benturan fatal, tanpa siapa pun di dekatnya. Dokter klub Motherwell, dibantu oleh dokter klub Dundee, langsung memberi pertolongan pertama. Setelah ditangani di lapangan sekitar lima menit, O’Donnell dilarikan ke Rumah Sakit Umum Wishaw.

David Clarkson, pencetak dua dari lima gol Motherwell di pertandingan tersebut, begitu terpukul hingga manajer Mark McGhee memutuskan untuk menarik keluar sang pemain. Clarkson adalah keponakan O’Donnell.

Pukul 17:18 waktu setempat, O’Donnell dinyatakan meninggal dunia.

Penghormatan dari Old Firm

Rabu, 2 Januari 2008 seharusnya menjadi hari di mana Derbi Old Firm pertama tahun itu digelar. Keputusan untuk membatalkan pertandingan langsung diambil begitu kabar duka diumumkan dari Fir Park. Demi menghormati Phil O’Donnell, Celtic dan Rangers sepakat untuk menunda pertandingan terakbar Skotlandia hingga O’Donnell dimakamkan.

“Kami hanya memikirkan keluarganya,” ujar Gary Caldwell, pemain belakang sekaligus eks rekan O’Donnell di Celtic sebagaimana dikutip dari Telegraph. “Kami harap semua orang dapat berduka bersama dan membantu mereka saat ini. Ini tragedi yang mengerikan. Saya tak ingat pernah ada waktu dalam hidup saya di mana sepakbola terasa tak penting, seperti pada Sabtu sore.”

Rangers berpeluang kembali ke puncak klasemen Clydesdale Bank Premier League jika menang atas Celtic. Menghormati eks pemain klub rival, walau demikian, lebih penting dari tiga angka.

“Semua orang di Rangers terkejut mendengar kabar meninggalnya Phil,” ujar Barry Ferguson, kapten Rangers. “Ini tragedi yang membuat kita lebih mengerti sepakbola. Ia anak Hamilton seperti saya, dan saya mengenalnya bertahun-tahun. Saya selalu menikmati pertandingan melawan Phil dan saya turut berduka cita bersama keluarga dan teman-temannya.”

Penolakan Colin Calderwood

Terlepas dari suasana duka dan sikap Old Firm, tak semua pihak merasa perlu memberi penghormatan kepada Phil O’Donnell. Salah satunya adalah Colin Calderwood, yang saat itu menjabat posisi Nottingham Forest. Calderwood menolak mengheningkan cipta menjelang pertandingan tahun baru melawan Huddersfield.

“Dengan fakta bahwa yang meninggal adalah bocah Skotlandia, apakah ada pengaruhnya kepada seorang bocah di Kolombia?” adalah argumen Calderwood saat itu. Tiga tahun berselang, Calderwood dipaksa makan tahi keangkuhannya sendiri.

Selepas Nottingham, Calderwood mengemban jabatan asisten manajer di Newcastle United. Pada 2010, ia pindah ke Skotlandia untuk menjadi manajer Hibernian. Menjelang pertandingan pertamanya melawan Motherwell pada November 2010, para pendukung klub pertama dan terakhir O’Donnell mendesak Calderwood untuk minta maaf.

“Ucapanku telah menyinggung dan karenanya aku hanya dapat meminta maaf,” ujar Calderwood sebagaimana dikutip dari BBC. “Saya pernah bermain bersama Phil dan saya minta maaf, terutama kepada keluarganya. Kepada merekalah saya seharusnya selalu menunjukkan rasa hormat.”

“Saya masih dapat bermain dua, tiga, atau bahkan empat tahun lagi”

Fir Park menyaksikan kelahiran dan kematian Phil O’Donnell. Sang pemain memulai dan mengakhiri kariernya dengan seragam Motherwell, dengan Celtic dan Sheffield Wednesday di antaranya.

O’Donnell menjalani debutnya pada usia 17 tahun, di musim 1990/91. Status pemain utama menjadi miliknya setelah beberapa pertandingan. Pada pertandingan final Scottish Cup 1991, golnya, dicetak dengan sundulan sembari menjatuhkan diri, membawa Motherwell unggul 2-1 atas Dundee United. Motherwell menang 4-3.

Berkat kemenangan tersebut, Motherwell lolos ke kejuaraan antarklub Eropa untuk kali pertama. O’Donnell menjadi pemain termuda Motherwell di Eropa.

Pada 1995, O’Donnell kembali menjuarai Scottish Cup, namun kali ini bersama Celtic. Bersama Celtic pula O’Donnell mengangkat piala Scottish Premier League pada 1998. Kedua (1992 dan 1994) penghargaan pemain muda terbaik versi Professional Footballers’ Association Scotland, walau demikian, diraihnya ketika masih menjadi pemain Motherwell.

Karier O’Donnell di Celtic dan Sheffield Wednesday terganggu serangkaian cedera. Tidak demikian di Motherwell.

Pada November 2007, kepada The Times, O’Donnell berujar: “Maret nanti usia saya36 tahun dan saya hanya mencoba bermain selama saya mampu dan menikmatinya. Sejujurnya, setiap pertandingan istimewa bagi saya. Saya melewatkan terlalu banyak pertandingan jadi sayang rasanya berhenti bermain di usia 35. Saya akan terus bermain selama saya mampu. Saya masih dapat bermain dua, tiga, atau bahkan empat tahun lagi.”

Pemeriksaan post-mortem mengungkap O’Donnell meninggal karena kegagalan bilik utama jantung.

Kebaktian tutup peti digelar pada Jumat, 4 Januari 2008 di St Mary’s Church, Hamilton, dan dihadiri oleh keluarga, teman-teman, serta dewan direksi dan manajemen Hamilton, juga perwakilan klub-klub lain. Ratusan pendukung Motherwell hadir di luar gereja.

“Walau ia meraih banyak prestasi di sepakbola, yang paling utama untuknya adalah keluarga,” ujar Eileen O’Donnell, sang istri, sebagaimana dikutip dari Telegraph. “Ia ingin dikenang sebagai family man dan kami semua sangat bangga kepadanya.”

Eileen dan Phil O’Donnell dikaruniai dua putri dan dua putra: Megan, Olivia, Christopher, dan Luc.

Komentar