Menanti Matahari Terbit Dari Timor Leste di Asia Tenggara

Analisis

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Menanti Matahari Terbit Dari Timor Leste di Asia Tenggara

Kompetisi SEA Games 2017 menjadi salah satu jalan eskistensi bagi sepakbola Timor Leste. Setidaknya SEA Games 2017 menjadi wakil pelampiasan Timor Leste yang tidak bisa tampil pada Piala AFF 2016 karena tersingkir di babak kualifikasi.

Namun eksistensi yang diinginkan sepakbola Timor Leste di SEA Games 2017 tidak akan mudah. Sebab Timor Leste tergabung di grup B yang dihuni kesebelasan-kesebelasan kuat kawasan Asia Tenggara, seperti Filipina, Indonesia, Thailand dan Vietnam. Jangan lupakan juga Kamboja yang sudah lebih pengalaman mengarungi kompetisi Asia Tenggara dibanding Timor Leste.

Timor Leste pun tahu kekuatan Vietnam karena pernah dikalahkan dengan skor 4-0 pada ajang kualifikasi Piala Asia U-23 2018 Cina di Stadion Thong Nhat, Ho Chi Minh, Vietnam, pada 19 Juli lalu. Kendati demikian, Timor Leste membaik pada dua laga kualifikasi Piala Asia U-23 berikutnya. Mereka mampu menahan imbang Korea Selatan tanpa gol dan membantai Macao dengan skor 7-1. Atas dua laga terakhir Timor Leste U-23 itulah yang diwaspadai menjadi kejutan di grup B tersebut.

Timor Leste sendiri bermain dengan agresif melalui tekel-tekel langsung kepada lawan yang menguasai bola. Setelah bola didapatkan, mereka akan melancarkan serangan balik cepat. Namun upaya itu ada saja yang gagal karena Timor Leste mudah kehilangan bola akibat tergesa-gesa melakukan serangan balik. Pola permainan Timor Leste bisa berubah lebih lambat pada babak kedua karena stamina yang terkuras setelah bermain agresif dan cepat selama 45 menit pertama.

Namun tempo yang melambat itu membuat Timor Leste lebih sabar menghadapi serangan lawan. Hanya saja para pemain belakangnya sering kewalahan ketika menghadapi serangan lawan yang bermain dengan cepat melalui aksi-aksi individualnya. Selain stamina terkuras karena pressing tinggi, Timor Leste juga lemah dalam duel-duel udara di lini belakangnya. Hal tersebutlah yang memanjakan lawan untuk lebih sering melepaskan umpan-umpan silang ke kotak penalti.

Baca juga: Tantangan Berat Indonesia di Grup B.

Sebetulnya Timor Leste agak sulit mengorbitkan pemain untuk membela kesebelasan negaranya. Bahkan Federasi Sepakbola Timor Leste (FFTL) sampai harus memalsukan dokumen pemain pada Januari lalu. Pelanggaran itu membuat Amandio de Araujo Sarmento selaku Sekjen FFTL dilarang terlibat dalam aktivitas sepakbola salama tiga tahun dan didenda 9 ribu US Dollar. Gelasio De Silva, salah satu staf federasi Timor Leste, mendapatkan denda 3 ribu US Dollar karena mengetahui hal ini namun tidak melaporkannya.

Tak sampai di situ, Timor Leste juga didenda 56 ribu US Dollar terkait 29 pertandingan yang melibatkan pemain ilegal tersebut. Pertandingan-pertandingan yang memberikan poin bagi Timor Leste pun dihilangkan dari klasemen FIFA. Tapi akhir-akhir ini agak terbantu atas afiliasinya dengan kesebelasan-kesebelasan dari Portugal. Wajar, negara tersebut sama seperti Indonesia, pernah dijajah Portugal.

Maka dari itu banyak pemain-pemain Timor Leste yang memiliki nama-nama identik dengan warga negara portugal.

Bahkan banyak juga pemain Timor Leste U-23 yang lahir di Brasil karena negara itu juga merupakan jajahan dari Portugal. Faktor tersebutlah yang membuat tidak heran beberapa pemain Timor Leste lahir di Brasil. Contohnya adalah Jairo Neto dan Paul Helber yang lahir di negara samba tersebut. Dua pemain itu bermain di liga luar Timor Leste, sama seperti Anggisu Barbosa, Feliciano Goncalves, Francyatma Alves dan Jose Foncesca.

Sebetulnya pemain yang berkarir di luar Timor Leste itu juga belum komplit tanpa adanya Augusto Caballero dan Henrique Glasman. Bisa dibilang bahwa Timor Leste seperti Filipina, Indonesia atau Singapura yang cukup rajin mengadopsi pemain naturalisasi atau mengirim pemain ke luar negaranya. Tapi kesebelasan berjuluk Matahari Terbit itu harus menjajal laga berat di awal-awal pertandingan fase grup.

Lawan pertama mereka adalah Vietnam yang pernah mengalahkan dengan skor 4-0 pada kualifikasi Piala Asia 2017. Tapi rasanya Vietnam tidak akan terlalu berat karena nanti bertanding di tempat netral. Setelah Vietnam, Timor Leste langsung menghadapi Thailand dan Indonesia. Kamboja dan Filipina adalah lawan terakhir Timor Leste pada rangkaian grup B.

Dibutuhkan mental dan konsistensi jika bermain bagus pada awal pertandingan nanti. Jika Timor Leste bisa mengatasi tiga pertandingan awal, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi kejutan di SEA Games kali ini. Apalagi perkembangan terus ditunjukan Barbosa dkk. Kejutan yang bisa ditunjukan Timor Leste nanti, tentunya akan menjadi prospek lebih cerah bagi sepakbola negara itu di masa mendatang.

Skuat Timor Leste

Kiper: Fagio Augusto, Exposito Gusmao, Ramos Maxanches.

Bek: Agostinho, Candido, Ezequel Fernandes, Filipe Oliviera, Jorge Sabas Victor, Nidio Neto.

Tengah: Anggisu Barbosa, Carlo Magno, Jose Oliviera, Nataniel Reis, Nilo Soares, Paulo Helber

Penyerang: Feliciano Goncalves, Francyatma Alves, Henrique Cruz, Jairo Neto, Jose Foncesca

Komentar