Sebentuk Dukungan dari Hertha Berlin

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Sebentuk Dukungan dari Hertha Berlin

Sepakbola, meski kita kadang tidak menginginkannya, akan selalu terkait dengan banyak hal. Universalitas dari sepakbola membuatnya menjadi tempat yang baik untuk menyampaikan pesan apapun, baik itu pesan berbau politik maupun berbau kemanusiaan. Hal ini yang tercermin dalam laga antara Hertha Berlin melawan Schalke 04.

Dalam laga antara Hertha Berlin melawan Schalke 04 yang dihelat pada Sabtu (14/10/2017) malam di Olympiastadion, Berlin, ada sebuah hal unik yang dilakukan oleh para pemain Hertha Berlin sebelum pertandingan dimulai. Sebelum laga dihelat, ke-11 pemain Hertha Berlin yang masuk ke dalam susunan starting XI melakukan gestur berlutut, sembari saling berpelukan satu sama lain. Hal ini pun menjadi sebuah perhatian tersendiri bagi para penonton yang hadir di Olympiastadion, Berlin.

Ternyata, gestur berlutut yang dilakukan oleh para pemain Hertha Berlin ini punya makna yang cukup mendalam. Gestur ini, seperti halnya gestur-gestur yang pernah muncul di tengah lapangan, memiliki maknanya sendiri.

Sebuah gestur solidaritas

Munculnya gestur berlutut sembari saling berpelukan dalam laga antara Hertha Berlin melawan Schalke 04 ini adalah sebuah bentuk solidaritas yang ditunjukkan oleh para pemain Hertha. Solidaritas ini ditunjukkan oleh Hertha bagi salah seorang pemain kulit hitam yang bermain dalam ajang NFL (American Football), Colin Kaepernick, yang menerima perilaku diskriminatif kala ia bermain di ajang NFL untuk San Francisco 49ers.

Gestur berlutut ini dilakukan oleh para pemain Hertha dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa zaman sekarang ini, masalah diskriminasi yang didasarkan kepada ras adalah masalah yang sudah seharusnya tidak ada. Dengan tindakan yang mereka lakukan ini, mereka seolah ingin menunjukkan bahwa seluruh elemen di Hertha Berlin menentang tindakan diskriminatif semacam itu.`

"Hertha BSC adalah klub yang toleran dan tidak pandang bulu. Berlin penuh dengan warna, dan kami menentang segala tindak kekerasan dan memandang indah segala perbedaan yang ada. Atas alasan ini, kami mendukung saudara atlet kami yang ada di Amerika yang terkena tindakan diskriminatif. Untuk Berlin yang lebih toleran, kini dan nanti," ujar announcer jelang laga Hertha lawan Schalke, disitat dari ESPN FC.

Bukan hanya pemain Hertha saja yang berlutut. Pelatih Pal Dardai, juga staf-staf yang berada di bench Hertha melakukan gestur yang sama. Direktur olahraga Hertha, Michael Preetz pun mengungkapkan alasan lebih jauh di balik gestur yang dikeluarkan oleh seluruh elemen klub Hertha ini.

"Kita hidup di masa ketika klub sepakbola harus memiliki nilai yang dijunjung tinggi dan merespon dengan baik kejadian yang terjadi di dunia. Saya sudah tinggal di sini selama 21 tahun, dan saya selalu menentang segala tindak diskriminatif dan rasisme yang terjadi di sepakbola."

"Kami Berlin. Berlin adalah kota yang masyarakatnya berpikiran terbuka. Itu yang kami percayai, dan kami akan menentang segala tindak diskriminatif yang terjadi. Perbedaan itu indah, dan itu yang kami suarakan," ujar Preetz.

Bukan hanya Hertha saja

Ternyata tindakan solidaritas yang dilakukan untuk mendukung Kaepernick ini tidak hanya dilakukan oleh para pemain Hertha Berlin saja. Sejak pertama kali dilakukan oleh Kaepernick pada masa pra-musim NFL 2016 silam, ketika lagu kebangsaan Amerika Serikat sedang dikumandangkan, gestur berlutut yang menjadi bentuk protes dari segala tindakan diskriminatif yang masih didapatkan oleh para atlet berkulit hitam di Amerika ini juga banyak dilakukan oleh atlet-atlet yang lain.

Selain berlutut, ada juga gestur-gestur lain yang dilakukan oleh para atlet untuk menyuarakan protes yang mereka lakukan. Ada kepal tangan (Raise a Fist) yang dilakukan oleh beberapa atlet NFL, yang juga memiliki tujuan sama dengan berlutut: sebagai bentuk protes atas tindakan diskriminatif yang kerap terjadi di Amerika Serikat.

Hal ini sendiri mengundang kemarahan dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Ia menyebut bahwa para pemain NFL yang tidak berdiri ketika lagu kebangsaan dikumandangkan harus dipecat oleh klubnya. Sontak perintah dari Trump ini mengundang kemarahan dari berbagai pihak, yang menganggap bahwa itu adalah suara dari masyarakat yang harus didengarkan.

"NFL dan segala pemain yang bermain di dalamnya adalah cara terbaik bagi kami untuk membentuk sebuah sense bernama persatuan. Komentar-komentar seperti ini (yang berbau diskriminatif) menunjukkan bahwa kurangnya respek terhadap NFL, juga kurangnya pemahaman akan NFL sebagai olahraga yang mengenalkan hal-hal baik kepada masyarakat," ujar Roger Goodell, commissioner dari NFL, disitat dari BBC.

Apa yang dilakukan oleh para pemain Hertha, dan juga Kaepernick ini kembali mengingatkan kita bahwa, dalam olahraga apapun dan dalam segi kehidupan apapun, praktik-praktik diskriminatif dan rasialisme harus dihapuskan. Manusia itu unik berdasarkan ciri khas mereka masing-masing, dan menerima ciri khas tersebut, menjadi awal yang baik untuk mengenali bahwa perbedaan itu indah.

foto: @HerthaBSC_EN

Komentar