Philip II Arena, Simbol Kebanggaan Masyarakat Makedonia

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Philip II Arena, Simbol Kebanggaan Masyarakat Makedonia

Sejak tahun 2013, UEFA sebagai Federasi Sepakbola Eropa memberlakukan kebijakan baru pada sistem penyelenggaraan Piala Super UEFA. Venue pertandingan yang mempertemukan juara Liga Champions dan Liga Europa itu sejak tahun 2013 tidak lagi menggunakan Stade Louis II, yang sejak tahun 1998 sampai 2012 selalu dipilih sebagai tempat penyelenggaraan pertandingan duel dua jawara Benua Biru itu.

Sejak tahun 2013 hingga 2016, tercatat sudah ada empat stadion yang secara bergantian menjadi venue pertandingan Piala Super Europa. Dimulai dengan Eden Arena di Ceko pada tahun 2013, Cardiff City Stadium di Wales pada 2014, Boris Paichadze Dinamo Arena di Georgia pada tahun 2015, dan Lerkendal Stadion di Norwegia pada 2016.

Pada tahun 2017 ini, UEFA menunjuk Philip II Arena di Makedonia sebagai vuenue pertandingan yang mempertemukan Real Madrid sebagai juara Liga Champions musim lalu melawan Manchester United sebagai kampiun Liga Europa musim 2016/2017.

Merujuk pada penyelenggaraan Piala Super UEFA sejak tahun 1998, atau pada saat laga yang mempertemukan dua jawara kompetisi Eropa itu sudah menganut sistem satu leg pertandingan, Piala Super UEFA identik diselenggarakan di stadion kecil yang kapasitasnya tak lebih dari 25 ribu kursi.

Namun kecenderungan tersebut lambat laun luntur pada tahun 2014 dan 2015 saat UEFA memilih Cardiiff City Stadium yang berkapasitas 33,280 kursi dan Boris Paichadze Dinamo Arena, Tbilisi yang memiliki kapasitas 54,549 kursi sebagai venue pertandingan.

Pada tahun 2016, tradisi tersebut sempat kembali digelorakan dengan menunjuk Lerkendal Stadion di Norwegia, karena stadion tersebut hanya berkapasitas 21.850 kursi. Namun pada tahun 2017, kembali UEFA menggunakan stadion dengan kapasitas besar yang dimiliki oleh Philip II Arena.

Bisa dibilang, Philip II Arena menjadi stadion dengan kapasitas lebih dari 25 ribu kursi yang menjadi venue pertandingan Piala Super UEFA sejak tahun 1998, atau saat format baru pertandingan tersebut digunakan.

Sebuah kehormatan tersendiri tentunya bagi Makedonia, khususnya penggila sepakbola di Kota Skopje, yang merupakan kota tempat stadion tersebut berdiri. Sebab, ini merupakan laga final pertama pertandingan antarklub yang diselenggarakan di stadion tersebut.

Mengenal Philip II Arena yang Mumpuni Meski Minim Pengalaman di Laga Final

Sedikit mengenal Philip II Arena, stadion tersebut merupakan stadion multifungsi. Selain biasa digunakan sebagai tempat menggelar pertandingan sepakbola, Philip II Arena juga sering digunakan sebagai tempat konser musik. Beberapa musisi kenamaan dunia seperti PINK dan Carlos Santana pernah menggelar konser di sana.

Lebih lanjut, stadion tersebut juga merupakan markas dari dua kesebelasan asal kota Skopje FK Vardar dan FK Rabotnicki. Selain itu, Philip II juga kerap kali digunakan timnas Makedonia dalam pertandingan internasional.

Jadi, meski ini merupakan kesempatan pertama mereka untuk menggelar pertandingan final kejuaraan antarklub, namun stadion tersebut cukup berpengalaman dalam menggelar pertandingan berskala internasional.

Tak hanya itu, FK Vadar dan Rabotnicki juga kerap tampil di kompetisi Eropa seperti Liga Champions atau bahkan Liga Europa, jadi bisa dibilang stadion tersebut cukup layak untuk menggelar pertandingan Piala Super Europa antara Real Madrid melawan Manchester United pada Rabu (9/8) dini hari WIB nanti.

Merunut pada sejarahnya, stadion tersebut sebenarnya sudah dibuka sejak tahun 1947, saat itu stadion tersebut masih bernama Gradski Skopje atau dalam bahasa Indonesia berarti Stadion Kota Skopje. Pada tahun 1977, stadion trsebut dirombak dan dirancang ulang. Dua arsitek lokal Dragan Krstev dan Todorka Mavkova menyusun rencana untuk pendirian tribun selatan.

Renovasi hanya berlangsung selama satu tahun. Namun ada ketidakpuasan yang membuat renovasi kembali dilakukan. Proses renovasi tersebut berlangsung cukup lama, yaitu selama dua tahun. Meski begitu dari sana pola bentuk stadion yang sekarang akhirnya terbentuk.

Secara berkala stadion tersebut terus mengalami perbaikan hingga akhirnya menjadi salah satu stadion yang cukup megah di Makedonia, karena dilengkapi berbagai fasilitas olahraga lain seperti jalur atletik dan lain-lain.

Perihal penamaan Stadion, yang menggunakan nama Philip II tak lain untuk menghormati sosok Raja Philip II yang yang memerintah kerajaan Makedonia antara tahun 359 sampai 336 SM. Sekilas tentang Raja Philip II, ia merupakan pendahulu dari Raja Alexander III, yang dikenal juga degan julukan Alexander The Great.

Tentu bukan tanpa alasan mengapa sosok Philip II dipilih sebagai tajuk stadion tersebut, tentu ada kebanggaan masyarakat Makedonia terhadap sosok tersebut.

Foto: Wikipedia dan UEFA

Komentar