Mengintip Persiapan Raja Slovenia Jelang Liga Champions 2017/2018

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Mengintip Persiapan Raja Slovenia Jelang Liga Champions 2017/2018

Selalu ada antrean panjang untuk mendapatkan tiket Liga Champions bagi kesebelasan dari negara Eropa di luar peringkat 15 UEFA. Kesebelasan-kesebelasan itu mesti menjalani perjalanan lebih panjang lagi untuk sampai di fase grup Liga Champions.

Jalan seperti itu jugalah yang dilakoni NK Maribor, kontestan Liga Champions musim 2017/2018. Kesebelasan tersebut selalu merajai Slovenia PrvaLiga dan belum pernah degradasi. Bisa dibilang bahwa Maribor merupakan kesebelasan tersukses di Slovenia atas raihan 14 gelar domestik. Begitu pun pada musim lalu berhasil menjuarai Slovenia PrvaLiga. Tapi tetap saja, Maribor yang berasal dari Slovenia pada peringkat 30 UEFA, harus memulai Liga Champions musim ini dari babak kualifikasi kedua.

Pada babak itu Maribor berhasil mengalahkan Zrinjski Mostar dari liga Bosnia & Herzegovina dengan agregat 3-2. Pada kualifikasi ketiga, Maribor mematahkan harapan FH dari Liga Islandia yang ingin lolos ke Liga Champions 2017/2018. Pada akhirnya Maribor memastikan lolos setelah kesulitan menaklukkan Hapoel Be`er Sheva. Maribor berhasil melenggang ke fase grup Liga Champions musim ini setelah unggul gol tandang atas Be`er Sheva.

Maribor pun tergabung di grup E bersama Sevilla, Spartak Moscow dan Liverpool. Walau bisa dibilang grup ini tidak lebih berat dari grup C, D, F, H atau lainnya, tetap saja Maribor adalah kurcaci jika dibandingkan dengan Sevilla dan Liverpool. Sevilla merajai Liga Eropa tiga kali beruntun sejak musim 2013/2014. Sementara Liverpool memiliki sejarah yang baik di Liga Champions ditambah dengan penampilannya semakin impresif di Liga Primer Inggris.

Bisa dibilang hanya Spartak Moscow yang kemungkinan diladeni Maribor. Rekam jejak Spartak di Liga Champions lebih parah karena terakhir mengikuti ajang paling bergengsi di Eropa ini pada lima tahun lalu, sementara Maribor dua tahun lalu. Atas pemetaan itu, kemungkinan Maribor bisa menduduki peringkat tiga dan berhak tampil di Liga Eropa musim ini. Kendati demikian, perkiraan hanyalah perkiraan.

Maribor sadar perjalanan panjang Liga Champions telah dan akan menguras energi skuatnya. Tentu Maribor tidak ingin menjadi bulan-bulanan Sevilla atau Liverpool, bahkan Spartak. Mereka tidak ingin mengecewakan para pendukungnya yang sangat antusias dengan lolosnya Maribor ke Liga Champions musim ini.

"Apa yang terjadi dengan penjualan tiket sangat luar biasa. Semua orang ingin menjadi bagiannya (Liga Champions). Sangat menyenangkan melihat orang lain menikmati kesuksesan kami (melalui pembelian tiket Liga Champions). Ini adalah motivasi luar biasa untuk bekerja lebih keras lagi dan sesuatu yang memberikan kami begitu banyak energi," seru Darko Milanic selaku Pelatih Maribor, seperti dikutip dari situs resmi kesebelasan tersebut.

Kiprah terakhir Maribor di Liga Champions harus berada di peringkat terendah saat tergabung bersama Chelsea, Schalke 04 dan Sporting Lisbon di grup G pada musim 2014/2015 lalu. Demi menyambut kembalinya ke Liga Champions, Maribor mendatangkan lima pemain baru, yaitu Adnan Ahmetovic, Jasmin Mesanovic, Jean-Claude Billong, Lior Inbrum dan Martin Milec.

Mereka diharapkan bisa segera menyatu dengan pemain-pemain penting sebelumnya, seperti Alex Pihler, Damjan Bohar, Gregor Bajde, Matej Palcic, Mitja Viler dan lainnya. "Saya yakin tidak akan lama untuk berintegrasi ke dalam tim. Kami memiliki tim yang hebat. Tidak masalah dengan adaptasi," kata Milanic.

Hanya ada sembilan pemain asing di skuat Maribor saat ini. Sisanya merupakan pemain asli Slovenia dan tiga di antaranya sedang memperkuat negara tersebut pada ajang internasional. Maribor pun menyiasati libur kompetisi domestik itu dengan perubahan jadwal latihan. Beberapa waktu terakhir ini latihan berjalan lebih singkat daripada biasanya. Di sisi lain, Maribor mengantisipasinya dengan pertandingan piala domestik melawan Tabor Sezana kemarin, Selasa (5/9).

"Jeda Internasional ini akan sedikit berbeda. Kami mengisi jadwalnya dengan mengikuti satu pertandingan di dalam turnamen melawan Sezana tanpa pemain yang menjalani tugas internasional. Setelah jeda ini, jadwal kami akan sangat sibuk dan akan menyulitkan. Jadi kami mengubah rencana kami," terang Milanic.

Ya, Maribor akan sibuk setelah jeda internasional ini. Mereka akan menjamu Celje pada pertandingan lanjutan Slovenian PrvaLiga. Barulah Maribor akan menjalani laga pertama Liga Champions 2017/2018 menjamu Spartak di Stadion Ljudski, Rabu (14/9), dini hari Waktu Indonesia. Pada pertandingan nantilah kesempatan Maribor untuk membuktikan antusiasnya. Apalagi jika mengingat ironi Spartak lebih parah daripada Maribor dalam beberapa musim Liga Champions terakhir.

Sejarah yang Tidak Boleh Mengecewakan Pendukungnya

Seperti yang dituliskan sebelumnya, Maribor adalah kesebelasan tersukses di Slovenia. Kesuksesan Maribor diraih dampak dari pecahnya Yugoslavia. Kesebelasan tersebut resmi didirikan pada 12 Desember 1960. Maribor langsung meraih kemenangan pada pertandingan resmi perdananya menghadapi kesebelasan satu kotanya, Kovinar, dengan skor 2-1. Pada saat itu Stefan Tolic memborong dua gol kemenangan tersebut.

Maribor juga langsung berjaya di kompetisi lokal Yugoslavia dengan menjuarai Liga Republik Slovenia yang pertama kali diikutinya. Gelar itu otomatis membuat Maribor lolos ke Divisi Dua Liga Yugoslavia. Kesebelasan itu pun berhasil menjuarai kompetisi tersebut pada 1966/1967 dengan predikat juara sehingga promosi ke Divisi Top Yugoslavia musim berikutnya. Tapi kesuksesan mereka tidak terjadi pada divisi teratas sepakbola Yugoslavia pada waktu itu.

Justru dominasi mereka terjadi setelah kemerdekaan Slovenia atas Yugoslavia. Setelah kemerdekaan itu Liga Slovenia tercipta dan Maribor belum pernah degradasi layaknya Celje dan Gorica. Padahal Maribor pernah mengalami kesulitan keuangan dari sekitar akhir 2004 sampai awal 2008. Setelah melewati masalah keuangan tersebut, Maribor justru bangkit dengan langsung menjuarai Liga Pertama Slovenia 2008/2009. Gelar itu memupus dahaga gelar yang dirasakan selama empat musim.

Di sisi lain, Maribor selalu didampingi para pendukung setianya. Maribor sering memecahkan rekor penonton terbanyak di pertandingan Slovenia. Kelompok pendukung Maribor sendiri dikenal dengan Viole Maribor dengan gaya dukungan ultras. Habisnya tiket Maribor melawan Spartak pada Liga Champions adalah bukti antusiasnya para pendukung mereka menyaksikan Maribor di Eropa. Selanjutnya, Maribor jangan sampai mengecewakan para pendukungnnya di Liga Champions. Minimal tidak menjadi bulan-bulanan Liverpool dan Sevilla.

Komentar