Disiplinnya Lini Pertahanan Juventus dan Barcelona Menjadi Faktor yang Membuat Laga Berakhir Tanpa Gol

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Disiplinnya Lini Pertahanan Juventus dan Barcelona Menjadi Faktor yang Membuat Laga Berakhir Tanpa Gol

Barcelona memastikan diri melangkah ke babak 16 besar Liga Champions musim 2017/2018 sebagai jura Grup D. Kepastian tersebut didapat setelah Blaugrana berhasil menahan imbang 0-0 Juventus di Allianz Stadium, Kamis (23/11) dini hari WIB. Tambahan satu poin dari pertandingan tersebut membuat Barcelona meraup total 11 poin dalam 5 laga yang dilakoni. Jumlah poin tersebut dipastikan takkan lagi bisa dikejar oleh semua kompetitor di Grup D.

Sementara bagi Juventus, hasil imbang yang diraih dalam laga itu memang belum membuat mereka menapak ke babak 16 besar, karena total 8 poin yang dimiliki Juventus masih bisa dikejar Sporting Lisbon yang di laga lainnya berhasil mengalahkan Olimpiakos 3-1. Hasil tersebut membuat Sporting Lisbon mengumpulkan total 7 poin.

Agar bisa lolos ke babak 16 besar Juventus wajib menang atas Olympiakos pada laga pamungkasnya di fase grup Liga Champions. Kemenangan atas Olympiakos akan membuat La Vecchia Signora mengakhiri fase grup dengan total 11 poin. Artinya, meski Sporting berhasil meraih kemenangan atas Barcelona di laga terakhirnya, posisi Juventus di peringkat dua Grup D tidak akan tergoyahkan.

Susunan Formasi

Baik Barcelona maupun Juventus dalam laga tersebut sama-sama menerapkan skema dasar 4-2-3-1. Bagi Juventus skema tersebut biasa mereka terapkan, namun berbeda halnya dengan Barcelona. Tampaknya Ernesto Valverde ingin melakukan sedikit eksperimen.

Apalagi dua pemain andalan Barcelona, Lionel Messi dan Jordi Alba yang biasanya masuk dalam starting eleven pun baru dimasukan pada babak kedua. Posisi Messi digantikan oleh Gerard Deulofeu, sementara pos Jordi Alba dihuni Lucas Digne.

Sementara Juventus, dalam pertandingan tersebut harus kehilangan Giorgio Chiellini yang beberapa jam sebelum pertandingan dikonfirmasi mengalami cedera paha. Posisi Chiellini digantikan oleh Daniel Rugani yang saling bahu membahu mengonsolidasi lini pertahanan bersama Medhi Benatia, Andrea Barzagli, dan Alex Sandro.

Selain itu Manajer Juventus, Massimiliano Allegri juga tidak menurunkan gelandang enerjik Blaise Matidi sejak awal laga. Mantan pelatih AC Milan itu lebih memilih memasangkan Mirallem Pjanic bersama Sami Khedira sebagai double pivot di sektor tengah, yang menopang pergerakan Paulo Dybala yang berdiri di belakang striker utama, Gonzalo Higuain.

Disiplinnya Pertahanan Juventus Sulitkan Barcelona

Hanya membutuhkan hasil imbang untuk lolos ke 16 besar, dan tampil tanpa Messi sejak menit pertama, Barcelona tetap tampil dengan gaya mereka, dominan menguasai permainan melalui penguasaan bola. Dalam pertandingan tersebut, Blaugrana memiliki penguasaan bola mencapai 63,6 persen.

Meski dari sisi penguasaan bola Barcelona unggul jauh dari Juventus yang hanya mencatatkan 36,4 persen penguasaan bola, namun pola penyerangan Blaugrana tampak kurang begitu efektif. Bola penguasaan Barcelona hanya berputar-putar di area lapangan tengah dan belakang. Beberapa upaya umpan yang di arahkan kepada Luis Suarez sebagai penyerang utama kerap kali dipatahkan lini pertahanan Juventus. Akibatnya Barcelona terbilang minim peluang, hanya ada sembilan tembakan yang dilepaskan, namun hanya satu yang tepat sasaran.

Gaya bertahan Juventus dalam pertandingan tersebut juga menjadi salah satu faktor yang membuat Barcelona sangat kesulitan untuk mengancam gawang Gianluigi Buffon. Gaya bertahan Juventus terbilang atraktif. Saat Barcelona mencoba mengalirkan serangan dari belakang, tiga sampai empat pemain Bianconeri pasti akan melakukan pressing ketat, bahkan hingga kotak penalti Blaugrana.

Namun saat para pemain Barcelona berhasil lepas dari tekanan tersebut, maka seluruh pemain Juventus langsung berlari dan membentuk pertahanan berlapis di area luar dan dalam kotak penalti. Tampak sembilan pemain Juventus bisa berdiri di area kotak sendiri untuk menutup celah yang bisa dimanfaatkan para penggawa Blaugara mencecar area 16 mereka.

Tak ayal, hal tersebut membuat Barcelona akhirnya kesulitan untuk mendapatkan peluang matang dari area kotak penalti Juventus. Dari total sembilan tembakan yang dilepaskan Barcelona, tujuh di antaranya dilepaskan dari luar kotak penalti.

Grafis umpan Barcelona. Sumber: Squawka

Kejelian barisan pertahanan Juventus untuk mematikan pergerakan Iniesta dan Paulinho juga patut diacungi jempol, karena dengan matinya Iniesta dan Paulinho alur serangan Barcelona jadi lebih mudah dipatahkan. Total aksi bertahan Juventus menghasilkan total 15 intersep, 22 sapuan, dan tujuh blok yang menggagalkan alur serangan Barcelona.

Selain itu, tangguhnya Alex Sandro yang diplot sebagai bek sayap kiri Juventus juga menjadi salah satu faktor lain yang membuat Barcelona begitu kesulitan untuk menembus pertahanan rapat Juventus. Jarang sekali Barcelona mencecar area kiri pertahanan Juventus. Gerrad Deulofeu yang bergerak di sektor sayap kanan penyerangan Balugrana seolah mati kutu menghadapi hadangan Sandro.

Minimnya suport dari Nelson Semedo juga membuat alur serangan Barcelona dari sektor sayap kanan terbilang minim. Semedo lebih fokus mengawal pertahanan, karena duel Sandro dan Douglas Costa yang terus mencecar area kanan pertahanan Barcelona yang dikawal Semedo.

Pada babak kedua, Valverde akhirnya memasukan Messi untuk menambah daya gedor. Messi masuk menggantikan Deulofeu pada menit 56. Namun masuknya Messi juga tidak terlalu berpengaruh banyak, karena ketatnya pengawalan yang diberikan para pemain Juventus kepada Kapten timnas Argentina itu. Saat Messi menguasai bola, maka akan ada dua pemain Juventus yang bersiap menghadang lajunya.

Grafis heat maps. Sumber: Squawka

Juventus Lebih Mengandalkan Serangan Balik

Sementara Juventus yang sebenarnya sangat membutuhkan tiga poin untuk memuluskan langkah ke 16 besar, di luar dugaan tampil lebih hati-hati, mereka enggan melakukan sedikitpun kesalahan yang bisa dimanfaatkan Barcelona untuk menciptakan peluang atau bahkan gol. Bisa dibilang, Juventus lebih fokus untuk mengamankan area pertahanan sendiri.

Pola serangan Juventus lebih banyak mengandalkan serangan balik cepat dengan sektor sayap kiri yang dihuni Sandro dan Costa sebagai poros utama serangan mereka. Melalui data statistik yang dihimpun dari situs Who Scored, 42 persen serangan Juventus diarahkan dari sektor kiri penyerangan.

Selain Sandro dan Costa, Paulo Dybala juga tampil dominan dalam pola penyerang Juventus. Terlihat, saat akan melancarkan serangan balik, bola hampir selalu diarahkan kepada Dybala yang diharapkan bisa mendobrak lini pertahanan Barcelona melalui kecepatan dan akurasi umpan yang dimilikinya.

Dybala tercatat memiliki 63 sentuhan, yang tercatat sebagai sentuhan terbanyak yang dilakukan oleh para pemain Juventus lainnya. Selain itu ada total empat tembakan tepat sasaran yang dilepaskan pemain asal Argentina itu, namun ketangguhan Marc Andre Ter Stegen di bawah mistar gawang Barcelona menjadi salah satu faktor sulitnya Juventus memecah kebuntuan.

Grafis heat maps Juventus. Sumber: Squawka

Dalam pertandingan tersebut, sebenarnya bukan hanya lini pertahanan Juventus saja yang tampil solid, sektor belakang Barcelona yang dikomandoi Gerard Pique juga terlihat disiplin. Barcelona menerapkan garis pertahanan tinggi. Mereka tak segan untuk melancarkan pressing agresif sejak pertahanan Bianconeri.

Pressing agresif Barcelona sangat menyulitkan Juventus untuk membangun serangan, bahkan beberapa kali para pemain Barcelona berhasil mencuri bola dari kaki pemain Juventus yang panik mendapatkan pressing ketat para penggawa Blaugrana. Selain itu, saat para pemain Juventus berhasil mendekat ke area kotak penalti tekel agresif dan sapuan pun tak segan dilakukan Pique dan kawan-kawan.

Menjelang pertandingan berakhir, Barcelona mengubah cara bertahannya. Pressing ketat yang diterapkan sejak awal laga perlahan mulai mengendur. Pique dan kawan-kawan tampak lebih condong mendisiplinkan diri untuk menjaga area kotak penalti sendiri. Hal tersebut tentu membuat Juventus semakin liar melancarkan serangan. Namun tidak ada satu pun gol yang berhasil dicetak hingga laga berakhir dengan skor imbang 0-0.

Kesimpulan

Tampil disiplinnya pertahanan Juventus dan Barcelona menjadi faktor tidak ada satu pun gol yang tercipta di laga tersebut. Selain itu tidak bekerja kedua lini sayap dari Juventus dan Barcelona juga menjadi salah satu faktor lain. Bianconeri lebih banyak mengandalkan pergerakan Sandro dan Costa di sektor kiri penyerangannya untuk mencecar pertahanan Barcelona, hal yang tak jauh berbeda juga dialami Barcelona karena dari data statistik juga terlihat bahwa 48 persen alur serangan Blaugrana diarahkan dari sektor kiri.

Komentar