AS Roma Temukan Jarak Antar Lini AC Milan yang Bisa Dieksploitasi

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

AS Roma Temukan Jarak Antar Lini AC Milan yang Bisa Dieksploitasi

AC Milan harus kembali menelan kekalahan pada pertandingan Serie-A 2017/2018. Setelah dikalahkan tuan rumah Sampdoria pada giornata sebelumnya, kali ini Milan harus takluk dari tamunya, yaitu AS Roma dengan skor 2-0 di Stadion San Siro, Minggu (1/10).

Gol Roma dicetak oleh Edin Dzeko pada menit 72 dan Alessandro Florenzi pada menit 77. Kekalahan Milan diperparah dengan kartu merah yang didapatkan Hakan Chalhanoglu pada menit 79. Kemenangan Roma ini membuat posisi di klasemen sementara naik ke peringkat lima dan membuat Milan menempati posisi ketujuh.

Formasi dan Susunan Pemain

Banyak yang mengunggulkan Milan pada laga ini karena skuatnya lebih sehat dibandingkan Roma. Milan tidak bisa memainkan Andrea Conti, Luca Antonelli dan Riccardo Montolivo. Sebetulnya, Calhanoglu pun barus sembuh dari cedera pada sesi latihan, tapi ia dipaksa bermain pada formasi 3-5-2 pada laga ini. Cedera Conti terasa paling membingungkan Vincenzo Montella sebagai pelatihnya. Hal itu karena ia menempatkan Fabio Borini menjadi wing-back kanan walau posisi aslinya adalah seorang penyerang.

Sementara Roma datang tanpa lima pemainnya yang menderita cedera, yaitu Emerson Palmeiri, Diego Perotti, Gregoire Defrel, Patrik Schick dan Rick Karsdorp. Kesebelasan besutan Eusebio Di Francesco itu bermain dengan formasi 4-3-3. Ada perubahan posisi pada formasi tersebut, yaitu kembalinya Florenzi menjadi sayap kanan di lini depan. Biasanya, Florenzi ditempatkan sebagai full-back kanan sejak musim 2014/2015.

Celah Antar Lini AC Milan yang Bisa Dimanfaatkan Serangan Balik AS Roma

Milan yang bermain menyerang dan agresif pada laga ini melibatkan bek tengahnya naik sampai setengah lapangan. Mereka dilibatkan setinggi itu karena Lucas Biglia membutuhkan kombinasi dengan mereka untuk lebih mudah mengatur serangan. Apalagi Biglia juga selalu mendapatkan pressing dari Roma sehingga membutuhkan pantulan bola dari beknya.

Atau terkadang beknya yang langsung melepaskan umpan jauh ke dalam kotak penalti. Milan sangat mengandalkan gelandang asal Argentina itu sebagai metronom permainan. Maka dari itu Biglia menjadi pemain Milan yang paling banyak menyentuh bola pada laga ini, yaitu 85 kali.

Tapi saking mengandalkan Biglia, Milan terkadang lupa jika ada celah antara bek dengan gelandangnya itu ketika menerima serangan balik. Jarak itulah yang berhasil dibaca Roma untuk menciptakan dua golnya pada laga ini. Dua gol Roma diciptakan karena memanfaatkan ruang kosong antara lini pertahanan dan tengah Milan.

Apalagi bek tengah di sebelah kanan, Mateo Mussachio, harus bergerak agak lebar ke kanan untuk menutupi kelengahan rekannya di area tersebut. Hal itu mengingat karena Borini akan lebih naik ke depan bersama Andre Silva dan Nikola Kalinic sehingga membentuk formasi 3-1-3-3 ketika menyerang. Sementara areanya di sisi kanan diisi Franck Kessie yang bergerak melebar.

Sementara Roma kerap melakukan serangan balik cepat di area itu yang dimotori Aleksandar Kolarov dan Stephan El Shaarawy. Ruang kosong di depan kotak penalti itu mampu diterima Radja Nainggolan yang leluasa menerima umpan dari Dzeko. Nainggolan pun bisa melepaskan tembakan ke arah gawang dan bola liarnya disambut Florenzi.

Gol pertama Dzeko pun karena ia leluasa melepaskan tembakan di luar kotak penalti setelah Biglia gagal memblok operan Lorenzo Pellegrini. Di sisi lain, Biglia seolah sendirian ketika bertahan dan menerima serangan balik karena Kessie bergerak lebar ke sisi kanan. Kehilangan Conti memang menjadi kerugian bagi Milan karena sulit percaya kepada transisi bertahan di area sebelah kanan.

Tekanan AC Milan Tidak Stabil Karena Wing-Back Kanan yang Dilakoni Bukan Pemain Aslinya

Masing-masing kesebelasan bermain agresif pada laga ini, baik ketika bertahan maupun menyerang. Roma dan Milan saling cepat memburu bola melalui pressing yang dilakukannya masing-masing. Hanya saja ada sedikit perbedaan cara pressing kedua kesebelasan ini.

Roma terus melancarkan tekanan baik setelah kehilangan bola maupun ketika Milan melakukan build-up serangan dari tendangan gawang. Berbeda dengan Milan yang melakukan pressing hanya saat Roma sedang melakukan build-up serangan setelah tendangan gawang saja.

Ketika kehilangan bola, Milan tidak memberikan tekanan balik. Mereka lebih memilih untuk bersabar merebut bola kembali agar memberi waktu kembali ke posisi bertahannya masing-masing dengan formasi 5-3-2. Apalagi jika mengingat wing-back kanan Milan diperankan Borini yang posisi aslinya adalah pemain sayap di lini depan.

Tapi ketika menyerang, Borini akan lebih naik ke depan bersama Andre Silva dan Nikola Kalinic. Sementara posisi di sisi kanan diisi Franck Kessie yang bermain melebar. Maka dari itu Milan tidak terlalu agresif ketika kehilangan bola karena membutuhkan waktu untuk Kessie dan Borini kembali ke posisinya saat bertahan memakai 5-3-2.

Umpan Panjang AC Milan yang Berujung Sia-sia

Tekanan Roma yang terus menerus dilakukan agar mengurangi keterlibatan lini belakang Milan untuk membangun serangan. Pada pertandingan ini Milan sering mengandalkan serangan melalui umpan-umpan panjang langsung ke wilayah Roma bahkan sampai ke kotak penalti.

Lihat saja statistik umpan panjang Milan yang lima pemain paling banyak dilakukan oleh kiper dan tiga beknya. Leonardo Bonucci paling banyak melepaskan umpan panjang sampai 14 kali. Pemain Milan kedua yang paling banyak melepaskan umpan jauh adalah Biglia dengan melakukannya 11 kali.

Umpan panjang yang sering dilakukan Biglia tidak lepas dari lini belakang Milan melakukan build-up serangan. Kesulitan itu tidak lepas dari tekanan yang terus dilancarkan lini depan Roma. Bahkan Gianluigi Donnarumma sampai harus melakukan kesalahan ketika melepaskan umpan panjang karena diganggu Dzeko pada menit 16.

Tapi umpan panjang Milan dari lini belakang juga tidak terlalu efektif karena garis pertahanan tinggi yang diterapkan Roma. Dua bek tengah yang maju sampai setengah lapangan membuat Federico Fazio (2) dan Kostas Manolas (3) sering memenangkan duel udara. Kedua bek itu juga yang selalu mengganggu umpan jauh Biglia dari tengah langsung menuju kotak penalti.

AC Milan Sulit Masuk ke Dalam Kotak Penalti AS Roma

Gagalnya permainan umpan panjang Milan menjadi salah satu faktor sulitnya menembus kotak penalti Roma. Apalagi Di Francesco menginstruksikan lima pemain berjaga di dalam kotak penalti ketika mendapatkan serangan. Lima pemain itu adalah empat bek ditambah Daniele De Rossi yang turun dan berada di tengah-tengah Fazio dan Manolas.

Hal itu membuat mode bertahan Roma berubah menjadi 5-4-1 dengan menyisakan Dzeko sendirian di depan. Niatan Milan memainkan umpan jauh agar bola liar bisa dieksekusi oleh tendangan Calhanoglu di luar kotak penalti. Tapi bola liar sering berhasil disapu bersih pemain Roma.

Upaya Calhanoglu ketika hendak melakukan percobaan tendangan pun selalu mendapatkan gangguan sehingga jarang menemui sasaran. Hanya satu percobaan yang berhasil mengarah ke gawang. Satu lagi melenceng ke sisi kanan gawang Roma yang dijaga Alisson Becker. Sementara lima percobaan lainnya berhasil diblok pertahanan Roma.

Lebih sial lagi karena Calhanoglu harus menerima kartu kuning kedua setelah menjegal Nainggolan. Padahal, Calhanoglu diharapkan menjadi kebuntuan Milan melalui sepakan jarak jauhnya karena sulit kesulitan menembus kotak penalti Roma. Di sisi lain, Biglia harus bekerja sendirian karena rela membiarkan Calhanoglu bergerak lebih ke depan.

Grafis operan AC Milan yang tidak mampu menembus kotak penalti AS Roma. Sumber: Squawka.

Kesimpulan

Sebetulnya cara pressing Milan sudah baik di dalam situasi sisi kanannya yang tidak diperkuat pemain natural pada posisi itu. Tapi Milan tidak sanggup membendung serangan balik yang dilakukan Roma. Apalagi Roma melancarkan serangan baliknya setelah menemukan celah di pertahanan Milan.

Komentar