Potensi Pachuca Sebagai Penantang Serius Real Madrid di Piala Dunia Antarklub

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Potensi Pachuca Sebagai Penantang Serius Real Madrid di Piala Dunia Antarklub

Al-Jazira telah memenangkan pertandingan play-off Piala Dunia Antar Klub 2017 setelah mengalahkan Auckland City dengan skor 1-0. Selanjutnya, Al-Jazira akan menantang Urawa Reds di perempat-final yang berstatus sebagai pemenang Liga Champions Asia 2017 pada 9 Desember nanti.

Pada waktu yang sama, ada kekuatan lain di babak perempat final lainnya. Kekuatan lain itu berada di dalam diri Pachuca yang akan menghadapi Wydad Cassablanca. Pachuca telah menyiapkan musim ini lebih serius dan salah satunya untuk menyambut Piala Dunia Antarklub 2017. Tiga pemain baru yang didatangkan pada bursa transfer cukup menyita perhatian besar sepakbola Zona Amerika Tengah, Utara, dan Karibia (CONCACAF).

Di antaranya adalah Angelo Sagal dan Edson Puch yang merupakan pemain andalan Tim Nasional Cile. Sementara satu perhatian lebih adalah saat Keisuke Honda didatangkan dengan status bebas transfer dari AC Milan. Diharapkan tiga pemain itu semakin menguatkan Pachuca yang juga diperkuat para pemain lain seperti Erick Gutierrez, Franco Jara, Jorge Hernandez, Raul Lopez, Oscar Murillo, Omar Gonzales, dan lainnya.

Nama-nama itulah yang membuat Pachuca bisa menjuarai Liga Champions CONCACAF 2016/2017 dan menjuarai Liga MX Clausura 2016. Maka dari itu juga kiprah Pachuca di Piala Dunia Antarklub musim ini layak ditunggu penampilannya, meskipun mereka mengalami penurunan di kompetisi domestik musim ini.

Saat ini Pachuca terlempar ke peringkat 12 klasemen akhir Liga MX Apertura. Posisi itu membuat Pachuca tidak masuk ke dalam tahap akhir Liga MX Apertura dan mereka harus menunggu Liga MX Clausura dimulai. Tapi hal itu membuat mereka memiliki waktu panjang untuk persiapan di Piala Dunia Antarklub musim ini.

Pachuca sendiri merupakan salah satu kesebelasan tertua di Benua Amerika yang didirikan pada 1901. Namun mereka sempat mengalami kepahitan karena sempat tiga kali degradasi ke divisi kedua pada 1973/1974, 1993/1994 dan terakhir pada musim 1997.

Kemudian Pachuca promosi kembali pada 1998 dan perlahan menjadi salah satu kesebelasan tersukses di Meksiko. Sebanyak enam gelar di Liga MX berhasil disabet kesebelasan berjuluk Los Tuzos itu setelah promosi. Selain Liga MX, Pachuca juga sudah mengoleksi lima gelar Liga Champions CONCACAF sejak 2002.

Pachuca didirikan oleh para penambang Compania Real del Monte y Pachuca. Mereka bekerja di Cornwal dan Devon di Inggris untuk menghasilkan perunggu. Para penambang itu sering meluangkan waktunya bermain sepakbola. Kemudian mereka mendirikan klub dan diikuti dengan berdirinya Albinegros de Orizaba, British Club, Mexico CC, Puebla AC, Reforma AC. Tapi hanya Pachuca yang bertahan sampai saat ini ketika Revolusi Meksiko ikut menghancurkan sepakbola dari 1980 sampai 1912.

Filosofi sepakbola Pachuca di bawah tangan pelatih terbaik CONCACAF 2016/2017

Diego Alonso adalah orang yang paling berjasa dalam prestasi Pachuca dalam satu tahun ke belakang. Salah satunya adalah keberhasilannya membawa Pachuca menjuarai Liga Champions CONCACAF. Padahal kompetisi itu pernah menjadi kenangan buruk bagi Alonso ketika masih menjadi pemain profesional. Kenangan buruk itu karena ia gagal membawa Pumas menjuarai Liga Champions CONCACAF 2004/2005.

Tidak cuma di Zona CONCACAF, Alonso juga mesti kalah di final Liga Champions Eropa 2000/2001 bersama Valencia. Copa Libertadores 2010/2011 juga memberikannya kegagalan di partai puncak. Andaikan Alonso bisa menjuarai salah satu turnamen itu ketika masih menjadi pemain, mungkin ia pernah merasakan berlaga di Piala Dunia Antarklub.

Maka dari itulah Alonso sangat antusias pada Piala Dunia Antarklub yang sedang berlangsung ini. Ia pun siap bekerja keras untuk memberikan kesan di UEA nanti. "Saya punya urusan yang belum selesai dengan Piala Dunia Antarklub," cetusnya seperti dikutip dari situs resmi FIFA.

Alonso mengatakan demikian karena merasa memiliki pondasi skuat yang solid. Apalagi jika mengingat rekrutan-rekrutan yang dilakukan Pachuca sejauh musim ini. Tugasnya saat ini adalah membuat para pemainnya paham dengan filosofi permainan yang diinginkan Alonso.

"Mereka (para pemain) juga harus menunjukkan kemampuan beradaptasi dalam menghadapi gaya permainan yang berbeda dari lawan yang kami dapatkan, sekaligus menjaga ciri khas sepakbola kami di dalam pikirannya. Semuanya sudah berjalan dengan sesuai rencana," bebernya.

Lalu apa filosofi sepakbola yang dimaksudkan Alonso? Ia menyukai sepakbola menyerang dan selalu memberikan tekanan tinggi kepada lawan-lawannya. Filosofi itulah yang membuatnya mendapatkan penghargaaan Coach of the Year CONCACAF 2016/2017.

"Kami sangat yakin pertahanan kami sangat bagus ketika maju ke depan (pressing), tapi kekuatan terbesar kami adalah peralihan dari bertahan ke menyerang. Apa skenario ideal kami? Selalu mendominasi permainan," paparnya.

Ketika Pachuca menjuarai Liga Champions CONCACAF 2016/2017.

Alonso semakin percaya diri karena liburnya pertandingan di kompetisi domestik membuat mereka memiliki waktu persiapan panjang menuju Piala Dunia Antarklub 2017. Salah satunya adalah kembali pulihnya beberapa pemain yang cedera dan kelelahan karena Liga MX Apertura 2017. "Kami ingin merawat mereka kembali dengan penuh kebugaran. Jadi kami akan menggebrak semua lawan ketika Piala Dunia Antarklub berlangsung," tegas Alonso.

Setelah melawan Wydad, Gremio menunggu mereka di laga semi-final pada 12 Desember nanti. Gremio sendiri memiliki skuat berbahaya dengan mayoritas pemain muda ditambah beberapa yang sudah berpengalaman. Maka Pachuca jangan terlalu berbesar kepala dan fokus mengalahkan Wydad terlebih dahulu. Jangan sampai kegagalan Pachuca pada Piala Dunia Antarklub 2010 terulang karena dikalahkan TP Mazembe yang sama seperti Wydad, yaitu berstatus wakil dari Benua Afrika.

Memang tidak dimungkiri bahwa Pachuca memiliki peluang ke final yang memungkinkannya bertanding dengan Real Madrid sebagai wakil juara Liga Champions UEFA. Alonso juga memuji Zinedine Zidane, pelatih Madrid, sebagai sosok yang substansial.

"Dia benar-benar bisa menyesuaikan dengan baik untuk posisi barunya (sebagai pelatih). Meskipun ia adalah superstar dunia ketika bermain, sejak pindah ke ruang ganti, ia sudah cukup rendah hati untuk mengambil kursi di belakang para pemain dan memungkinkan mereka mengekspresikan diri di lapangan," puji Alonso.

Persiapan dan gairah dari Alonso membuat Pachuca menjadi salah satu kesebelasan menarik di Piala Dunia Antarklub ini. Apalagi pertandingan mereka cocok untuk menonton filosofi sepakbola Meksiko yang sering menelurkan pemain kejutan. Selain itu, pertandingan Pachuca bisa menjadi obat rindu melihat Honda yang sempat terbenam. Maka bukan tanpa alasan bahwa Pachuca adalah penantang serius Madrid untuk mendapatkan gelar Piala Dunia Antarklub musim ini.

Komentar