Cara Bertahan Sevilla Sulitkan Liverpool Kembangkan Permainan

Analisis

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cara Bertahan Sevilla Sulitkan Liverpool Kembangkan Permainan

Liverpool harus puas mengakhiri pertandingan perdananya di Liga Champions dengan hanya meraih satu poin. Menjamu Sevilla di Anfield, Kamis (14/9) dini hari WIB, The Reds hanya mampu bermain imbang 2-2. Sempat tertinggal lebih dulu melalui gol Wissam Ben Yedder, Liverpool membalas dua gol sekaligus lewat Roberto Firmino dan Mohamed Salah. Sayang, gol dari Joaquin Correa menggugurkan keunggulan Liverpool.

Dalam pertandingan menghadapi Sevilla, Manajer Liverpool, Juergen Klopp, tidak banyak mengubah komposisi pemain di starting eleven. Masih dengan formasi 4-3-3 Klopp tetap mengandalkan trio Roberto Firmino, Mohamed Salah, dan Sadio Mane di lini depan. Sementara di sektor tengah, Jordan Henderson, Giorgino Wijnaldum, dan Emre Can tetap dipercaya Klopp mengisi pos tersebut.

Sementara Sevilla yang datang dengan tanpa dua pilar utama, Nolito dan Johanes Geis, justru menerapkan skema berbeda menghadapi Liverpool. Pelatih Eduardo Berizzo biasanya menerapkan skema 4-5-1, namun dalam laga itu Berizzo mengubah skema dengan pola 4-3-3. Meski begitu, eksperimen yang dilakukan Berizzo tak sedikitpun membuat agresivitas Sevilla berkurang. Mereka justru mampu mengimbangi agresivitas Liverpool, bahkan dalam penguasaan bola Sevilla mampu unggul dengan 52% berbanding 48% bagi Liverpool.

Buruknya organisasi pertahanan Liverpool

Liverpool sebenarnya tampil cukup baik dalam laga tersebut. Mereka mampu merepotkan lini pertahanan Sevilla. Bahkan, bila eksekusi penalti Roberto Firmino berbuah gol, maka mereka bisa meraih tiga poin pertama di Liga Champions. Sayang, sepakan 12 pas pemain asal Brasil itu membentur tiang gawang.

Tidak ada yang menyangsikan kualitas lini serang Liverpool, namun masalahnya adalah organisasi pertahanan mereka yang buruk. Ketika mendapat serangan dari lawan, sektor pertahanan yang digalang Dejan Lovren, Joel Matip, Alberto Moreno, dan Joe Gomez kerap kelimpungan, terlebih dalam mengantisipasi bola silang. Terbukti, gol pertama Sevilla yang dicetak Ben Yedder bermuara pada kesalahan antisipasi bola silang empat bek Liverpool.

Gol tersebut tercipta pada menit keempat, berawal dari pergerakan Sergio Escudero dari sisi kanan pertahanan Liverpool, ia kemudian melepaskan bola silang ke area kota 16 The Reds. Tumpukan pemain belakang Liverpool di dalam kotak penalti tak berarti apa-apa, beberapa pemain seperti Alberto Moreno hanya melongo saat Ben Yeder melakukan pergerakan untuk menyambut bola silang tersebut.

Selain itu, dalam antisipasi membaca arah pergerakan lawan pun mereka kerap kesulitan. Gol kedua Sevilla, yang menggugurkan kemenangan Liverpool bisa menjadi bukti. Umpan satu dua antara Luis Muriel dan Joaquin Correa gagal diantisipasi dengan baik, Correa yang berhasil menusuk hingga langsung berhadapan dengan Loris Karius pun tanpa menemui kesulitan untuk menjebol gawang Liverpool.

Pressing ketat dan rapatnya barisan pertahanan Sevilla

Satu hal lain yang membuat Sevilla sukses meraih sau poin di Anfield adalah cara bertahan mereka yang cukup menyulitkan barisan depan Liverpool. Sejak awal, pressing agresif mereka terapkan untuk membuat The Reds kesulitan untuk mengembangkan permainan dengan pola permainan umpan pendek.

Sevilla tak tanggung melakukan pressing ketat hingga area pertahanan Liverpool, Rojiblancos mampu membuat para pemain The Reds tidak nyaman saat menguasai bola, karena ketika satu pemain Liverpool memegang bola dua sampai tiga pemain Sevilla pasti langsung melakukan tekanan.

Selain itu, Berizzo juga cukup cerdik dengan menerapkan pola pertahanan dalam dengan menumpuk pemain di area kotak 16 sendiri saat pemain Liverpool berhasil melewati tengah lapangan. Hal tersebut tentunya diterapkan Berizzo untuk meredam keagresifan trio lini serang Liverpool yang memiliki kecepatan dan mobilitas tinggi.

Pola tersebut terbukti sukses memang, karena Liverpool dipaksa untuk lebih banyak melakukan tekanan dengan umpan direct. Beberapa momentum serangan Liverpool juga bisa mereka patahkan dengan pola tersebut. Meski pada babak kedua Klopp memasukkan pemain-pemain bertipikal menyerang seperti Philippe Coutinho, Alex Chamberlain, dan Daniel Sturridge, tetap saja tidak ada gol yang tercipta.

Mobilitas Salah yang membuat Sevilla kelimpungan

Meski berhasil meredam agresivitas Liverpool dengan pola pertahanan rendah, namun bukan berarti sektor belakang Sevilla tidak memiliki celah yang bisa dibongkar Liverpool untuk menciptakan peluang berbahaya atau bahkan mencetak gol. Memang, Liverpool cukup kesulitan untuk menembus garis pertahanan rendah Sevilla, namun serangan cepat dengan mengandalkan mobilitas Salah yang menjadi poros serangan mampu membuat pertahan Rojiblancos kelimpungan.

Dua gol yang berhasil diciptakan Liverpool, berawal dari pergerakan Salah yang mampu membuat organisasi pertahanan Sevilla kacau. Gol pertama Liverpool yang diciptakan Roberto Firmino berawal dari pergerakan Salah yang berhasil menarik beberapa pemain belakang Sevilla untuk menghadangnya, dengan cerdik pemain asal Mesir itu memindahkan bola ke sektor kiri di mana Alberto Moreno yang kemudian melepaskan operan pendek yang langsung dicocor Firmino untuk mencetak gol.

Begitu pula dengan gol kedua, keberhasilan Salah merebut bola dari N’Zonzi kemudian menjadi malapetaka bagi Sevilla. Setelah bola berhasil dikuasai, mantan pemain Chelsea itu kemudian melepaskan tendangan dari luar kotak penalti. Bola sempat mengenai kaki salah seorang pemain Sevilla yang membuat bola sedikit berbelok dan tak mampu ditahan kiper.

Kesimpulan

Dari apa yang terjadi di Anfield, sebenarnya Liverpool tampil baik dan berpeluang untuk bisa meraih kemenangan. Namun rapatnya pertahanan Sevilla dengan garis pertahanan rendah saat mereka tertekan dan pressing ketat yang dilakukan membuat Liverpool kesulitan mengembangkan serangan. Kesulitan-kesulitan tersebut kemudian bertambah dengan buruknya organisasi pertahanan Liverpool yang harus kecolongan hingga dua gol.

Hasil yang agak mengecewakan tentunya bagi para suporter Liverpool, sebab dengan raihan tersebut The Reds gagal untuk membalas kekalahan menyakitkan di final Liga Europa dua musim lalu. Selain itu, kekecewaan setelah dicukur lima gol tanpa balas pada pekan sebelumnya pun otomatis gagal terbayarkan.

Komentar