Krisis Bek Tengah Lazio Tentukan Kemenangan Napoli

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Krisis Bek Tengah Lazio Tentukan Kemenangan Napoli

SSC Napoli berhasil menghentikan tren positif SS Lazio dengan skor 4-1 di Stadion Olimpico, Kamis (21/9). Kemenangan Napoli itu membuat Lazio kalah untuk pertama kalinya pada Serie-A 2017/2018. Lebih sakit lagi karena kekalahan Lazio itu terjadi di kandangnya sendiri.

Sementara hasil itu berhasil membuat Napoli menyapu bersih lima pertandingan Serie-A musim ini dengan kemenangan secara beruntun. Padahal, Lazio lebih unggul terlebih dahulu melalui gol Stefan de Vrij pada menit 29`. Tapi kedudukan berbalik karena dibobol oleh Kalidou Koulibaly (54`), Jose Callejon (56`), Dries Mertens (59`) dan Jorginho (90`+2).

Susunan Pemain

Napoli yang bertamu dengan skuat penuh sedikit mengejutkan dalam susunan pemainnya pada laga ini. Hal itu karena Maurizio Sarri, Pelatih Napoli, berani mencadangkan Elseid Hysaj dan memainkan Christian Maggio di posisi full-back kanan dalam formasi 4-3-3. Sementara Lazio masih menggunakan formasi 3-4-2-1 dengan susunan pemain seperti pertandingan sebelumnya saat melawan Genoa.

SSC Napoli Tidak Gegabah Membangun Serangan

Sebetulnya pertahanan Lazio bermain baik pada laga ini. Gaya bertahan Lazio pun berbeda dengan pertandingan seperti biasanya yang langsung melancarkan pressing sejak lawan menguasai bola di wilayahnya sendiri. Tapi laga ini Lazio sedikit lebih sabar dalam upaya perebutan bola. Lini depan Senad Lulic dkk jarang melakukan pressing agresif. Upaya itu baru terjadi ketika bola sudah masuk ke wilayahnya sendiri.

Tekanan yang dilancarkan Lazio di wilayahnya sendiri semakin menyulitkan Napoli karena menumpuk pemainnya di sana. Seluruh pemain Lazio berada di wilayahnya sendiri ketika Napoli sudah menguasai bola di area tersebut. Apalagi lini belakang mereka membentuk lima bek ketika bertahan dari formasi dasar 3-4-2-1. Jarak antara Lazio dengan pemain Napoli yang menguasai bola cukup dekat.

Gaya itu cukup menyulitkan Napoli yang mengalirkan bola pendek dengan sabar. Mereka pun nampak hati-hati ketika membantu serangan dengan menyisakan tiga pemain di lini belakang, yaitu Maggio, Koulibaly dan Raul Albiol. Biasanya Napoli cuma menyisakan dua pemain di lini belakang karena dua full-back aktif membantu serangan. Tapi kali ini Maggio tidak jarang naik ke depan karena membantu dua rekan bek tengahnya berjaga-jaga di wilayahnya sendiri.

Grafis operan SSC Napoli selama 30 menit pertandingan. Sumber: Squawka.

Perubahan Sistem SS Lazio karena Cedera di Lini Belakang

Tapi kokohnya pertahanan Lazio cuma bertahan satu babak saja. Situasi berubah ketika De Vrij harus ditarik keluar setelah pergantian babak karena cedera otot. Tapi De Vrij tidak diganti oleh bek tengah, melainkan Alessandro Murgia yang posisi aslinya adalah gelandang serang. Keputusan itu karena Simone Inzaghi, Pelatih Lazio, tidak memiliki pilihan lain karena kehabisan stok bek tengah cadangan. Satu-satunya bek tengah pengganti saat itu adalah Adam Marusic.

Tapi Marusic sudah terlebih dahulu masuk menggantikan Bastos yang mendapatkan cedera seperti De Vrij pada menit 25`. Maka antisipasinya adalah menggeser posisi Lucas Leiva yang semula gelandang bertahan menjadi bek tengah. Lagipula saat itu Inzaghi cukup percaya diri memasukan Murgia dan menggeser Lucas karena Lazio sedang unggul 1-0 melalui gol De Vrij. Namun keputusannya itu justru menjadi malapetaka bagi kesebelasan berjuluk Le Aquile (Si Elang) tersebut.

Masuknya Murgia untuk menjadi duet Marco Parolo di lini tengah memang membuat Lazio tampil lebih terbuka daripada babak pertama. Tapi instingnya yang lebih menyerang justru menciptakan celah di depan kotak penalti Lazio. Parolo menjadi bekerja sendirian karena ditinggal Murgia menyerang dan Lucas yang digeser lebih ke belakang. Alhasil Napoli berhasil terus mengeksploitasi area depan kotak penalti Lazio.

Grafis percobaan tembakan SSC Napoli di depan kotak penalti SS Lazio. Sumber: Squawka.

Agresivitas Serangan Sisi Kiri SSC Napoli

Napoli memulai pertandingan dengan hati-hati. Mereka tidak langsung mengalirkan bola ke wilayah lawan karena Lazio menumpuk pemainnya di area tersebut. Maka dari itu aliran bola Napoli pada awal pertandingan lebih sering diolah di wilayahnya sendiri. Maka dari itu juga Napoli menempatkan tiga pemainnya di belakang ketika menguasai bola agar lebih terbantu sirkulasinya. Napoli baru lebih cepat membangun serangan ketika gawangnya kebobolan duluan oleh De Vrij.

Setelah itu Maggio mulai naik ke depan meninggalkan Koulibaly dan Albiol di wilayahnya sendiri ketika menguasai bola. Apalagi setelah Lazio mulai krisis di lini belakang, serangan Napoli lebih menekan terutama dari sisi kiri. Sayap kiri mereka yang cepat dengan mengandalkan Faouzi Ghoulam dan Lorenzo Insigne memaksa pemain Lazio untuk beradu lari. Pola serangan agresif di sisi kiri itu sebenarnya sudah beberapa kali dilakukan pada babak pertama.

Hal itu jugalah yang membuat Bastos harus tertarik ototnya karena terus-terusan mengejar kecepatan Insigne. Pada babak kedua ini, giliran Dusan Basta yang mendapatkan cedera karena harus bekerja keras mengantisipasi agresivitas sayap kiri Napoli. Apalagi Mertens kerap bergerak melebar ke sisi kiri untuk membantu Insigne dan Ghoulam. Gol kedua dan ketiga Napoli melalui open-play pun dimulai dari sisi kiri ini. Bahkan gol pertama dan keempat melalui bola mati pun disebabkan adanya agresivitas serangan dari sisi tersebut.

Grafik kecenderungan serangan SSC Napoli melalui sisi kiri. Sumber: Whoscored.

Kesimpulan

Krisis bek tengah menjadi penyebab terbesar kekalahan Lazio pada pertandingan ini. Apalagi ditambah cederanya Dusan Basta sehingga Lazio harus bermain dengan 10 pemain. Padahal Lazio memiliki Patric di bangku cadangan sebagai stok wing-back kanan. Tapi Lazio sudah terlanjur memaksimalkan pergantian tiga pemain. Andaikan Inzaghi lebih sabar mengganti Sergej Milinkovic-Savic, mungkin Patric bisa menggantikan Basta dan Lazio tidak harus bermain dengan 10 pemain.

Sementara Napoli tidak menyia-nyiakan keterbatasan yang dimiliki Lazio. Mengeksploitasi depan kotak penalti menjadi ruang untuk Napoli menciptakan banyak peluang melalui umpan terobosan maupun percobaan tembakan. Di sisi lain, cederanya pemain Lazio yang banyaknya terjadi di sisi kanan pertahanannya karena dipaksa mengejar kecepatan sayap Napoli di area itu yang dilakoni Faouzi Ghoulam dan Lorenzo Insigne.

Komentar