Kebangkitan Ciro Immobile Setelah Masa Sulit di Perantauan

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Kebangkitan Ciro Immobile Setelah Masa Sulit di Perantauan

Hanya menunggu waktu untuk melihat Ciro Immobile kembali menjadi penyerang menakutkan di Serie-A sejak pulang ke Torino pada bursa transfer Januari 2016. Ketajamannya terasah lagi sejak setengah musim membela ke Torino usai dirinya berpetualang ke luar Italia.

Selama itu, Immobile langsung mencetak lima gol dan dua asis dari 14 pertandingan Serie-A 2015/2016. Torehannya itu membuatnya tetap dipanggil ke tim nasional Italia pada ajang Piala Eropa 2016. Hal itu jugalah yang membuat SS Lazio tidak ragu merekutnya pada bursa transfer musim panas 2016 seharga 8,7 juta euro.

Di Lazio, Immobile menerima gaji 2 juta euro permusim ditambah bonus. Debutnya di Lazio berawal indah karena satu golnya membawa kemenangan atas tuan rumah Atalanta dengan skor 4-3. Debutnya itu memunculkan kesan bahwa para pendukung Lazio tidak perlu merasa kehilangan penyerang andalan sebelumnya, Miroslav Klose, yang baru pensiun.

Pada akhirnya Immobile langsung tokcer pada musim perdananya dengan mencetak 23 gol dan tiga asis dari 36 penampilannya di Serie-A 2016/2017. Torehannya itu adalah jumlah tertinggi yang diraih selama kariernya sebagai pesepakbola di divisi tertinggi. Bahkan melebihi jumlah 22 gol yang pernah dilakukan bersama Torino sehingga menjadi pencetak gol terbanyak Serie-A 2013/2014.

Kontribusinya itu pun membantu Lazio berhak tampil di Liga Europa 2017/2018. Catatan itulah yang membuat AC Milan yang kembali kaya raya mengincarnya. Media Sport Mediaset mengabarkan bahwa Milan sudah melayangkan tawaran kepada Lazio. Tapi kesebelasan pemiliknya itu meminta waktu untuk mencari penyerang baru jika Immobile pergi.

Kemudian Milan batal merekrutnya karena pada akhirnya negosiasi mereka dengan Nikola Kalinic dengan Fiorentina berjalan lancar. Alhasil, Immobile pun bertahan di Lazio dan justru Milan harus dibobol tiga gol olehnya saat pertandingan di Stadion Olimpico pada 10 September lalu.

Penyerang 27 tahun itu membobol gawang Milan yang dijaga Gianluigi Donnarumma pada menit 38, 42 dan 48. Tiga golnya itu membuat Milan harus menelan kekalahan perdana musim ini. Gelontoran gol Immobile juga sampai harus membuat Leonardo Bonucci jengkel kepadanya setelah pertandingan.

Wajar karena Bonucci mendapatkan sorotan pada laga itu akibat penampilannya yang tidak terlalu bagus. Ia pun satu kali dikecoh oleh dribel sukses Immobile pada menit 70. Tapi pertengkaran kecil itu cepat mereda di antara keduanya dan tidak dibawa-bawa ke luar lapangan.

Pelatih Lazio, Simone Inzaghi, menjadi sosok yang paling berpengaruh besar dalam kembali tajamnya Immobile. Sebaliknya, Inzaghi berterima kasih pada Immobile yang membuat Lazio kini kembali disegani di Serie A lewat gol demi gol yang ia ciptakan.

"Kami sangat senang dengan Ciro (Immobile). Dia adalah seorang juara dan hidup kami menjadi lebih mudah dengannya. Ciro sangat luar biasa, dalam waktu beberapa bulan, ia menunjukkan statusnya sebagai pemimpin dengan tingkah lakunya di lapangan dan aksinya di latihan serta ruang ganti. Itu adalah penghargaan untuk bekerja dengannya," ungkap Simone Inzaghi tentang Immobile seperti dikutip dari Football-Italia.

Kemudian setelah dikalahkan Napoli dengan skor 4-1, Immobile langsung bangkit dengan mencetak dua gol ke gawang Hellas Verona pada pertandingan berikutnya. Begitu pun dengan dua gol yang sudah dikoleksinya untuk kesebelasan berjuluk Le Aquile (Si Elang) itu dalam dua pertandingan Liga Europa musim ini.

Pada laga terakhirnya pun Immobile kembali mencetak gol dalam kemenangan Lazio atas Sassuolo. Ia menutup pesta gol Lazio yang menang 6-1 melalui eksekusi penalti pada menit 81. Kemenangan itu juga yang membuat Lazio berada di peringkat empat klasemen sementara Serie-A musim ini.

Keberadaan Immobile membuat Lazio menjaga ciri khasnya yang selalu memiliki penyerang hebat. Setelah Klose, kini Immobile adalah orangnya. Ia mampu menunjukkan bahwa dirinya tetap menjadi pemain vital walau Lazio ditinggalkan Balde Keita dan Lucas Biglia.

Sukses Setelah Berkali-kali Gagal

Meskipun Immobile berasal dari Napoli, ia tumbuh dewasa sebagai pendukung Juventus dan bergabung dengan akademi kesebelasan tersebut di dalam usia 16 tahun pada 2007. "Itu sangat sulit di kota yang baru, rekan satu tim dari daerah lain atau bahkan dari negara lain. Kami masih di bawah umur pada waktu itu dan tidak diizinkan keluar malam hari tanpa izin tertulis dari orang tua kami."

Juventus jugalah yang memberikan debutnya di Serie-A pada Maret 2009. Tapi ia masih jarang dimainkan selama dua musim di skuat senior asal Turin tersebut. Total, Immobile cuma diberikan jatah tampil tiga kali tanpa mencetak gol satu pun. Tiga musim selanjutnya, Immobile pun lebih banyak berkecimpung di Serie-B karena ia dipinjamkan ke Siena, Grosseto dan Pescara.

Kesebelasan terakhirnya di Serie-B itu pun mampu dibawanya promosi ke Serie-A 2012/2013 atas 28 gol yang disumbangkannya. Keberhasilannya tersebut membuat pemain jebolan akademi Sorrento itu resmi direkrut Genoa. Tapi Immobile cuma mampu mencetak lima gol dari 37 pertandingan seluruh ajang yang diikuti Genoa.

Walau begitu, Torino tetap yakin bahwa Immobile adalah penyerang bermasa depan cerah sehingga membelinya pada bursa transfer musim panas 2013. Di kesebelasan tersebutlah ia menjadi Capocannoniere (pencetak gol terbanyak Serie-A) dengan 22 gol pada musim 2013/2014. Satu gol lagi ia tambahkan ketika bermain pada ajang Copa Italia.

"Saya bisa saja kembali ke Juve setelah menyelesaikan musim yang baik di Pescara dan Genoa. Tapi begitu saya menjadi Capocannoniere di Torino, pasti sulit bertahan di kota yang sama dengan seragam yang berbeda," beber Immobile.

Kesuksesannya bersama Torino membuatnya menerima tantangan baru, yaitu meninggalkan Torino dan Italia untuk bermain di luar negeri. Borussia Dortmund adalah pilihannya pada waktu itu. Namun Immobile justru tidak sanggup menunjukkan ketajamannya di sana. Bahasa menjadi faktor Immobile tumpul selama di Jerman.

"Borussia Dortmund sangat sulit bagi saya karena jauh dari rumah dan bahasanya sulit dimengerti," katanya. "Untungnya ada penerjemah yang selalu bersama saya setiap saat dan dia akan mencoba menjelaskan situasinya saat pelatih berbicara kepada saya. Tapi walau bagaimanapun, sangat rumit ketika berada di luar lapangan," ungkap Immobile.

"Saya tidak pernah mengerti mengapa media Jerman tidak menyukai saya. Mereka akan mempublikasikan artikel yang menuliskan Bayern Munich membeli pemain dari Madrid sedangkan Dortmund membeli pemain dari Torino. Mungkin mereka masih kesal dengan Italia yang memenangkan Piala Dunia 2006 di Jerman," sambungnya.

Hal itulah yang membuatnya cuma bertahan satu musim di Dortmund dan mencoba peruntungan baru di La Liga Spanyol bersama Sevilla. Namun ia justru berada lebih singkat di Sevilla, yaitu selama setengah musim saja karena berkonflik dengan pelatihnya saat itu, Unai Emery. Immobile pun cuma tampil 15 kali dari seluruh pertandingan yang diikuti Sevilla di berbagai ajang resmi.

"Segalanya berjalan lebih baik di Sevilla dibandingkan Dortmund. Sevilla itu adalah kota yang indah, orang-orangnya begitu hangat, kami pun menemukan rumah yang bagus. Sayangnya saya bukan pilihan pertama pelatih dan tidak pernah mendapatkan kesempatan untuk benar-benar mengekspresikan diri," ujarnya.

Sampai pada akhirnya Immobile memilih pulang ke Italia dengan kembali memperkuat Torino yang membesarkan namanya. Apalagi saat itu Immobile membutuhkan waktu bermain dan menunjukkan kemampuannya agar dipanggil Italia ke Piala Eropa 2016. Kemudian ia tetap berkarier di Italia dengan pindah ke Lazio dan tetap menjaga ketajamannya.

"Saya diminta pergi karena saya tidak merasa nyaman dengan taktik tim. Saya berpikiran kuat jika Unai Emery tidak menyukai saya. Saya akan menemukan pelatih yang menyukai saya. Simone Inzaghi datang dan semuanya berubah," tutur penyerang bernomor punggung 17 ini.

Sejak kepulangannya ke Italia, ia sudah mencetak 44 gol dari seluruh ajang yang diikutinya sejauh ini bersama Torino dan Lazio. Sejauh musim ini pun Immobile telah mengoleksi 13 gol dari seluruh ajang yang diikutinya bersama Lazio. Maka bukan tidak mungkin Immobile bisa menjadi salah satu pesaing kuat Sepatu Emas Eropa musim ini.

Artinya, jelas bahwa ia merupakan ancaman besar meski sempat menjalani banyak masa sulit di sepanjang kariernya. Immobile adalah salah satu penyerang paling berbahaya di Eropa musim ini. Sekaligus menjadi salah satu sayap elang ibu kota itu agar terbang lebih tinggi lagi.

Sumber lain: By Far The Greatest Team, Squawka.

Komentar