Lukaku, Mkhitaryan, Matic, Semuanya Butuh Pogba...

Analisis

by Redaksi 43

Redaksi 43

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Lukaku, Mkhitaryan, Matic, Semuanya Butuh Pogba...

Bersama Paul Pogba, Manchester United lebih sering kehilangan bola. Dalam empat pekan pertama Premier League musim ini, United 13,75 kali kehilangan bola per pertandingan. Tanpa Pogba, dalam tujuh pekan terakhir, rataan jumlah kehilangan bola United per pertandingan adalah 9,85 kali.

Statistik tersebut tidak serta merta berarti United lebih baik tanpa Pogba. Bersama Pogba, MU lebih baik. Kehadiran Pogba membuat United lebih berani mengambil risiko. Bersama Pogba, rataan jumlah sentuhan United di kotak penalti lawan lebbih banyak ketimbang tanpa Pogba. Akurasi umpan sepertiga akhir United bersama Pogba pun lebih baik ketimbang tanpa Pogba.

Hasil akhir pertandingan-pertandingan United sebelum Pogba cedera lebih baik ketimbang setelah Pogba cedera. Dalam empat pertandingan bersama Pogba, United mengumpulkan sepuluh poin dalam empat pertandingan (2,5 poin per pertandingan). Tanpa Pogba, United hanya mampu mengumpulkan 13 poin dalam tujuh pertandingan (1,86 poin per pertandingan).

“Risiko sepakbola memang begini,” kata Jose Mourinho, manajer Manchester United, ketika dimintai keterangan mengenai cedera Pogba (12/9). “Para pemain menghadapi risiko cedera, menghadapi risiko larangan bertanding. Kami tidak menangisi cedera. Jadi jika Paul tidak bisa bermain pada Minggu, kami masih punya Herrera, kami masih punya Carrick, kami masih punya Fellaini, dan kami masih punya Matic.”

Benar United masih punya banyak gelandang untuk mengisi kekosongan yang diciptakan cedera Pogba, namun mereka terbukti tidak mampu mengisi kekosongan itu dengan baik. Malah, para pemain United bermain lebih payah tanpa Pogba.

Benarkah Man United sangat kehilangan seorang Paul Pogba? Nantikan analisis lengkapnya di PanditFootball.com

A post shared by PanditFootball.com (@panditfootball) on

Romelu Lukaku, misalnya. Ia lebih banyak mendapat peluang ketika Pogba bermain. Bersama Pogba, Lukaku mencetak empat gol dalam empat pertandingan. Tanpa Pogba, Lukaku hanya mampu mencetak tiga gol dalam tiga pertandingan – penyerang utama United tersebut absen mencetak gol dalam empat pertandingan terakhir.

Henrikh Mkhitaryan seharusnya bisa menjadi kreator utama peluang-peluang United selama Pogba absen. Nyatanya, Mkhitaryan juga terpengaruh ketidakhadiran Pogba. Mkhitaryan mampu membuat satu peluang setiap 22 menit bersama Pogba. Tanpa Pogba, ia hanya mampu membuat satu peluang per 58 menit.

Keberadaan Pogba membuat Mkhitaryan lebih terlibat dalam permainan. Bersama Pogba, Mkhitaryan satu kali menyentuh bola setiap 1,2 menit; tanpa Pogba, satu kali setiap 1,4 menit. Bersama Pogba Mkhitaryan menerima umpan setiap 1,7 menit; tanpa Pogba, hanya satu per 2,1 menit. Persentase keberhasilan dribel Mkhitaryan juga menurun selama Pogba absen.

Yang paling terpengaruh oleh absennya Pogba, walau demikian, adalah Nemanja Matic, karena Pogba dan Matic saling melengkapi. Tanpa Pogba, Matic dipaksa bekerja lebih keras.

Persentase umpan Matic bersama dan tanpa Pogba memang tidak begitu mencolok (89% berbanding 85%; khusus di sepertiga akhir, 88% berbanding 82%). Namun kemenangan duel udara Matic jauh menurun ketika Pogba absen. Begitu juga dengan rataan jumlah tekelnya: Matic memenangi 2,5 tekel per pertandingan bersama Pogba; tanpa Pogba, hanya 1,28 tekel per pertandingan.

Kemampuan Pogba, yang sempat menjadi pemain termahal dunia, memang begitu penting bagi skema permainan Mourinho. Gelandang asal Prancis ini menjadi pemain dengan rerata tembakan tertinggi di MU dan tertinggi kedua di Liga Primer dengan 4,3 kali per laga. Hanya Harry Kane yang punya angka lebih tinggi dari Pogba perihal ini (5,9 tembakan per laga, tak heran jadi andalan para manajer FPL). Dari empat laga, Pogba menyumbang dua gol.

Pogba juga punya rataan empat dribel per laga, angka tertinggi di MU. Saingannya adalah Marcus Rashford yang memiliki angka 3,9 dribel per laga. Tapi yang perlu menjadi catatan, keberhasilan dribel Pogba mencapai 3,3 kali per laga, sementara Rashford hanya 1,7 kali per laga.

Satu hal lagi, Pogba mengoleksi dua asis dari empat kali tampil. Tak heran karena ia jadi pemain dengan rataan umpan kunci tertinggi; 2,3 kali per laga. Sebelumnya jumlah tersebut dilampaui Mkhitaryan. Tapi seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, Miki kini kurang bisa berkreasi. Wajar Lukaku kini tak punya banyak peluang sebanyak ketika ia dimanjakan Pogba.

Dengan MU yang mengandalkan counter attack, maka cukup terlihat jelas peran penting Pogba. Mantan gelandang Juventus ini punya dribel yang bisa mengacaukan sistem pertahanan lawan, umpan jauh akurat yang mengubah situasi dari sedang diserang menjadi berpeluang mencetak gol (transisi bertahan ke menyerang), dan tendangan-tendangannya bisa menjadi alternatif kebuntuan United (selain mengandalkan Fellaini).

Bersama Pogba, seolah ada jaminan MU akan tampil jauh lebih baik. Tampaknya, solusi United terhadap absennya Pogba adalah kembalinya sang pemain sendiri.

Komentar