Beban Berat Ajax Amsterdam dan Maroko di Pundak Hakim Ziyech

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Beban Berat Ajax Amsterdam dan Maroko di Pundak Hakim Ziyech

Memiliki bakat besar, berusia muda namun diiringi kedewasaan mental, melengkapi permainan Hakim Ziyech. Ia merupakan playmaker berkecepatan tinggi disertai umpan akurat yang dimiliki kesebelasan raksasa Belanda, Ajax Amsterdam.

Ajax beruntung bisa merekrut Ziyech dari FC Twente pada bursa transfer musim panas 2016 setelah mengalahkan persaingan dari Arsenal, Everton dan West Ham United. Padahal merumput di kompetisi selain Eredivisie Belanda selalu menjadi keinginannya. Rupanya, Ziyech berambisi untuk mendapatkan gelar Eredivisie terlebih dahulu sebelum pindah ke liga lain.

"Setelah berkonsultasi dengan keluarga dan agen saya, saya mendapatkan kesimpulan bahwa melangkah ke klub papan atas Belanda adalah yang terbaik untuk saya. Pertama, saya ingin menjadi juara di Belanda. Di Ajax saya bisa melakukan itu. Saya sangat bangga telah melakukan kepindahan ini," ungkapnya seperti dikutip dari ESPN FC.

Sebelumnya, Ziyech merupakan otak kreatif serangan Twente. Total, ia mencetak 30 gol dan 26 asis dari 68 penampilan bersama kesebelasan tersebut di Eredivisie. Maka bukan tanpa alasan jika Ziyech langsung menjadi gelandang andalan Ajax dan musim perdananya diturunkan 28 kali sebagai pemain inti dalam mengarungi Eredivisie 2016/2017. Tujuh gol dan 11 asis ia ciptakan untuk kesebelasan berjuluk de Godenzonen (Anak dari Tuhan) tersebut. Namun kontribusinya masih belum sanggup mengantarkan Ajax menjuarai Eredivisie musim lalu karena kalah satu poin dari Feyenoord Rotterdam di klasemen akhir.

Di sisi lain, hubungannya dengan Tim Nasional (timnas) Maroko justru mengalami intrik dengan pelatihnya, Herve Renard. Ziyech sempat menolak panggilan Maroko ketika menghadapi Belanda dan Kamerun pada jeda internasional awal Juni lalu. Padahal Renard sudah mengalah dan pada akhirnya menganggap Ziyech layak dipanggil Maroko.

"Jika Anda berharap untuk tahu mengapa dia (Ziyech) tidak ingin bekerja dengan saya, Anda harus bertanya kepadanya lebih dekat. Saya tidak ingin berbicara tentang ini di media. Saya menghormati keputusan Hakim (Ziyech) untuk menolak panggilan, tapi saya yakin dia membuat sebuah kesalahan besar," imbuh Renard seperti dikutip dari BBC.

Di duga bahwa Ziyech kesal karena sempat tidak dipanggil pada periode November 2016 sampai Mei lalu yang membuatnya melewatkan Piala Afrika 2017. "Selama Herve Renard ada di sana, kepala saya akan berada di tempat lain. Dia bertanggung jawab untuk memilih pemain pilihannya dan saya menerimanya. Saya tahu bahwa pelatih biasanya tidak bertahan lama. Saya akan menunggunya dengan tenang," kata Ziyech.

Pemain 24 tahun itu baru bersedia kembali dipanggil Maroko saat jeda internasional awal September lalu. Ziyech pun langsung mencetak dua gol ke gawang Mali saat kembali memperkuat Maroko pada pertandingan Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia Zona Afrika saat itu.

Nyatanya tenaga Ziyech memang dibutuhkan Maroko untuk lolos ke Piala Dunia 2018. Saat ini Maroko masih belum pasti lolos ke Piala Dunia kendati memuncaki klasemen grup C kualifikasi zona Afrika. Mereka hanya unggul satu angka dari Pantai Gading di peringkat kedua dengan raihan sembilan poin.

Maka dari itu pertandingan melawan Pantai Gading pada 12 November nanti akan menentukan, Maroko tidak boleh kalah agar bisa lolos. Target tersebut tentunya menambah beban Ziyech yang sedang berkonsentrasi memberikan gelar Eredivisie untuk Ajax musim ini. Apalagi jika mengingat perannya untuk serangan Ajax sangat penting.

Ziyech merupakan pemain paling banyak yang melepaskan umpan kunci di Eredivisie sejauh musim ini. Total, ia melepaskan 32 umpan kunci. Mengalahkan Gaston Pereiro (PSV Eindhoven: 25), Younes Namli (Zwolle: 22) dan Zakaria Labyad (FC Utrecht: 22).

Selain itu, Ziyech juga sudah menyumbangkan lima asis dan tiga gol dari sembilan pertandingannya bersama Ajax di Eredivisie 2017/2018. Kontribusinya itu membawa Ajax berada di peringkat dua klasemen sementara Eridivisie 2017/2018.

Tapi belum juga tujuannya untuk membawa Ajax juara tercapai, Ziyech sudah mendapatkan godaan hebat dari Swansea City. Pada bursa transfer musim panas lalu pun ia terus didekati kesebelasan dari Liga Primer Inggris lainnya, yaitu Newcastle United. Rencananya, Ziyech akan diupayakan Swansea pada bursa transfer Januari 2018 nanti.

Saat ini mereka berada di peringkat 15 klasemen sementara Liga Primer Inggris 2017/2018. Swansea baru mencetak enam gol dalam sembilan pertandingan Liga Primer Inggris musim ini. Jumlah gol itu sama dengan yang dilakukan AFC Bournemouth yang menempati peringkat 19 klasemen sementara.

Rataan gol per laga Swansea cuma mencapai 0,7 di setiap pertandingannya. Bahkan hanya 8 tembakan tepat sasaran per laga yang sanggup dilakukan Swansea. Pemain yang paling banyak melepaskan umpan kunci adalah Tom Carroll, yaitu sejumlah 14 kali. Tentu jumlah itu masih kalah dari Ziyech, apalagi dari Gylfi Sigurdsson yang musim lalu merupakan pelepas umpan kunci tersering Swansea sebanyak 59 kali sudah hengkang.

Maka dari itu Ziyech diharapkan bisa menggantikan kekosongan yang ditinggalkan Sigurdsson yang pindah ke Everton pada bursa transfer musim panas lalu. Tapi Swansea akan sulit menggodanya karena Ziyech masih belum berhasil membawa Ajax menjuarai Eredivisie.

Cara Hakim Ziyech Menjadi Pengirim Umpan Kunci Terbanyak Eredivisie 2017/2018 Sejauh ini.

Ziyech memiliki banyak tekanan di pundaknya, baik dari Ajax maupun Maroko. Pemain bernomor punggung 10 di Ajax itu adalah kunci sukses klub maupun negaranya. Ziyech adalah kunci permainan untuk membangun serangan yang terampil. Jika dilihat dari build-up serangan Ajax, ia sering menjadi orang terakhir yang meluncurkan bola ke sepertiga pertahanan lawan.

Pemain jebolan SC Heenrenveen itu mampu melepaskan 3,3 umpan jauh tepat sasaran di setiap pertandingannya. Ketika menemukan ruang terbuka (terutama di sisi lapangan), ia akan bersiap untuk mengirimkan umpan panjang dari tengah melalui kaki kirinya.

Kontribusinya itu memudahkan kinerja rekan-rekannya yang berposisi sayap di sektor tengah maupun belakang. Ziyech tidak hanya melepaskan umpan panjang untuk memperlebar permainan, aliran bolanya melalui jalur tengah juga berbahaya. Umpan jauh ke arah tengah diharapkan bisa dimenangkan oleh duel udara Klaas-Jan Huntelaar. Total, penyerang andalan Ajax musim ini mampu memenangkan 1,4 duel udara di setiap laganya.

Tidak hanya operan jauh melambung, umpan terobosan yang memanfaatkan celah bek lawan juga merupakan senjata andalan Ziyech. Umpan jauh juga tidak dilakukannya dari tengah saja, pergerakannya yang melebar saat bermain sering memancing struktur pertahanan lawan kepadanya.

Setelah fokus lawan tertuju kepada pergerakannya yang melebar, Ziyech sanggup memindahkan bola melintasi lapangan untuk sampai ke sisi lain. Maka dari itu kecenderungan serangan Ajax hampir merata dari berbagai sisi. Di sebelah kiri paling besar sebanyak 37% karena posisi Ziyech di gelandang paling kiri pada formasi 4-3-3. Sementara di kecenderungan serangan dari sisi kanan sebesar 33% dan 30% dari tengah.

Pada intinya, kemampuan-kemampuan yang dimiliki Ziyech telah menjadi komponen utama kesuksesan Ajax untuk menciptakan banyak peluang mencetak gol. Pada musim ini Ajax menjadi kesebelasan yang paling banyak melepaskan tembakan tepat sasaran ke gawang lawan.

Ajax melepaskan 22 percobaan tembakan ke arah gawang di setiap pertandingannya yang mengalahkan PSV Eindhoven dengan upaya 20,9 perlaga. Padahal posisi Ajax di klasemen sementara Eridivisie berada di bawah PSV yang memuncaki klasemen.

Hal menguntungkan lainnya dari Ziyech adalah menjadi alternatif lain pencetak gol kesebelasannya. Torehan tiga golnya sejauh musim ini merupakan terbanyak kedua di Ajax setelah David Neres dan Huntelaar. Jumlah gol Ziyech cuma kalah satu angka dari dua rekannya tersebut. Ia memang tidak ragu untuk melepaskan percobaan tembakan ke gawang lawan. Total, Ziyech melepaskan empat tembakan tepat sasaran ke gawang lawan di setiap pertandingannya.

Jumlah itu merupakan yang terbanyak di Ajax dalam sembilan pertandingan Eredivisie 2017/2018. Tapi tugas berat masih harus dipikul pemain yang pernah memperkuat Belanda junior ini. Hal itu karena Ajax masih tertinggal lima poin dari PSV di klasemen sementara Eredivisie dan masih belum memastikan Maroko lolos ke Piala Dunia 2018.

Sumber lain: Ajax Daily, Calcio Mercato, HITC, Morocco World News

Komentar