Prioritas Sarri dan Harapan Palsu dari Guardiola

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Prioritas Sarri dan Harapan Palsu dari Guardiola

Banyak pihak yang kagum terhadap permainan dan kiprah Napoli pada musim ini. Permainan mereka indah; dan hingga akhirnya kalah dari Juventus pada giornata ke-15, Napoli dominan di Serie A.

Bahkan kekaguman juga muncul dari Josep "Pep" Guardiola, manajer Manchester City, yang dua kali menghadapi Napoli pada pertandingan grup F Liga Champions 2017/2018. Pep dan timnya memenangi kedua pertandingan tersebut dengan skor 2-1 di Manchester serta 4-2 di Napoli.

Pep benar-benar kagum hingga ia berjanji untuk membantu Napoli lolos ke fase gugur. Caranya adalah dengan memenangi dua pertandingan terakhir Grup F, melawan Feyenoord dan Shakhtar Donetsk. City sendiri sudah pasti lolos saat Pep mengutarakan janjinya.

Separuh janjinya Pep penuhi saat menumbangkan Feyenoord di matchday lima.

Shakhtar dan Napoli terlibat persaingan langsung untuk meraih peringkat kedua. Agar Napoli bisa lolos, mereka harus mengalahkan Feyenoord di matchday enam, dan di saat yang bersamaan Shakhtar harus kalah dari City. Shakhtar harus kalah, karena tambahan satu poin saja untuk Shakhtar akan membuat Napoli terlempar ke Europa League, tak peduli seberapa besar mereka menang atas Feyenoord.

Di matchday enam, Pep mengingkari janjinya dengan tidak menurunkan skuat terbaik. Selain alasan cedera (Benjamin Mendy, David Silva, dan John Stones) dan larangan bertanding (Kevin de Bruyne), Pep menyimpan para pemain kuncinya untuk pertandingan penting melawan Manchester United akhir pekan nanti.

Pep juga bereksperimen terhadap susunan pemainnya dalam formasi 3-4-2-1. Fernandinho, yang biasa dipasang sebagai gelandang bertahan, dijadikan bek tengah. Ia diapit Eliaquim Mangala yang mendadak dimainkan sejak awal pertandingan dan Tosin Adarabioyo yang diberi kesempatan menjalani debut. Posisi gelandang bertahan yang biasa dilakoni Fernandinho justru diperankan Yaya Toure. Selain debut Adarabioyo, hal yang mencolok lainnya dari susunan pemain City adalah kembali diturunkannya pemain muda bernama Philip Foden.

Bedanya, Foden dimainkan sejak pertama pada laga ini, tidak seperti pertandingan Liga Champions pekan sebelumnya yang diturunkan sebagai pemain pengganti. Bernardo Silva dan Leroy Sane menjadi gelandang serang yang menyokong Gabriel Jesus sebagai ujung tombaknya.

Sementara itu, Pep sama sekali tidak menurunkan Kyle Walker dan Raheem Sterling pada laga ini. City pun dinilai bermain buruk pada babak pertama dan turun minum ditutup dua gol tanpa balas. Dua gol Spartak yang dicetak Bernard Duarte (menit ke-26) dan Ismaily Goncalves (menit ke-32) itu baru bisa dibalas pada menit-menit akhir pertandingan lewat eksekusi penalti Sergio Aguero (menit ke-90+2). Pep menganggap kekalahan pertama City di musim ini sebagai hal yang wajar.

"(Kekalahan) ini menyakitkan, tidak pernah menyenangkan kalah di suatu pertandingan. Walau bagaimanapun, saya rasa kami perlu kekalahan, untuk para pemain, untuk klub ini," kata Pep usai pertandingan seperti dikutip dari The Guardian. Menurut Pep, kekalahan bisa membantu para pemain kembali fokus. Menjelang pertandingan penting melawan United, fokus sangat dibutuhkan.

Pep tak mampu memenuhi janjinya kepada Napoli, namun ia tak bisa sepenuhnya disalahkan, karena Napoli pun tak mampu membantu diri sendiri. Napoli kalah 1-2 melawan Feyenoord. Andai City menang pun, Napoli tetap tak akan lolos.

Melawan Feyenoord, Napoli sempat unggul melalui gol Piotr Zielinski ketika pertandingan baru berjalan dua menit. Kemudian Napoli kebobolan pada menit ke-33 melalui gol Nicolai Jorgensen. Kepastian Napoli tak lolos semakin jelas setelah Jeremiah St Juste mencetak gol kemenangan Feyenoord pada menit ke-90+1.

Napoli seolah kehilangan harapan setelah City kebobolan di pertemuan lain. Mereka juga tidak menurunkan skuat terbaiknya ketika lebih memilih memainkan Amadou Diawara yang dimainkan di lini tengah ketimbang Jorginho.

Bahkan Jorginho tidak diturunkan sama sekali pada laga ini. Memang Napoli sendiri menanggapi Liga Champions tidak terlalu serius karena lebih fokus mengejar juara Serie-A 2017/2018. Apalagi posisi kesebelasan berjuluk Partenopei itu turun ke peringkat dua pada klasemen sementara Serie-A musim ini.

"Apakah Liga Champions merupakan gangguan bagi kami (untuk mengejar scudetto Serie-A)? Akan sangat berlebihahnmengatakannya. Kami bangga menjadi bagian darinya (Liga Champions), mengingat bahwa kami sedang membicarakan persaingan terpenting di Eropa," ujar Maurizio Sarri, pelatih Napoli.

"Di benaknya para pemain secara alami juga lebih fokus di kompetisi yang memberikan mereka kesempatan lebih baik. Tapi kami tetap harus bersemangat menantang diri kami melawan yang terbaik (City)," sambungnya dalam jumpa pers sebelum menghadapi City pada putaran pertama, seperti dikutip dari Indian Express.

Pernyataan Sarri itu benar dan sudah terbukti sampai fase grup F ini berakhir. Sementara jaminan dari Pep tidak bisa dipegang sepenuhnya. Tapi yang perlu dicatat adalah sebuah pertandingan sepakbola profesional membutuhkan daya juang sangat besar.

Komentar