Upaya Lini Tengah Inter Milan untuk Hadapi Penguasaan Bola Napoli

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Upaya Lini Tengah Inter Milan untuk Hadapi Penguasaan Bola Napoli

Serie-A 2017/2018 giornata sembilan akan disuguhi pertandingan menari antara tuan rumah Napoli melawan Internazionale Milan pada dini hari nanti, Minggu (22/10). Terdapat beberapa catatan menarik pada laga nanti. Pertama, tentu saja karena Napoli adalah kesebelasan dengan penguasaan bola tertinggi di Serie-A sejauh musim ini.

Penguasaan bola mereka bisa mencapai rataan 60,2 persen di setiap pertandingannya. Dilansir dari Squawka, ada lima pemain yang membantu rataan penguasaan bola Napoli hingga setinggi itu. Yaitu Kalidou Koulibaly, Faouzi Ghoulam, Marek Hamsik, Lorenzo Insigne dan Jorginho. Lima pemain itu merupakan pemegang angka tertinggi dalam urusan mengoper bola di Serie-A musim ini. Jorginho berada di peringkat lima dengan mengirimkan 550 umpan sukses dalam enam pertandingan Serie-A.

Sementara empat pemain lainnya telah memainkan delapan laga. Kontribusi tertinggi dilakukan Koulibaly dengan mengirimkan 593 umpan sukses dari seluruh pertandingannya. Kendati bermain sebagai bek tengah, Koulibaly menjadi pemain yang lebih sering menerima operan dari Pepe Reina dari tendangan gawang. Kemudian ia yang membangun build-up serangan dari lini belakang. Tapi kecenderungannya diberikan ke sisi kiri tempat keberadaan Ghoulam, Hamsik yang bergerak melebar ke kiri dan Insigne.

Maka dari itu Ghoulam berada di peringkat kedua pengirim umpan sukses terbanyak di Serie-A sejauh ini setelah Koulibaly. Jumlah operan sukses Ghoulam mencapai 560 kali dari seluruh pertandingannya. Disusul Hamsik dengan 571 kali dan Insigne 510 kali. (Selengkapnya baca di tautan berikut: (Filosofi Penguasaan Bola Napoli dan Sayatan Sayap Kiri yang Manjakan Dries Mertens)

Serangan Internazionale Milan yang Terpusat Kepada Borja Valero dan Matias Vecino

Ketika lima posisi teratas pengumpan sukses Serie-A didominasi oleh pemain Napoli, pada 10 besar secara keseluruhan ini terdapat empat pemain Inter yang akan menjadi lawannya nanti. Di bawah Jorginho ada dua pemain Inter, yaitu Borja Valero dan Matias Vecino. Meskipun penguasaan bola Inter pelaga masih kalah dengan Napoli (Inter berada di peringkat empat di bawah Napoli, Juventus dan AC Milan), tapi tidak bisa dipunkiri bahwa kedua pemain itulah yang menjadi pusat permainan Inter dari lini tengahnya.

Velero merupakan gelandang yang didatangkan dari Fiorentina telah menjadi jenderal lapangan tengah Inter sejauh musim ini. Melalui Valero, Luciano Spalletti selaku pelatihnya berhasil menerapkan filosofi permainannya yang terpusat dari lini tengah. Dari lini tengah, kemudian dialirkan kepada sayapnya yang memiliki kecepatan tinggi. Di skuat Inter saat ini, terdapat Antonio Candreva dan Ivan Perisic yang memiliki kecepatan tinggi untuk mengejar umpan-umpan jauh Valero.

Valero dianggap mampu mengatur tempo permainan kesebelasannya dengan memiliki penguasaan yang baik dan didukung umpan pendek atau panjang seakurat mungkin. Tapi gelandang bertipikal seperti Valero membutuhkan duet yang memiliki tenaga ekstra untuk membantu mendapatkan atau mengalirkan bola. Hal itu karena ia berkemungkinan cepat kehilangan bola karena mendapatkan pressing dari gelandang lawan sebagai pengatur tempo kesebelasannya.

Ketika Geoffrey Kondogbia pergi, Inter hanya memiliki Roberto Gagliardini untuk dijadikan duetnya. Tapi Spalletti nampak masih belum puas dengan hanya memiliki Gagliardini. Akhirnya Matias Vecino pun didatangkan dari Fiorentina. Ia merupakan pemain yang mendukung Valero selama memperkuat Fiorentia dari musim. Vecino merupakan gelandang box-to-box yang terkesan flamboyan. Ia jarang buru-buru membangun serangan dengan menggiring bola dan melepaskan operan satu sama lain dengan rekannya.

Vecino terkesan lebih elegan dan sabar menahan bola kemudian melepaskan bola ke celah yang dibuat lawan. Pemain asal Spanyol itu pun rajin ikut merebut penguasaan bola dari lawan. Selain melakukan lebih dari 1, 8 tekel bersih pada musim lalu (Unggul tipsi dari Gagliardini sebanyak 1,7 tekel bersih), akurasi operan Vecino mencapai 88,2 persen yang merupakan terbanyak kedua di antara pemain inti Fiorentina setelah Valero.

Sementara akurasi operan Gagliardini sebanyak 84,8%. Diproyeksikan menjadi duet Valero pada poros ganda formasi 4-2-3-1. Tapi cederanya Marcelo Brozovic membuat Valero ditempatkan menggantikan posisinya di gelandang serang. Majunya Valero membuat Vecino berduet dengan Gagliardini. Kedatangan Vecino membuat Inter lebih seimbang ketika menyerang maupun bertahan. Keberadaannya bisa membebaskan permainan Valero yang menjadi duetnya di poros ganda, atau saat Valero ditempatkan lebih ke depan sebagai gelandang serang.

Hal itu sudah terbukti selama Marcelo Brozovic cedera yang membuat Valero dijadikan gelandang serang dalam beberapa laga. Ketika Valero bergerak melebar untuk mencari ruang untuk menerima dan mengoper bola, Vecino akan menempati area yang ditinggalkan rekannya itu. Vecino bisa menerima bola atau bertarung dengan lawan untuk mengantisipasi upaya serangan balik lawannya di sana. Gelandang asal Uruguay itu pun lebih berenergi untuk naik dan turun di lapangan.

Hal yang tidak dimiliki Valero saat ini karena usianya menua. Vecino menjadi rekan ideal bagi Valero di poros ganda maupun lebih naik menjadi gelandang serang. Apalagi mereka tidak canggung bekerja sama satu sama lain karena bersama-sama memperkuat Fiorentina dari 2015 sampai 2017. Mereka berdua pun semakin leluasa ketika memperkuat Fiorentina karena keberadaan Milan Badelj sebagai gelandang bertahan andalan kesebelasan tersebut.

Komentar