Antara Sesal dan Sedih Diego Costa

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Antara Sesal dan Sedih Diego Costa

Laga lanjutan fase grup Liga Champions musim 2017/2018 yang mempertemukan antara Atletico Madrid dan Chelsea menjadi sebuah laga emosional bagi beberapa pemain. Tapi dalam laga yang dihelat di Stadion Wanda Metropolitano, Kamis (28/9/2017) dini hari, emosi itu menjadi milik seorang Diego Costa.

Dalam sejarah bursa transfer beberapa tahun ke belakang, cukup banyak pemain-pemain yang berganti seragam dari Atletico Madrid ke Chelsea ataupun sebaliknya. Nama-nama seperti Felipe Luis, Fernando Torres, serta Thibaut Courtois adalah segelintir nama yang pernah dan masih membela Atletico Madrid dan Chelsea. Emosi-emosi yang mereka rasakan saling bersilang-sengkarut dalam laga yang dihelat di Stadion Wanda Metropolitano, Kamis (28/9/2017) dini hari.

Emosi itu bisa terlihat sepanjang pertandingan berlangsung. Pertandingan berjalan dengan cukup seru. Apalagi manajer yang menangani dua kesebelasan, Antonio Conte dan Diego Simeone dikenal sebagai manajer yang cukup lihai dalam soal taktik dan skema permainan. Namun dalam laga tersebut, Chelsea muncul sebagai pemenang setelah gol menit akhir Michy Batshuayi menggenapi kemenangan Chelsea, menghiasi gol Antoine Griezmann dan Alvaro Morata malam itu.

Tapi kisah dalam laga tersebut bukan hanya menjadi milik Luis, Torres, dan Courtois saja. Di tribun penonton, seorang pria berkumis dan berjanggut, mengenakan jas, dasi, dan kemeja warna hitam, tampak terduduk lesu dan menutupi wajahnya sesudah laga. Ia adalah Diego Costa, pemain yang juga pernah membela dua tim tersebut, dan sekarang memutuskan untuk membela Atletico. Ekspresi yang ia tampilkan, seolah menunjukkan dua rasa yang muncul secara bersamaan: sesal dan sedih.

Kisah Costa bersama Chelsea

Cerita Diego Costa dan sebuah kesebelasan bernama Chelsea adalah kisah yang memiliki dua wajah. Satu wajah mencerminkan rasa bahagia, karena Costa menjadi bagian dari skuat The Blues yang menjuarai Liga Primer pada musim 2014/2015 serta 2016/2017. Sedangkan wajah yang lain mencerminkan kekesalan, karena ada perseteruan yang kerap ia alami bersama beberapa manajer di Chelsea yang pernah menanganinya, termasuk Antonio Conte.

Puncak dari kisah yang dialami oleh Costa di Chelsea adalah saat ia dikabarkan tidak masuk bagian dari skuat Conte untuk Chelsea di musim 2017/2018. Semua berawal dari cuap-cuap Costa yang mengungkapkan bahwa ia ingin hijrah ke Liga Super Tiongkok, sesuatu yang membuat Conte sedikit kesal dan terganggu, yang akhirnya berujung pesan singkat Conte bahwa ia tidak membutuhkan jasa Costa di musim 2017/2018.

Hasilnya perseteruan terjadi antara Costa-Conte. Diego Costa mulai menunjukkan sikap-sikap membangkang, termasuk mengenakan jersey Atletico dalam sebuah pesta di kampung halamannya, Brasil. Sikap membangkangnya ini, adalah sebuah usaha yang ia lakukan agar ia bisa segera merampungkan kepindahannya ke Atletico.


Baca Juga:

Apa Kabar Diego Costa?

Diego Costa Rela Membangkang Demi Kembali ke Pelukan Atletico Madrid


Setelah melalui drama yang cukup panjang, termasuk tidak masuknya Costa ke dalam skuat Chelsea untuk Liga Champions musim 2017/2018, Costa merampungkan kepindahannya ke Atletico Madrid. Meski belum bisa membela Atletico karena Los Rojiblancos masih terkena sanksi embargo transfer, kebahagiaan Costa dapat pindah dari Chelsea ke Atletico adalah sebuah keniscayaan.

"Saya ingin kesepakatan dengan Atletico diselesaikan bulan ini. Ide saya adalah pergi ke Madrid, berlatih di sana, masuk ke bentuk fisik terbaik dan siap untuk bermain di Piala Dunia 2018,” katanya seperti dilansir dari The Telegraph, beberapa waktu lalu.

Lebih menyenangkan lagi, Costa-Conte sudah berdamai dari perseteruan yang terjadi di masa lalu di antara keduanya. Sebelum laga, tampak kedua orang ini saling berpelukan di terowongan Wanda Metropolitano, sembari saling melempar senyum dan tawa menandakan bahwa sekarang mereka sudah baik-baik saja.

Namun segala kebahagiaan yang Costa rasakan ini, seketika berubah drastis seusai laga fase grup Liga Champions antara Atletico Madrid dan Chelsea dihelat. Costa tidak tahu, bahwa Conte sudah menyajikan sesuatu yang membuat dirinya merasakan sedih dan sesal dalam waktu yang bersamaan.

Candaan Michy Batshuayi, ekspresi campur aduk yang tidak bisa ditutupi Costa

Pertandingan antara Atletico Madrid dan Chelsea pun dilangsungkan. Saling serang antar kedua tim terjadi begitu panas di dalam laga tersebut. Sempat unggul lewat gol Antoine Griezmann dari tendangan penalti, Chelsea berbalik unggul lewat gol Alvaro Morata dan gol menit akhir dari Michy Batshuayi. Chelsea menjadi tim pertama yang menodai kesucian Wanda Metropolitano yang baru diresmikan pada musim 2017/2018 ini.

Raut muka tidak percaya menghiasi para pemain Atletico usai laga tersebut. Keunggulan yang mereka dapat seketika berubah menjadi kekalahan. Ini sebenarnya adalah hal yang lumrah, saat sebuah tim mampu melakukan comeback dan membuat tim yang unggul menjadi tim pesakitan. Namun, ada satu orang yang paling tidak bisa menutupi ekspresi yang ingin ia tampilkan seusai laga tersebut. Ia adalah Diego Costa.

Mengenakan jas, kemeja, dan dasi warna hitam, ia menonton di atas tribun Wanda Metropolitano, menyaksikan rekan satu timnya bertanding melawan Chelsea. Tidak ada yang bisa ia lakukan, karena ia memang belum diizinkan bermain karena hukuman embargo transfer yang sedang dijalani oleh Los Rojiblancos. Yang bisa ia lakukan malam itu hanya menutupi wajahnya, seolah berusaha menyembunyikan ekspresi yang tidak bisa ia tutup-tutupi kemunculannya.

Campur aduknya perasaan Costa usai laga tersebut, ditambahi lagi oleh Michy Batshuayi, penyerang yang pada laga tersebut menjadi penentu kemenangan The Blues. Lewat akun Twitter nya, ia mengeluarkan sebuah candaan (troll) yang menyebut bahwa Diego Costa bukanlah penyerang yang ia idolakan semasa ia remaja dulu. Ia memilih mengidolakan Fernando Torres, penyerang yang pada malam itu justru tidak bisa berbuat apa-apa.

Kebahagiaan yang, ternyata bisa berubah langsung begitu drastis bagi seorang Diego Costa.

***

Perasaan manusia adalah hal yang sebenarnya tidak bisa ditebak. Kadang ada orang yang tampak bahagia, tapi merasakan kesedihan yang begitu mendalam. Kadang juga ada orang yang tampak sedih, tapi sebenarnya ia menyimpan kebahagiaan yang tidak orang lain tahu. Namun Diego Costa, adalah orang yang tidak bisa menyembunyikan ekspresi yang ia miliki.

Sampai tulisan ini ditulis, ekspresi yang tampak dalam wajah Costa usai laga Atletico Madrid melawan Chelsea masih menjadi misteri. Apakah ia merasa menyesal karena sudah pindah dari Chelsea, ataukah ia merasa sedih karena tim barunya, Atletico Madrid menderita kekalahan. Tapi maksud apapun yang muncul di balik wajah Costa usai laga malam itu, setidaknya ada satu maksud yang bisa kita tangkap: di balik wajah seramnya, Costa ternyata orangnya penuh perasaan juga.

Komentar