Garis Pertahanan Rendah Jadi Kunci Sukses Juve Tundukkan Napoli

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Garis Pertahanan Rendah Jadi Kunci Sukses Juve Tundukkan Napoli

Juventus berhasil memangkas jarak poin dengan SSC Napoli yang memuncaki klasemen sementara Serie-A 2017/2018. Gol tunggal Gonzalo Higuain membuat Juventus berhasil mengalahkan Napoli pada pertandingan dini hari tadi Waktu Indonesia di Stadion San Paolo, Sabtu (2/12). Kontribusi Higuain itu membawa Juventus ke peringkat dua klasemen sementara dengan raihan 37 poin, selisih satu poin dari Napoli.

Juventus menggunakan formasi yang berbeda pada pertandingan kali ini. Biasanya, formasi 4-2-3-1 atau 3-5-2 lebih sering digunakan kesebelasan besutan Massimiliano Allegri tersebut. Tapi pada kali ini justru formasi 4-4-1-1 yang digunakannya dan ada beberapa posisi pemain yang berubah.

Kali ini, Blaise Matuidi dijadikan sayap kiri. Sementara Kwadwo Asamoah dijadikan full-back kiri menggantikan posisi yang biasa ditempati Alex Sandro. Tapi hal itu tidak masalah bagi Asamoah karena ia beberapa kali dijadikan full-back kiri sejak masih memperkuat kesebelasan sebelumnya, Udinese.

Di sisi lain, Napoli masih menggunakan formasi 4-3-3 tanpa adanya Arkadiusz Milik dan Faouzi Ghoulam yang sama-sama menderita cedera ligamen lutut. Susunan pemain terbaik dalam skuat Napoli diturunkan oleh pelatih mereka, Maurizio Sarri, termasuk mengandalkan trio Lorenzo Insigne, Dries Mertens, dan Jose Callejon.

Kesabaran dan Kedisiplinan Pertahanan Juventus

Napoli tampil menyerang sejak pertandingan dimulai. Kecenderungan serangan mereka masih melalui sayap kiri. Tanpa adanya Ghoulam di posisi full-back kiri, Marek Hamsik yang menjadi salah satu pemain tengah saat itu bermain lebih lebar dari biasanya. Pergerakan Hamsik ditujukan untuk membantu Lorenzo Insigne.

Tidak hanya sedang menguasai bola, tanpa bola pun Napoli agresif dalam melakukan aksi bertahannya meskipun berada di lini depan atas pertahanan garis tinggi yang diinstruksikan. Kalidou Koulibaly dan Raul Albiol selaku bek tengahnya ditugaskan maju sampai setengah lapangan sehingga sepertiga pertahanan Juventus dipadatkan oleh pemain Napoli yang mencoba mencuri bola.

Napoli tidak ingin Juventus berlama-lama dengan bola dan membangun serangan dari lini belakang yang selalu menjadi senjata serangannya selama ini. Sementara Koulibaly dan Albiol lebih sabar merebut bola ketika Juventus berhasil melancarkan serangan balik.

Grafis tekel Napoli selama pertandingan. Sumber: Squawka.

Agresivitas Napoli dalam aksi bertahan itu berbeda dengan Juventus yang lebih sabar. Apalagi tingginya garis pertahanan dan tekanan Napoli membuat Juventus bermain dengan garis pertahanan yang lebih rendah. Formasi 4-4-1-1 tetap digunakan Juventus ketika sedang bertahan. Jarak antar lini pun begitu rapat sehingga Juventus beberapa kali berhasil mengintersepsi umpan-umpan terobosan lini depan Napoli.

Keunggulan jumlah pemain di lini belakang Juventus terhadap pemain Napoli terjadi ketika bola sudah masuk sepertiga pertahanan terakhir. Dries Mertens pada saat itu yang menjadi ujung tombak dengan peran false nine menjadi terkunci dan tidak bisa mengoper ketika mendapatkan bola. Setidaknya ia bisa dikelilingi tiga sampai empat pemain ketika menerima umpan dari rekannya.

Hal itulah yang membuat Napoli kesulitan masuk ke dalam kotak penalti jika mengandalkan Mertens untuk membuka ruang di pertahanan Juventus. Jika pun berhasil mendapatkan celah untuk menembak, penampilan Gianluigi Buffon pada saat itu sangat bagus selama menjaga gawang Juventus.

Total ada enam penyelamatan penting dilakukan kiper yang akan pensiun pada akhir musim ini. Buffon juga melakukan dua sapuan bersih sehingga Napoli gagal mencetak gol ketika sedang ada kemelut di depan gawang. Satu umpan silang Napoli pun sia-sia karena berhasil dipotong oleh Buffon.

Juventus Berhasil Meredam Serangan Sayap Napoli

Garis pertahanan rendah Juventus dijalani disiplin oleh lini belakangnya. Asamoah yang sering naik membantu serangan pun mampu melakukan transisi bertahan yang baik pada laga tersebut. Hal tersebut karena Asamoah bisa sedikit terbantu oleh Matuidi yang ditempatkan di sayap kiri.

Ketika serangan sisi kiri Juventus kehilangan bola, Matuidi akan memberikan tekanan pada pemain Napoli yang mendapatkan bola dan Asamoah memiliki waktu untuk kembali ke garis pertahan bersama bek lainnya. Apalagi Asamoah tahu bahwa Juventus tidak tampil agresif merebut kembali setelah kehilangan bola.

Kesabaran Juventus dalam perebutan bola terlihat ketika para pemainnya mundur ke posisi bertahan ketika dicuri Napoli. Paling hanya beberapa kali membayangi lawan seperti yang dilakukan Matuidi agar Asamoah kembali ke posnya. Setelah Asamoah kembali pun Matuidi sabar ketika merebut bola dan perlahan mundur ke posisi bertahannya.

Matuidi memiliki waktu untuk mundur ke posisi bertahannya karena Napoli yang mengutamakan penguasaan bola sehingga lebih sering diputar-putarkan kepada rekannya. Apalagi bola cenderung dialirkan ke sisi kiri karena Napoli mengandalkan serangan melalui sektor itu sehingga Matuidi dan Asamoah punya waktu lebih untuk kembali ke pos bertahannya.

Pergerakan Asamoah itu berbeda dengan yang dilakukan Mattia De Sciglio di posisi full-back kanan. Di posisi itu, De Sciglio mendapatkan tantangan terberat untuk menghadapi Napoli yang mengandalkan serangan ke area tersebut melalui Insigne, Hamsik dan Rui (Biasanya Ghoulam bukan Rui).

Tapi De Sciglio bermain disiplin pada waktu itu dengan lebih fokus bertahan. Ia jarang naik membantu serangan karena mengantisipasi serangan Napoli yang mengandalkan kombinasi Insigne, Hamsik dan Rui pada laga tersebut. De Sciglio juga mengikuti instruksi Allegri supaya tidak cepat terpancing dalam perebutan bola.

Buktinya, tidak ada satu pun upaya tekel langsung dari mantan pemain AC Milan tersebut. Namun ia berhasil memotong bola dua kali dan menahan (block) tiga kali upaya umpan silang Napoli dari area tersebut. De Sciglio juga mendapatkan bantuan bertahan dari Douglas Costa karena garis pertahanan rendah Juventus.

Bantuan dari Costa itu membuat pergerakan Rui untuk membantu serangan kepada Insigne agak sulit. Hal itulah yang membuat pergerakan Hamsik sangat melebar pada laga ini. Juventus pun semakin tenang ketika Insigne harus ditarik keluar pada menit 76 karena cedera. Maka dari itu serangan Napoli pun semakin sering dilimpahkan ke sisi kanan yang harus menghadapi Matuidi dan Asamoah.

Serangan Balik Juventus Lebih Efektif Daripada Dominasi Napoli

Meskipun kalah, garis pertahanan Napoli yang tinggi sangat membantu untuk menguasai pertandingan ini. Kesebelasan besutan Maurizio Sarri itu sampai menguasai 67 persen penguasaan bola pertandingan ini. Penguasaan bola sebesar itu juga ditopang dengan akurasi umpan sebesar 90 persen.

Naiknya Albiol ke tengah lapangan juga membuatnya mengirimkan umpan sampai 113 kali berakurasi 92,9 persen yang merupakan terbanyak pada laga tersebut. Koulibaly sebagai duetnya pun mengirimkan 85 umpan sukses pada laga tersebut. Bahkan tidak ada pemain Juventus yang mampu menyamai jumlah operan sukses yang dilakukan Koulibaly dan Albiol.

Kontribusi Koulibaly dan Albiol itu memang memudahkan Napoli menguasai bola lebih banyak bahkan sebagian besar terjadi di wilayah Juventus. Tapi naiknya dua pemain itu sampai setengah lapangan, sering dimanfaatkan Juventus untuk melancarkan serangan balik.

Perbandingan heat map antara SSC Napoli dengan Juventus. Sumber: Squawka.

Juventus pun melakukan serangan balik yang berbeda dengan lawan Napoli lainnnya. Pada umumnya, kesebelasan lain melancarkan serangan balik melalui umpan panjang. Tapi Juventus lebih memilih memakai umpan-umpan pendek cepat disertai beberapa dribble bola sambil berlari dengan cepat. Apalagi Juventus memiliki pemain-pemain yang mumpuni soal hal itu dari sosok Matuidi, Costa dan Paulo Dybala.

Gol yang dicetak Higuain pun terjadi dari serangan balik; bermula dari Costa yang menahan operan Insigne yang kemudian dibawanya ke tengah sambil berlari menggiring bola. Kemudian bola diberikan kepada Dybala yang dibawanya sampai depan kotak penalti Juventus. Sampai pada akhirnya bola diberikan kepada Higuain yang masuk ke dalam kotak penalti dan menjadi gol.

Tidak hanya soal gol, serangan balik Juventus terbukti lebih efektif pada laga ini. Kesebelasan berjuluk La Vecchia Signora (Si Nyonya Tua) itu cuma tujuh kali melepaskan percobaan tembakan dan membuahkan satu gol. Berbeda dengan Napoli yang sampai melepaskan 21 percobaan tembakan tanpa ada yang bisa menjebol kegigihan seorang Buffon.

Kesimpulan

Kesabaran adalah kunci dalam kemenangan Juventus atas Napoli. Hal itu membuat pertahanan mereka begitu disiplin jika dilihat dari transisi bertahan dan tidak terpancingnya merebut bola secara buru-buru. Faktor-faktor itulah yang membuat garis rendah pertahanan Juventus lebih unggul daripada garis tinggi yang diterapkan Napoli.

Sistem bertahan Juventus yang tetap menggunakan formasi 4-4-1-1 juga membantu mereka untuk meredam agresivitas kecenderungan sayap kiri Napoli. Ketika arah serangan ke sisi kanan pun menjadi percuma karena dari sana pun sering memaksakan umpan silang horizontal kepada Insigne di sebelah kiri.

Komentar