Kiprah Pelatih-pelatih Top Tanah Air di 16 Besar Liga 2 Indonesia

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Kiprah Pelatih-pelatih Top Tanah Air di 16 Besar Liga 2 Indonesia

Persaingan di babak 16 besar Liga 2 Indonesia 2017 semakin sengit. Meski semua kontestan di babak tersebut masih menyisakan tiga pertandingan di fase grup, namun belum bisa ditebak kesebelasan mana yang akan lolos ke babak perempat final.

Meski tidak ada pemain asing yang berkiprah di Liga 2, sengitnya persaingan sengit yang tersaji di kompetisi tersebut juga bisa dikarenakan ambisi kuat untuk promosi ke Liga 1 dan kehadiran pelatih-pelatih papan atas Indonesia yang berkiprah di sana. Dalam kiprahnya, beberapa pelatih top di Liga 2 itu mampu membawa tim asuhannya melenggang hingga babak 16, namun tidak sedikit pula yang gagal.

Mengingat saat ini Liga 2 tengah memasuki masa krusial di babak 16 besar, menarik tentunya melihat kiprah para pelatih papan atas Indonesia itu dalam kiprahnya di babak 16 besar ini. Setidaknya, dari 16 kesebelasan yang bertarung di fase tersebut, tujuh di antaranya diarsiteki oleh pelatih yang punya pengalaman melatih di klub papan atas Indonesia.

Magis Djadjang Nurdjaman yang Belum Terlihat di PSMS Medan

Jelang perhelatan babak 16 besar Liga 2, setiap kesebelasan yang lolos diperbolehkan untuk merombak skuatnya dengan mendatangkan pemain dan pelatih baru. Kesempatan tersebut pun tak disia-siakan oleh PSMS Medan yang lolos ke babak 16 besar dengan status runner-up Grup B di babak penyisihan.

Dua pemain yang lama malang-melintang di kompetisi utama Indonesia, I Made Wirahadi dan Elton Maran, didatangkan manajemen klub Ayam Kinantan. Paling menyita perhatian adalah keberhasilan mereka merayu Djadjang Nurdjaman untuk mengisi pos kepelatihan, usai mereka mendepak Mahruzar Nasution yang sebenarnya menjadi salah satu aktor penting keberhasilan PSMS menembus babak 16 besar.

Namun keputusan telah dibuat, Djadjang yang mundur dari kursi pelatih Persib pada 15 Juli lalu pun masuk sebagai arsitek anyar Ayam Kinantan. Pelatih yang akrab disapa Djanur itu sebelumnya diprediksi mampu untuk membuat performa PSMS lebih moncer lagi di babak 16 besar. Maklum ia datang dengan status sebagai mantan pelatih Persib Bandung, salah satu tim yang kiprahnya disegani di sepakbola Indonesia.

Selain itu Djanur juga merupakan pelatih yang cukup sukses bersama Persib, karena keberhasilannya membawa Maung Bandung juara di empat ajang berbeda seperti Celebes Cup 2012, Liga Super Indonesia (LSI) 2014, Piala Walikota Padang 2015, dan Piala Presiden 2015. Satu hal lain, Djanur juga sudah sangat akrab dengan kultur sepakbola Medan. Sebab semasa aktif menjadi pemain ia pernah berkiprah bersama tim asal Medan, Sari Bumi Raya di ajang Galatama.

Ada optimisme pada sosok Djanur yang digaungkan PSMS, mereka tentunya berharap tangan dingin Djanur mampu membuat Ayam Kinantan berkokok lantang hingga promosi ke Liga 1. Namun harapan tersebut kandas, ketika melihat hasil yang diraih PSMS di bawah kendali Djanur.

Sementara PSMS masih terpuruk di posisi tiga klasemen sementara Grup B 16 besar, dengan hasil tanpa kemenangan dalam tiga pertandingan yang dilakoni. PSMS hanya meraih satu poin saja yang didapat saat ditahan imbang Persita Tanggerang 1-1, sementara dua laga lainnya melawan Persibat Batang dan PSIS berakhir dengan kekalahan.

Meski begitu peluang bagi Djanur untuk membawa PSMS lolos ke babak Perempat Final Belum tertutup, lantaran masih ada tiga laga sisa yang wajib ia manfaatkan dengan baik untuk mendongkrak runner-up Liga Indonesia 2007 ini.

Nasib Bambang Nurdiansyah yang Tak Jauh Berbeda dengan Djanur

Satu pelatih top lain yang nasib timnya berada di ujung tanduk untuk bisa melenggang ke babak perempat final adalah Bambang Nurdiansyah. Agak mengejutkan melihat kiprah pelatih yang kaya pengalaman karena pernah menukangi Arema, Pelita Krakatau Steel, hingga Persija Jakarta di kompetisi utama sepakbola Indonesia itu.

Di luar dugaan Persita yang tampil impresif selama babak penyisihan justru menunjukkan performa negatif di babak 16 besar. Sama halnya dengan Djanur, pelatih yang karib disapa Banur itu belum mampu mempersembahkan kemenangan bagi Persita dalam tiga laga yang sudah dilakoninya.

Terakhir, Persita koyak dua gol tanpa balas dari PSIS Semarang yang membuat posisi Pendekar Cisadane berada di ujung tanduk untuk bisa lolos ke babak perempat final. Berada di Grup B, Persita hanya mampu meraih satu poin saja dari tiga pertandingan yang dilakoni.

Hasil tersebut membuat mereka terpuruk di posisi juru kunci klasemen sementara Grup B. Namun sama halnya dengan Djanur, Banur pun masih memiliki kesempatan untuk membawa runner Up Liga Indonesia 2002 itu lolos ke Perempat Final asal mampu meningkatkan performa tim asuhannya dalam tiga laga sisa.

Subangkit dan Daniel Roekito Berjaya di Grup B

Grup B bisa dibilang sebagai panggung para pelatih papan atas nasional beradu taktik. Sebab bukan hanya Djanur dan Banur, da kontestan lain yaitu Persibat Batang dan PSIS Semarang juga dilatih oleh sosok yang kenyang pengalaman di kompetisi level tertinggi Indonesia.

Di Persibat, ada sosok Daniel Roekito, pelatih berusia 52 tahun itu pernah menuai sukses dengan mengantarkan Persik Kediri juara Liga Indonesia musim 2006. Selain itu, Daniel pun pernah menukangi Persib di Liga Super Indonesia musim 2010/2011. Daniel yang datang pada putaran dua musim kompetisi tersebut berhasil mengangkat performa Persib yang pada putaran pertama melempem di bawah asuhan Jovo Cuckovic.

Kiprahnya di Persibat sejauh ini bilang cukup bagus, karena untuk sementara tim asuhannya itu duduk di posisi dua klasemen sementara Grup B dengan tujuh poin. Mereka hanya kalah selisih gol saja dari PSIS Semarang yang berada di peringkat pertama. Sejauh ini Daniel mampu membawa Persibat meraih dua kemenangan dan satu hasil imbang dalam tiga penampilannya. Bila mampu mempertahankan torehan positif langkah untuk mencapai babak perempat final semakin terbuka lebar.

Hal yang tak jauh berbeda juga dialami oleh Subangkit. Pelatih yang mampu menaikkan pamor Persekabpas Pasuruan sebagai salah tim kejutan di level utama sepakbola nasional itu juga mampu membawa PSIS berjaya di klasemen sementara Grup B.

Seperti sudah disebutkan di atas, bahwa sementara PSIS memuncaki tabel klasemen dengan tujuh poin hasil dari dua kemenangan dan satu imbang. Sisa tiga pertandingan yang dimiliki harus bisa dimaksimalkan dengan baik oleh Subangkit agar laju Mahesa Jenar semakin mulus menatap babak Perempat Final.

Freddy Muli Menatap Peluang yang Ada

Memulai kompetisi Liga 2, PSS Sleman bergerak cepat untuk mengonsolidasi kekuatan agar target promosi ke Liga 1 tercapai. Salah satu upaya yang dilakukan manajemen adalah dengan mendatangkan Freddy Muli sebagai pelatih tim berjuluk Elang Jawa itu. Freddy tercatat sebagai mantan pelatih Persebaya dan Persidafon Dafonsoro, pengalamannya di kompetisi utama Indonesia tak perlu diragukan lagi. Hasilnya tangan dingin Freddy mampu membuat PSS berjaya di fase penyisihan.

Memasuki babak 16 besar, ketatnya persaingan harus membuat Freddy bekerja ekstra untuk membawa tim asuhannya itu bisa melangkah ke babak Perempat Final. Sejauh ini PSS yang bergabung di Grup A bersama Cilegon United, Persis Solo, dan PSPS Pekanbaru belum menunjukkan performa terbaiknya. Mereka untuk sementara masih tertahan di posisi juru kunci dengan empat poin.

Meski begitu, jarak poin yang tipis dengan semua kontestan di Grup A 16 Besar Liga 2 membuat peluang PSS untuk bisa menapaki babak Perempat Final sebagai step berikutnya sebelum promosi ke Liga 1 masih bisa tercapai asal mampu tampil maksimal di dua laga terakhirnya .

Kas Hartadi Belum Habis

Nasib yang tak jauh berbeda juga dialami oleh Kashartadi di Kalteng Putra. Meski saat ini mereka masih tertahan di posisi tiga klasemen sementara Grup C. Namun peluang bagi Kanlteng FC mengegang ke babak perempat final belum tertutup. Sebab, mereka hanya kalah selisih gol saja dari peringkat dua, Persigo Semeru.

Kondisi tersebut tentunya harus menjadi optimisme bagi Kalteng Putra untuk lolos ke Perempat Final. Sebab, selain itu juga mereka ditukangi oleh Kashartadi, pelatih bertangan dingin yang pernah membawa Sriwijaya FC juara Liga Super Indonesia 2011/2012. Bukan tidak mungkin, kesuksesannya saat menukangi Laskar Wong Kito bertuah di Kalteng FC.

Alfredo Vera Impresif Bersama Persebaya

Satu sosok yang tak bisa dilupakan begitu saja kiprahnya di babak 16 besar Liga 2 Indonesia adalah Persebaya Surabaya. Setelah mendepak Iwan Setiawan pada awal kompetisi lalu, manajemen bergerak cepat dengan menunjuk Alfredo Vera sebagai arsitek anyar Bajul Ijo.

Vera bukan sosok awam di sepakbola Indonesia, pelatih asal Argentina itu tercatat pernah membawa Persipura Jayapura juara di turnamen jangka panjang Indonesia Soccer Championship (ISC) 2016.

Kesuksesannya bersama Mutiara Hitam jelas diharapkan tertular di Persebaya, sejauh ini performa Persebaya di bawha kendali Vera cukup bagus, karena selain mampu lolos ke babak 16 besar, Vera pun berhasil membuat tim yang bermarkas di Stadion Gelora Bung Tomo itu merajai klasemen Grup C 16 Besar Liga 2 dengan tujuh poin.

Namun kondisi tersebut tak sepatutnya juga membuat Persebaya jemawa karena masih banyak hal yang bisa terjadi dalam sisa tiga pekan sebelum babak 16 besar berakhir. Lengah sedikit saja, Kalteng Putra dan Persigo Semeru bisa menjadi ancaman paling potensial bagi mereka.

Foto: Persita-1953, Sleman Football,

Komentar