Keperkasaan Barcelona di Paruh Musim La Liga 2017/18

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Keperkasaan Barcelona di Paruh Musim La Liga 2017/18

Putaran pertama La Liga musim 2017/18 rampung digelar pada Senin (25/12) dini hari WIB. Barcelona memastikan diri sebagai juara paruh musim La Liga musim ini, setelah klub berjulukan Blaugrana ini kokoh di puncak klasemen dengan 45 poin, unggul sembilan angka atas Atletico Madrid yang menguntit di posisi dua dengan torehan 36 poin.

Barcelona layak menempati posisi puncak klasemen pada akhir putaran pertama La Liga musim ini, karena penampilan impresif mereka. Barcelona tercatat sebagai satu-satunya kesebelasan yang belum terkalahkan. Dari 17 pertandingan yang dilakoni, mereka mencatatkan 14 kemenangan dan tiga laga lainnya diakhiri dengan hasil imbang.

Selain menjadi satu-satunya kesebelasan yang tak terkalahkan selama putaran pertama, Barcelona pun tercatat sebagai kesebelasan yang paling produktif. Andres Iniesta dan kawan-kawan mampu mencetak 45 gol dalam 17 pertandingannya di kompetisi domestik.

Lionel Messi sejauh ini menjadi sosok sentral keberhasilan Barcelona menjadi tim paling produktif di La Liga. Pemain asal Argentina itu mengemas 15 gol, melalui torehan tersebut Messi menduduki daftar pencetak gol terbanyak La Liga.

Selain itu sudah enam asis dibukukan Messi, terhitung sebagai jumlah asis terbanyak yang dicatatkan pemain Barcelona. Namun dalam daftar pencetak asis terbanyak La Liga Messi menempati posisi empat. Kalah tiga asis dari pemain Celta Vigo, Sisto.

Tidak hanya itu, Barcelona juga menjadi kesebelasan dengan jumlah kebobolan paling sedikit dengan tujuh kali kemasukan.

Merekam perjalanan Barcelona selama putaran pertama La Liga, kedigdayaan Blaugrana sudah tampak sejak tujuh pertandingan awal yang berhasil mereka lalui dengan sapu bersih kemenangan. Pada pekan ke-8, tren kemenangan Barcelona sempat terhenti setelah ditahan imbang Atletico Madrid 1-1 di Estadio Wanda Metropolitano. Namun setelah itu mereka kembali pada jalur kemenangan, dengan melewati empat pertandingan selanjutnya dengan hasil tiga poin.

Memasuki pekan ke-13 dan 14 performa Barcelona sempat mengalami penurunan. Pada dua pekan tersebut Barcelona gagal meraih kemenangan, saat bertandang ke Estadio Mestalla Barcelona ditahan imbang 1-1- Valencia. Paling mengejutkan kala mereka menjamu Celta Vigo di Camp Nou di pekan ke-14. Barcelona yang diunggulkan bisa meraih kemenangan, justru ditahan imbang Celta Vigo 2-2.

Setelah gagal meraih kemenangan dalam dua pertandingan beruntun, Barcelona bangkit dan kembali meraih kemenangan demi kemenangan dalam tiga laga terakhir sebelum putaran pertama berakhir. Paling berkesan dari tiga kemenangan beruntun Barcelona di akhir putaran pertama, saat mereka mengandaskan Real Madrid tiga gol tanpa balas dalam laga EL Clasico yang berlangsung di Santiago Bernabeu, Sabtu (23/12).

Kemenangan di El Clasico tidak hanya mengokohkan posisi Barcelona di puncak klasemen sementara putaran pertama La Liga, lebih dari pada itu tiga poin itu juga mencatatkan berbagai rekor baru yang ditorehkan Barcelona saat menghadapi Madrid di La Liga.

Real Madrid Terpuruk

Berbeda dengan Barcelona yang impresif selama putaran pertama, kondisi sebaliknya dialami Real Madrid sebagai pemegang status juara bertahan. Saat ini Los Blancos menduduki posisi empat dengan tertinggal 14 poin dari Barcelona.

Madrid masih memiliki sisa satu pertandingan melawan Leganes, yang sebelumnya tertunda karena tampil di Piala Dunia Antarklub 2017 yang berlangsung di Uni Emirat Arab (UEA). Tapi kalau pun Madrid mengalahkan Leganes dalam pertandingan yang tertunda itu, mereka tetap tertinggal jarak poin yang cukup jauh dari Barcelona; 11 poin.

Kemenangan atas Leganes juga belum tentu membuat Madrid naik ke peringkat tiga, menggeser Valencia. Madrid tertinggal tiga angka dari Valencia yang memiliki 34 poin. Hasil tiga poin yang diraih Madrid andai mampu mengalahkan Leganes akan membuat perolehan Mereka menyamai poin Valencia.

Madrid baru bisa menggeser posisi Valencia kalau mereka mengalahkan Leganes dengan selisih skor lebih dari empat gol. Pembeda antara Madrid dan Valencia di tabel klasemen sementara La Liga adalah selisih gol, Madrid saat ini memiliki total selisih gol sebesar plus 16 sementara Valencia plus 19.

Faktor dominan yang membuat Madrid tercecer di peringkat empat La Liga musim ini adalah inkonsistensi penampilan yang mereka tunjukkan. Tim asuhan Zinedine Zidane itu banyak kehilangan poin saat menghadapi lawan yang di atas kertas seharusnya bisa mereka kalahkan. Bahkan Madrid bisa takluk 0-1 oleh Real Betis di Santiago Bernabeu dan kalah 1-2 dari tim promosi Girona di Estadi Municipal de Montilivi.

Kejamnya La Liga

Terkait performa minor Madrid di La Liga musim ini, tersiar kabar bahwa posisi Zidane berada di ujung tanduk bila tidak mampu memperbaiki performa Los Blancos musim ini. Prestasi Zidane selama menukangi Madrid sebenarnya tidak buruk-buruk amat. Pelatih berkebangsaan Prancis itu baru saja membawa Madrid meraih gelar juara Piala Dunia Antarklub, yang menjadi piala kelima Madrid selama periode 2017 ini.

Tapi masalahnya, posisi Zidane belum sepenuhnya aman dari ancaman pemecatan, meski Madrid masih berpeluang berpeluang meraih gelar di Liga Champions dan Copa del Rey. Presiden Madrid, Florentino Perez dikenal gemar memecat pelatih. Bukan tidak mungkin, Zidane terdepak dari kursi manajerial Madrid bila gagal memperbaiki performa tim asuhannya itu pada musim ini.

Sejauh ini, sudah ada lima pelatih yang kehilangan pekerjaannya di La Liga. Luis Zubeldia menjadi pelatih pertama yang dipecat pada musim ini. Ia terdepak dari kursi kepelatihan Deprtivo Alaves setelah dinilai gagal mengangkat performa tim tersebut. Selain Zubelda, ada beberapa nama seperti Fran Escriba (Villarreal), Manolo Marquez (Las Palmas), Pepe Mel (Deportivo La Coruna), dan Eduardo Berizzo (Sevilla) yang juga bernasib buruk.

Dari lima pelatih yang kehilangan pekerjaannya di La Liga, nasib Eduardo Berizzo yang paling nahas. Ia dipecat beberapa hari setelah menjalani operasi kanker prostat.

Berizzo sebenarnya mampu membawa Sevilla menempati posisi lima di klasemen sementara La liga dan lolos ke 16 besar Liga Champions. Tapi serentetan hasil buruk yang dialami Sevilla dalam empat pekan terakhir La Liga membuat dewan direksi Sevilla was-was dan akhirnya memutuskan mengakhiri kerjasama dengan Berizzo sebelum kompetisi musim ini berakhir.

Foto: Twitter Barcelona

Komentar