Lyon dan Kemenangan-kemenangan Penting Liga Kecil

Cerita

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lyon dan Kemenangan-kemenangan Penting Liga Kecil

Putaran pertama Ligue 1 musim 2017/18 masih menyisakan satu pertandingan. Olympique Lyonnais sudah memastikan diri menghabiskan jeda musim dingin di peringkat ketiga berkat kemenangan penting melawan pesaing terdekat, Olympique de Marseille. Kurang dari dua bulan lalu, Lyon masih berada di peringkat kedelapan – peringkat terendah mereka musim ini.

Lyon memulai musim 2017/18 dengan kemenangan empat gol tanpa balas melawan RC Strasbourg Alsace. Kemenangan tersebut langsung membawa Les Gones menempati peringkat pertama. Kemenangan tandang atas Stade Rennais (2-1) memperkuat posisi Lyon di puncak klasemen.

Di pekan ketiga, Lyon menjamu Girondins de Bordeaux. Pertandingan berakhir imbang 3-3. Kehilangan dua poin pertama membawa Lyon jatuh ke peringkat keempat. Pekan berikutnya, hasil imbang tanpa gol di kandang FC Nantes membuat Lyon tak beranjak.

Satu peringkat Lyon naik di pekan berikutnya, setelah menang kandang 2-1 atas En Avant de Guingamp. Namun kekalahan dua gol tanpa balas di kandang Paris Saint-Germain pada pekan keenam membuat Lyon terlempar dari zona Eropa.

Berikutnya untuk Lyon adalah pertandingan kandang melawan Dijon FCO. Hasil imbang 3-3 membawa Lyon kembali turun peringkat: dari kelima menjadi ketujuh. Pertandingan melawan SCO Angers pada pekan kedelapan berakhir dengan kedudukan yang sama, dan Lyon kembali turun satu peringkat.

Dari peringkat kedelapan, Lyon bertindak sebagai tuan rumah untuk juara bertahan. Tak hanya itu, AS Monaco selaku tim tamu pun datang dari posisi terhormat, peringkat kedua. Lyon menang tiga gol berbalas dua, dan dimulailah rangkaian sepuluh pertandingan di mana Lyon hanya kehilangan lima poin.

Berbekal kemenangan atas Monaco, Lyon bertandang ke ES Troyes AC. Di Stade de l’Aube, Lyon menang lima gol tanpa balas. Menang dengan nirbobol berlanjut ke empat pekan setelahnya.

Melawan FC Metz, Lyon mencetak dua gol. Bertandang ke AS Saint-Étienne untuk Derby Rhône-Alpes, Lyon menang lima gol tanpa balas. Pertandingan melawan HSC Montpellier di pekan ke-13 berakhir imbang tanpa gol. Produktivitas Lyon kembali saat bertandang ke OGC Nice di pekan berikutnya: lima gol tanpa balas. Lyon naik ke peringkat kedua.

Kejutan terjadi di pekan ke-15. Lyon, menjamu Lille OSC yang saat itu menduduki peringkat ke-19, kalah 1-2 sehingga turun ke peringkat ketiga. Dua kemenangan dengan skor 2-1 di dua pekan berikutnya, atas SM Caen dan SC Amiens, membawa Lyon kembali naik ke (dan bertahan di) peringkat kedua.

Setelah 17 pertandingan, Lyon berhasil mengumpulkan 35 poin. Namun begitu juga dengan Monaco di peringkat ketiga dan Marseille di peringkat keempat. Pembeda ketiganya hanya selisih gol: Lyon +23, Monaco +22, dan Marseille +16. Dengan keadaan yang demikian, pertandingan melawan Marseille di pekan ke-18 menjadi sangat penting.

Marseille berangkat ke Lyon dengan catatan tanpa kekalahan dalam 12 pertandingan terakhirnya di Ligue 1. Namun catatan positif itu juga diiringi catatan yang kurang menyenangkan: Marseille sudah satu dekade tidak pernah menang di Lyon. Yang berlanjut, pada akhirnya, adalah catatan kedua.

Enam menit pertandingan berjalan, Lyon sudah unggul. Pelanggaran André-Frank Zambo Anguissa (handsball) membuat wasit utama Benoît Bastien memberi tendangan bebas untuk Lyon. Nabil Fekir maju sebagai eksekutor. Sepakannya mengarah ke Steve Mandanda, namun bola lepas dari pelukan sang penjaga gawang dan masuk ke gawang Marseille.

Dua menit babak kedua berjalan, Lyon mendapat tembakan tepat sasarannya yang kedua di pertandingan ini. Bola kembali masuk ke gawang Marseille, namun Kenny Tete menyepaknya dalam posisi offside.

Barulah pada menit ke-51, gol kedua Lyon benar-benar tercipta. Mariano Diaz meneruskan umpan Maxwel Cornet untuk menggandakan keunggulan Lyon sekaligus mencetak golnya yang ke-13 musim ini.

Statistik pertandingan mencatat, Lyon hanya memiliki penguasaan bola sebanyak 44 persen. Tembakan yang dilepas para pemain Lyon pun lebih sedikit dari Marseille, delapan berbanding sembilan belas. Namun Lyon mencetak dua gol sementara Marseille tidak, dan itu yang paling penting.

Berkat kemenangan tersebut Lyon membuka keunggulan tiga poin dari Marseille sekaligus terus menempel ketat Monaco. Ketiganya terlibat persaingan langsung dalam liga kecil mereka sendiri, sehingga saling mengalahkan adalah keharusan.

Monaco menempati peringkat paling tinggi di antara ketiganya dengan 38 poin dan selisih gol +26; Lyon tepat di belakang Monaco dengan 38 poin dan selisih gol +25. Marseille di peringkat ketiga dengan 35 poin. Klub terdekat di bawah ketiganya adalah Nantes, lima poin tertinggal dari Marseille. Di atas ketiganya, PSG dengan koleksi 47 poin terlalu jauh untuk dikejar.

Komentar