John Steen Olsen, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari Skandinavia

PanditSharing

by Pandit Sharing

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

John Steen Olsen, Pahlawan Tanpa Tanda Jasa dari Skandinavia

Apa yang terbayang di benak Anda ketika mendengar nama John Steen Olsen? Bisa dibilang nama ini tidak familiar bagi khalayak pecinta sepakbola. Olsen memang bukan pesepakbola atau pelatih terkenal, tetapi pria asal Denmark yang menjadi pemandu bakat (scout) pemain ini, ternyata punya jasa yang besar bagi Ajax Amsterdam dan sepakbola Skandinavia selama ini.

Zona kerja Olsen dalam memantau pemain-pemain berbakat adalah wilayah Skandinavia yang meliputi berbagai negara seperti Swedia, Norwegia, Finlandia, Dernmark, Islandia, Kepulauan Faroe, dan sekitarnya. Semenjak menjadi scout di Ajax sejak 1995 hingga kini, John Steen Olsen membuktikan kualitasnya dengan beberapa kali sukses mendaratkan talenta berbakat dari negeri-negeri bersuhu dingin itu menuju kota Amsterdam yang hangat.

Penemuan pertama Olsen dari Skandinavia yang mencuat bersama Ajax adalah pemain sayap Jesper Gronkjaer. Dibeli Ajax dari Aalborg Boldspilklub pada 1998, Gronkjaer pernah memecahkan rekor sebagai pemain Denmark termahal ketika diboyong Chelsea pada tahun 2000 dengan mahar 10 juta paun.

Meski Gronkjaer kurang bersinar di Stamford Bridge akibat cedera, namun golnya ke gawang Liverpool pada pertandingan akhir Liga Primer musim 2002/2003 tetap punya arti penting bagi Chelsea. Gol yang mengunci kemenangan 2-1 atas Liverpool itu disebut sebagai “gol satu miliar paun” oleh media The Independent, karena mengantar Chelsea finis di posisi empat yang sama dengan gerbang menuju ke Liga Champions.

Gol Gronkjaer waktu itu sangat dinanti karena klub dalam ancaman krisis finansial andai gagal lolos ke Liga Champions. Memang pada realitanya, akhir musim 2002/2003 itu Chelsea dibeli Roman Abramovich dan sang bos minyak ini pun menyuntikkan dana besar bagi klub untuk jor-joran di bursa transfer. Tetapi walau kedatangan Abramovich seakan-akan “mereduksi” euforia kelolosan dramatis tersebut, gol Jesper Gronkjaer waktu itu tetaplah punya tempat di hati fans Chelsea.

Setelah Gronkjaer, rekomendasi kuat dari Olsen agar Ajax merekrut remaja berbadan menjulang keturunan Bosnia-Kroasia yang lahir di Malmo, Swedia, pada akhirnya menjadi cerita bersejarah tersendiri dalam dunia sepakbola. Remaja itu adalah Zlatan Ibrahimovic, yang sempat menolak trial bersama Arsenal, kemudian sukses diyakinkan oleh Olsen agar sudi bergabung dengan Godenzonen, julukan Ajax Amsterdam.

Karier seorang Zlatan Ibrahimovic tak perlu diragukan lagi. Zlatan pernah memperkuat berbagai klub besar di Eropa seperti Juventus, Internazionale, Barcelona, AC Milan, PSG, dan Manchester United. Ibra juga sukses merengkuh berbagai gelar prestisius bersama klub-klub yang ia bela selama ini.

Zlatan Ibrahimovic, talenta hebat yang ditemukan oleh John Steen Olsen

Barangkali sosok Zlatan lah pemain terbesar yang pernah Olsen temukan. Bukan mengenai ukuran besar tubuhnya, melainkan personalitas Ibrahimovic yang begitu besar sebagai pesepakbola. Selain itu, Ibrahimovic memang termasuk jajaran pesepakbola elit dunia. Kombinasi teknik olah bola, kepribadian unik serta kontroversi di dalam dan luar lapangan telah melambungkan nama Ibrahimovic selama ini.

Tetapi Ibra, yang telah memenangi Guldbollen (gelar pesepakbola terbaik Swedia) sebelas kali ini, ternyata memelihara relasi penting dengan Olsen. Betapa pentingnya sosok Olsen dimata Zlatan bisa dilihat dalam dalam video dokumenter Ajax berjudul John Steen Olsen: De man die Zlatan tag. Dalam video itu juga tampak Olsen hadir di atas panggung bersama Zlatan dalam sebuah seremoni untuk pesepakbola terbaik di Swedia.

Setelah Zlatan, Olsen tidak berhenti mencari pemuda berbakat dari area Skandinavia. Christian Eriksen yang kini menjadi gelandang serang andalan Tottenham, adalah temuan terbesar kedua Olsen setelah Ibrahimovic bagi Ajax. Eriksen dibeli Ajax dari Odense Boldklub pada tahun 2008 dengan biaya hanya satu juta euro.

Kemampuan Eriksen mulai terlihat menonjol dan rutin memperkuat tim senior Ajax sejak 2010. Pemain berposisi “nomor 10” itu membuat klub besar Eropa seperti AC Milan dan Liverpool meliriknya. Meski begitu, Tottenham lah yang berhasil mengamankan tanda tangan andalan timnas Denmark ini pada awal musim 2013/2014 dengan biaya terhitung murah, hanya 11,48 juta poundsterling saja.

Setelah kepindahan Eriksen, pemain Skandinavia lain hasil pantauan Olsen yang melejit bersama Ajax, kini dilanjutkan oleh Kasper Dolberg. Menurut situs transfermarkt.co.uk pemain asal Denmark ini didatangkan dari Silkeborg IF sebesar 230 ribu paun, pada Januari 2015 silam. Musim 2016/17 yang lalu, Dolberg tampil memukau dengan mencetak 23 gol di semua kompetisi bersama Ajax.

Dengan usia yang masih 19 tahun, bursa transfer musim panas 2017 ini tentu menjadi godaan besar bagi sang penyerang untuk pindah ke klub Eropa yang lebih besar. Selama bursa transfer belum ditutup, kemungkinan Dolberg pindah memang ada walau Ajax melabeli pemain ini dengan status “tidak untuk dijual”.

Intuisi Olsen terhadap bakat Dolberg sangatlah tepat, terbukti dengan performa memikat pemuda satu ini. Bahkan dalam sebuah berita media sepakbola Denmark, muncul kabar bahwa Olsen pernah sempat mengancam akan mundur dari tugasnya sebagai pemandu bakat, jika Ajax batal merekrut Kasper Dolberg.

Kasper Dolberg, bakat lain yang Olsen temukan. Sumber: @ajaxdailydotcom

Selain Ibra, Eriksen, dan Dolberg pada faktanya memang banyak pemain-pemain muda asal wilayah Skandinavia yang bergabung dengan Ajax berkat rekomendasi Olsen. Seperti Petri Pasanen, Nicklas Moisander (Finlandia), Andre Bergdolmo (Norwegia), Markus Rosenberg (Swedia), Kolbeinn Sightorsson (Islandia), Michael Kron-Dehli, Viktor Fischer, Nicolai Boilesen dan Lucas Andersen (Denmark).

Nama-nama di atas memang tak semua sukses bersama Ajax atau langsung menghuni tim utama, tetapi setidaknya mereka telah meramaikan warna-warni skuad Ajax yang kosmopolitan. Selain klub dengan pembinaan pemian yang baik, Ajax juga terhitung sering merekrut pemain-pemain muda dari Afrika, Amerika Latin, dan juga tentunya Skandinavia.

Olsen yang kini sudah berusia kepala tujuh, terbukti tetap mampu mencium bakat hebat pemain seperti Dolberg. Tak salah memang kalau dia sampai mampu mengidentifikasi bakat terpendam dari Zlatan Ibrahimovic maupun Christian Eriksen. Saat ini rekrutan Ajax yang paling gres dari Skandinavia adalah dua youngsters Denmark, Markus Bay dan Victor Jensen serta pemuda Finlandia, Saku Ylatupa. Patut ditunggu akan seperti apa tiga pemain ini bersama Ajax di masa depan.

John Steen Olsen mungkin tidak mengharumkan nama sepakbola Skandinavia seperti apa yang dilakukan Nils Liedholm, Gunnar Nordahl, Michael dan Brian Laudrup ataupun Zlatan Ibrahimovic itu sendiri. Tetapi jika dirinya pensiun nanti, dunia sepakbola khususnya Ajax dan Skandinavia layak berterima kasih kepadanya, karena memang dirinya adalah pahlawan tanpa jasa bagi Amsterdam dan khususnya untuk Skandinavia.

foto: @SVEpe1939

Penulis adalah mahasiswa di Yogyakarta yang sedang berduel dengan “skripsi”. Biasa berkicau di akun Twitter @chaebar_haris


Tulisan ini merupakan hasil kiriman penulis lewat rubrik Pandit Sharing. Isi dan opini di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penulis

Komentar