Pengaturan Skor di Thailand, 5 Pemain Divisi Teratas Terancam Hukuman Penjara

Berita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Pengaturan Skor di Thailand, 5 Pemain Divisi Teratas Terancam Hukuman Penjara

Kasus pengaturan skor tengah mengguncang sepakbola Thailand. Pada Selasa (21/11) kemarin, Federasi Sepakbola Thailand (FAT) dan jajaran Kepolisian negara Gajah Putih itu melakukan konferensi pers terkait penangkapan 12 orang yang terlibat dalam pengaturan skor di empat pertandingan Liga 1 Thailand 2017 yang berlangsung pada bulan Juli (satu pertandingan) dan September 2017 (tiga pertandingan) lalu.

Dari 12 orang yang berhasil diciduk, delapan di antaranya merupakan pelakon aktif sepakbola Thailand. Dari jumlah tersebut, lima orang tercatat sebagai pesepakbola yang merupakan empat pemain Navy FC, yaitu Suttipong Laoporn, Narong Wongthongkum, Suvithaya Numsinlark, dan Seksan Chaothonglang. Sementara satu pemain lain adalah penjaga gawang Nakhon Ratchasima, Veera Kerdputsa.

Dua orang lain yang tertangkap merupakan wasit aktif di kompetisi utama sepakbola Thailand bernama Poomirin Kumruen dan Teerajit Sithisuk, mirisnya Poomirin merupakan wasit berlisensi FIFA. Satu tokoh lainnya adalah Cherdsak Boonchu yang tak lain merupakan bos dari klub Sisaket.

Terungkapnya kasus pengaturan skor dalam empat pertandingan Liga Thailand yang melibatkan ke-12 tersangka itu berawal dari kecurigaan yang terjadi dalam pertandingan yang melibatkan Nakhon Ratchasima, kesebelasan yang juga diperkuat oleh bek naturalisasi Indonesia, Victor Igbonefo.

Dilansir dari Fox Sports Asia, diduga bahwa semua pesepakbola yang terlibat dalam kasus tersebut menerima suap untuk memengaruhi hasil pertandingan. Diduga kelima pesepakbola yang terciduk menerima uang sebesar 6.100 dolar Amerika Serikat.

Namun ke-12 tersangka saat ini sudah dilepaskan kembali dengan jaminan. Kendati demikian bukan berarti mereka sepenuhnya lolos dari jeratan hukum, lantaran proses pemeriksaan masih berlanjut. Bila dalam hasil pemeriksaan lanjutan ke-12 orang yang diduga terlibat dalam pengaturan skor itu terbukti terlibat, maka mereka terancam kurungan penjara selama lima tahun dan denda sebesar 500 ribu Baht.

Kepolisian Thailand bersama dengan FAT akan terus melakukan pengembangan terhadap kasus ini. Mereka mencurigai bahwa kasus pengaturan skor di sepakbola Thailand melibatkan kelompok yang besar. Sehingga mereka akan terus melakukan pemeriksaan dan tidak menutup kemungkinan bertambahnya jumlah tersangka.

"FAT dan Polisi Kerajaan Thailand memiliki bukti untuk menjerat mereka semua yang terlibat. Kami mencoba melakukan yang terbaik untuk memecahkan masalah ini dan mengakhiri kasus pengaturan pertandingan di kompetisi domestik. Saya pikir hal-hal yang kita lakukan bisa menghentikan pengaturan pertandingan untuk sebagian besar,” kata Presiden FAT, Somyot Poompunmuang, seperti dilansir dari Bangkok Post.

Sementara, Presiden klub Nakhon, Tewan Liptapanlop, mengungkapkan bahwa dirinya bersama seluruh jajaran tim akan bersikap tegas terhadap Veera yang tersangkut masalah tersebut. Klub akan mengakhiri kontrak Veera dan sedang berdiskusi lebih lanjut untuk melakukan tuntutan hukum kepada penjaga gawangnya itu.

"Tim akan berkonsultasi dengan pengacara tentang pengajuan tuntutan hukum perdata dan pidana terhadapnya, karena ini telah merusak klub," tegasnya.

Liga 1 Thailand 2017 telah berakhir dengan memunculkan Buriram United sebagai jawara. Sementara Nakhon Ratchisama duduk diperingkat 12, menyusul Navy di posisi 13, dan Sisaket yang dipastikan terdegradasi karena duduk di posisi 17 klasemen akhir Liga 1 Thailand.

Dukungan Penuh AFC

Tindakan tegas FAT dan Kepolisian Kerajaan Thailand mendapat apresiasi dan dukungan penuh dari banyak pihak. Salah satunya adalah Shaikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa yang merupakan Presiden Federasi Sepakbola Asia, AFC. Shaikh Salman juga memuji tindakan tegas FAT dan berharap agar Thailand bisa mengusut tuntas dan menghukum seberat mungkin pelaku pengaturan pertandingan di kompetisi domestiknya.

"Federasi Thailand, dengan tindakannya baru-barui ini, telah mengirimkan sinyal kepada seluruh elemen kriminal (pelaku pengaturan skor) bahwa tindakan mereka akan mendapat perlawanan penuh," katanya seperti dilansir dari halaman resmi AFC.

AFC telah bertekad untuk tidak memberikan sedikit pun toleransi kepada mereka yang terlibat dalam tindakan pengaturan skor dalam lingkup sepakbola Asia. Sheikh Salman melanjutkan bahwa dengan keberanian dan tindakan tegas FAT, ia dan AFC semakin percaya diri untuk bisa memberantas kasus pengaturan skor di sepakbola Asia.

"Saya mengucapkan selamat kepada FAT karena telah mengambil sikap tegas melawan ancaman pengaturan pertandingan dan itu membuat saya lebih percaya diri ketimbang sebelumnya. Itu membuktikan bahwa dedikasi dan upaya bersama penegak hukum dapat menghentikan hal semacam ini,” sambungnya.

Sheikh Salman melanjutkan bahwa pihaknya akan berdiri berdampingan bersama FAT untuk memberantas pengaturan skor di sepakbola Thailand. "Saya menjamin FA Thailand mendapat dukungan penuh AFC dalam perjuangan untuk melindungi integritas sepak bola," tandasnya.

Foto: FIFA

Komentar