Sergej Milinkovic-Savic: Postur Pebasket, Skill Pesepakbola

Cerita

by redaksi

Sergej Milinkovic-Savic: Postur Pebasket, Skill Pesepakbola

Sejak ditangani Simone Inzaghi, Lazio mulai bisa berbicara banyak setidaknya di Serie A Italia. Pada musim pertamanya sebagai pelatih kepala Lazio, Inzaghi berhasil mengantarkan kesebelasan berjuluk "Elang Ibu Kota" tersebut ke Liga Europa untuk musim 2017/2018. Di Serie A 2017/2018, Lazio pun masih mempertahankan tren positifnya. Saat artikel ini ditulis, mereka sedang menempati posisi empat klasemen.

Tak hanya Inzaghi, para pemain Lazio pun tentu berkontribusi besar atas menanjaknya prestasi kesebelasan asal Roma tersebut. Salah satu dari pemain yang cukup berkontribusi bagi penampilan impresifnya Lazio, yang berhasil menjuarai Super Coppa Italia 2017 dan mencapai final Coppa Italia 2016/2017, adalah Sergej Milinkovic-Savic.

Pada Serie A 2016/2017, Sergej mencatatkan 34 pertandingan dari total 38 laga Serie A. Kontribusi nyatanya adalah empat gol dan tujuh asis ia ciptakan untuk menempatkan Lazio di peringkat lima klasemen akhir. Di Coppa Italia, tiga gol ia cetak dari lima penampilan.

Sergej mungkin tidak seperti Ciro Immobile yang bergelimangan gol. Tapi perannya sebagai gelandang serang sangat krusial bagi permainan Lazio. Tubuh tinggi besarnya bisa memudahkan Lazio saat mengirimkan umpan lambung, yang kemudian bisa ia pantulkan pada Immobile.

Pada musim lalu, catatan keunggulan udara Sergej mencapai 4,4 kali per pertandingan. Jumlah tersebut merupakan yang tertinggi di Serie A, unggul dari Edin Dzeko (3,8 kali per laga) dan Federico Fazio (3,2). Apalagi empat dari total tujuh asisnya ia ciptakan lewat sundulannya.

Tak heran sebenarnya Inzaghi mengandalkan ketangguhan Sergej dalam duel udara. Gelandang asal Serbia ini punya tinggi hampir dua meter, tepatnya 198 cm. Di era saat ini, yang bermain di top liga, terbilang jarang pemain menyerang dengan tinggi hampir 198 cm. Mayoritas pemain bertinggi menjulang berposisi bek tengah atau penjaga gawang.

Jika melihat latar belakang Sergej, cukup wajar ia punya kemampuan menyerang dengan meski berpostur tinggi besar. Pemain yang kini berusia 22 tahun ini. Bakat sepakbolanya diturunkan dari sang ayah yang merupakan seorang pesepakbola pro asal Yugoslavia pada 1990 hingga 2005. Sementara postur tingginya merupakan turunan dari sang ibu yang merupakan seorang atlet basket.

Ibu Sergej, Milana Savic, bertinggi 193 cm. Sementara itu sang ayah, Nikola Milinkovic, bertinggi 192 cm. Dengan kedua orang tuanya yang merupakan atlet, Sergej pun sejak kecil bermain basket dan sepakbola. Dari kedua olahraga tersebut, posturnya berkembang sebagai pebasket, tapi ia juga punya skill sepakbola yang mumpuni. Alasan Sergej yang pada akhirnya menjadi pesepakbola adalah ayahnya yang lebih mengarahkannya untuk menjadi pesepakbola.

"Ayah saya seorang pesepakbola pro, sementara ibu saya merupakan pebasket terkenal di kota saya. Saya rasa olahraga telah ada dalam gen kami, wajar juga jika pada akhirnya saya bisa berkarier di olahraga karena saya sudah berada di lingkungan olahraga sejak kecil," kata Sergej pada wawancara bersama FIFA.com.

"Saya memilih untuk berkarier di sepakbola karena ketika saya masih muda, saya lebih sering menonton ayah saya bermain sepakbola ketimbang ibu saya yang bermain basket. Tapi saya menyukai basket juga, dan saya menikmati bermain basket ketika saya punya waktu senggang," sambung pemain kelahiran 27 Februari 1995 ini.

Peran sang ayah untuk menjadikan Sergej menjadi pesepakbola sangat kental. Bahkan tak hanya pada Sergej, karier sang ayah yang cukup populer sebagai pesepakbola pun membuat adik Sergej, Vanja Milinkovic-Savic, juga pada akhirnya memilih untuk menjadi pesepakbola.

Sang adik punya tinggi 202 cm, lebih tinggi dari Sergej. Ia menempati posisi penjaga gawang. Kemampuannya pun sempat membuatnya direkrut oleh Manchester United pada 2014/2015. Namun karena izin kerja (work permit) Vanja di Inggris tak kunjung keluar, akhirnya MU melepasnya secara gratis. Sempat bermain untuk kesebelasan asal Polandia, Lechia Gdansk, Vanja kini berkarier di Italia seperti sang kakak dengan bergabung ke Torino.

Vanja Milinkovic-Savic yang gagal bermain untuk Manchester United

Baik Sergej maupun Vanja memang selalu mendapatkan saran dari sang ayah mengenai karier dan permainannya. Bagi Sergej, itulah yang membuat ia dan adiknya yang lebih muda dua tahun tersebut bisa menjadi pemuda potensial Serbia, karena keduanya kini membela timnas Serbia U21.

"Ayah saya punya peran penting bagi karier saya. Saya tentu mendapatkan keuntungan dari pengalaman ia bermain di top level. Ia selalu memberi saya nasihat, itu yang benar-benar membuat saya beruntung. Walau begitu, ibu dan adik saya pun punya peran berbeda dalam mendukung karier saya," kata Sergej.

Pada musim 2017/2018 ini, Sergej pun semakin menunjukkan potensinya. Dalam formasi 3-4-2-1, ia bertandem dengan Luis Alberto untuk menyokong Immobile. Ketajaman Immobile pun meningkat, sementara Alberto dan Sergej pun sesekali bisa mencetak gol. Walau begitu, peran Sergej lebih penting bagi Lazio lantaran Inzaghi juga kerap menggunakan pola 3-5-1-1, dengan Sergej sebagai second striker.

Atas kemampuannya yang semakin terasah dan usianya yang masih muda, kini Sergej menjadi ancaman baru bagi pertahanan kesebelasan Italia. Selain itu, beberapa kesebelasan besar pun mulai memantaunya. Kariernya bisa semakin meroket dalam waktu dekat. Agen Sergej, Mateja Kezman, menyatakan bahwa kliennya tersebut sudah diminati oleh banyak kesebelasan besar. Walau begitu Kezman mengatakan bahwa Sergej masih betah di Lazio dan bisa jauh lebih berkembang jika ia tak buru-buru pindah.

"Ada banyak ketertarikan dari klub besar, seperti yang berasal dari Madrid, Manchester dan Milan. Tapi Sergej ingin bermain dengan bahagia, terus bermain dan terus tumbuh untuk menjadi salah satu yang terbaik di posisinya," kata Kezman pada Radio CRC. "Cukup sulit membayangkan ia pergi dari Lazio, tempat di mana ia memulai kariernya dengan baik."

Sergej bergabung dengan Lazio pada 2015. Musim ini merupakan musim ketiganya bersama "Elang Ibu Kota". Jika Inzaghi berhasil mematangkan kemampuan Sergej, ia akan beruntung sekaligus merugi; Lazio bisa lebih berprestasi sekaligus klub-klub besar akan semakin tertarik untuk merekrutnya.

Komentar