Isaka Cernak: Calon Suksesor Rohit Chand di Lini Tengah Persija

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Isaka Cernak: Calon Suksesor Rohit Chand di Lini Tengah Persija

Persija Jakarta menunjukkan pergerakan aktif di bursa transfer menuju Liga 1 Indonesia 2018. Setelah mendapatkan Asri Akbar, Arthur Bonai, Valentino Telaubun, dan Septinus Alua, klub berjuluk Macan Kemayoran itu kembali kedatangan pemain baru asal Australia, Isaka Cernak.

Saat ini Cernak sudah tiba di Indonesia, dan selambat-lambatnya pada Kamis (14/12) akan menjalani tes medis di salah satu rumah sakit di Jakarta. Pemain berusia 28 tahun itu belum dipastikan bergabung bersama Persija musim depan. Tim pelatih Macan Kemayoran akan terlebih dahulu melihat kualitasnya saat sesi latihan perdana pada 16 Desember mendatang.

Bila Cernak dianggap mumpuni menjadi bagian Persija di kompetisi Liga 1 Indonesia 2018 maka ia diproyeksikan sebagai pengatur serangan Persija musim depan. Bisa dibilang Cernak didatangkan sebagai calon pengganti Rohit Chand yang musim lalu menjadi salah satu aktor penting keberhasilan Persija menembus posisi empat besar di klasemen akhir Liga 1 2017. Pemain asal Nepal itu musim lalu tampil dalam 28 pertandingan dengan torehan 3 gol dan 4 asis.

Rohit memang memiliki kontribusi apik untuk Persija di kompetisi musim lalu, sehingga pencoretan Rohit dari skuat Persija agak mengejutkan. Namun pencoretan Rohit tentu bukan tanpa alasan, karena pastinya telah melalui berbagai proses pertimbangan dari hasil evaluasi yang dilakukan tim pelatih dan manajemen Macan Kemayoran.

Salah satu permasalahan Persija yang paling kentara pada musim lalu adalah produktivitas. Dalam 34 pertandingan yang dilakoni, Ismed Sofyan dan kawan-kawan hanya mampu mencetak total 48 gol. Torehan tersebut terbilang sebagai jumlah gol paling minim bila dibandingkan dengan kesebelasan penghuni lima besar lainnya. Bahkan jumlah gol Persija kalah dari Sriwijaya FC (50 gol) yang musim lalu finis di urutan 11 dan Persela lamongan (49 gol) yang finis di urutan 14.

Salah satu penyebab minimnya produksi gol Persija adalah kurangnya agresivitas serangan dari tengah. Pada musim lalu, Rohit yang bisa bermain di berbagai posisi berbeda diharapkan mampu menjadi pengatur serangan Persija. Namun Rohit lebih banyak bergerak melebar, sehingga peran gelandang serang lebih sering diemban oleh Ramdhani Lestaluhu, yang sebenarnya biasa bermain di sektor sayap kanan.

Melihat permasalahan kreativitas serangan yang dialami para gelandang Persija musim lalu, tak salah juga bila akhirnya manajemen dan tim pelatih mencoba melihat kemampuan Cernak, sebab ia merupakan pemain berkarakter menyerang dan berposisi sebagai gelandang serang.

Melihat gaya permainannya dari tayangan video, Cernak merupakan gelandang yang bisa menjadi penghubung serangan dari tengah ke depan. Ia pemain yang lincah karena memiliki kecepatan dan kemampuan dribel yang memungkinkannya untuk berakselerasi melewati hadangan lawan.

Cernak pun memiliki kelihaian dalam melepaskan umpan terobosan yang bisa dimanfaatkan para penyerang Persija untuk menciptakan peluang atau bahkan gol. Sekilas Cernak memang berpotensi mampu menjadi jawaban dari minimnya kreativitas serangan Persija musim lalu.

Lebih Banyak Berkarier di Bangku Cadangan

Sekilas mengenai rekam jejak Cernak, pemain keturunan Uganda pada masa mudanya di gadang-gadang sebagai salah satu pesepakbola berbakat Australia: karier juniornya dimulai Peninsula Power, kemudian berlanjut di Wetside dan Birsbane City.

Pada tahun 2004 ia masuk ke Akademi Olahraga Queensland (QAS) yang merupakan salah satu lembaga olahraga elit yang didirikan oleh Pemerintah Queensland pada 1991. Selama dua musim menimba ilmu di QAS, bakat olah bolanya semakin terasah dan tercium oleh Federasi Sepakbola Australia (FFA).

Pada 2007 ia masuk dalam program pembinaan pesepakbola berbakat yang dibentuk FFA, bernama Australian Institute of Sport Football Programme (AIS). Institusi yang berbasis di Australian Institute of Sport, di Canberra, itu dibentuk untuk menemukan dan mengembangkan bakat pesepakbola Australia.

Bakat Cernak di usia junior memang mengagumkan, selain bolak-balik masuk dalam program pembinaan pesepakbola berbakat Australia, ia juga pernah mendapatkan pengalaman bermain di level tim nasional.

Dari tahun 2007 sampai 2009 ia merupakan bagian dari timnas Australia U-20, dan berlanjut ke timnas Australia U-23 pada tahun 2010 sampai 2011. Total 25 penampilan dibukukannya selama membela timnas Australia lintas usia di ajang Internasional.

Sementara di level klub, karier profesional Cernak dimulai pada 2008. Brisbane Roar menjadi klub pertama di ranah profesional yang diperkuatnya. Saat itu Cernak masih berusia 19 tahun. Tidak banyak kesempatan bermain yang ia dapatkan. Selama dua musim membela Birsbane Roar, ia hanya tampil dalam 15 pertandingan dan mencetak satu gol.

Pada tahun 2010, Noth Queensland Fury meminangnya. Namun penampilan Cernak kurang berkembang, karena hanya 14 penampilan yang ia bukukan di klub tersebut. Masa keemasan Cernak bermain di A League datang ketika ia memperkuat Melbourne Victory pada musim 2011/2012. Meski saat itu statusnya tak lebih dari pelapis, namun kesempatan bermain yang dimilikinya terhitung lebih banyak.

Selama semusim membela Melbourne Victory, Cernak mencatatkan 14 penampilan di kompetisi domestik Australia musim 2011/2012. Melihat performanya yang cukup baik pada musim tersebut, petualangan Cernak bersama Melbourne Victory berlanjut pada musim berikutnya. Sayang, hanya setengah musim saja ia menjadi bagian dari klub berjuluk Big V itu. Pada pertengahan musim 2012/2013 ia di lepas ke Wllington Phoenix, kemudian berlabuh di Perth Glory (2013/2014), dan berakhir di Central Coast Mariners (2014/2015).

Merasa kariernya suram di kompetisi utama Australia, Cernak mencoba peruntungan dengan bergabung bersama SuperSport United yang bermain di kompetisi utama Afrika Selatan. Namun pindah ke Afrika Selatan ternyata bukan pilihan terbaik untuk menunjang kariernya. Selama semusim berkiprah di SuperSport, Cernak hanya tampil dalam delapan laga di semua ajang.

Semusim berikutnya, Cernak melancong ke Asia Tenggara dengan Thailand sebagai destinasi karier berikutnya. Cernak bergabung bersama Sisaket FC pada musim 2016/2017. Tapi kenyataan pahit kembali harus ia telan, statusnya tak lebih dari pemain lapis dua. Dari 34 pertandingan yang dilakoni Sisaket di Liga 1 Thailand, ia hanya terlibat dalam 14 penampilan dengan 13 laga dilakoni sebagai starter.

Minimnya penampilan Cernak dikabarkan karena permasalahan cedera yang menderanya. Sebab sebelum dimulainya Liga 1 Indonesia 2017, ia hampir saja merapat ke Arema FC. Namun akhirnya batal lantaran teridentifikasi dirinya mengalami cedera.

Foto: Central Coast Mariner

Komentar