Sejarah dan Warisan untuk Sepakbola Perempuan di Belanda

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Sejarah dan Warisan untuk Sepakbola Perempuan di Belanda

Ada dua hal yang menarik perhatian di pintu gedung Federasi Sepakbola Belanda (KNVB) dalam satu bulan terakhir. Pertama yaitu bola raksasa yang terdapat di atas rumput, kedua adalah tanda tanya besar yang hampir menutupi bagian depan bangunan utama.

Tapi yang paling menonjol adalah tidak adanya foto-foto Arjen Robben, Davy Klassen, Wesley Sneijder dan pemain-pemain Belanda lainnya. Yang ada justru berbagai foto sekelompok sepakbola perempuan Belanda disertai tulisan "Nikmatilah musim panas ini dengan Piala Eropa perempuan di Belanda".

Pajangan itu memang ditunjukan untuk Tim Nasional Sepakbola Perempuan Belanda yang akan mengikuti Piala Eropa ketiga kalinya sekaligus menjadi tuan rumah sejak 16 Juli lalu, "Atmosfernya mungkin seperti yang kami alami di Piala Eropa pria pada 2000. Tapi satu hal yang pasti: perempuan Belanda pantas berada di sana," ujar Pierre van Hooijdonk yang merupakan mantan pesepakbola Belanda, seperti dikutip dari situs resmi UEFA.

Hoiijdonk sendiri berperan sebagai duta besar sepakbola perempuan di Belanda, "Saya menerima peran ini sebagai duta besar karena kami khawatir tentang kritikan sepakbola perempuan dan membandingkannya dengan sepakbola pria. Mereka dua hal yang sama sekali berbeda. Terlebih lagi, timnas perempuan saat ini memiliki kesuksesan yang tidak dimiliki pria-pria itu salama beberapa waktu," sambungnya.

Sepakbola perempuan di Belanda bukan berarti tidak memiliki bakat, tapi karena memang kurangnya visibilitas. Contohnya saja mereka kekurangan perhatian dari media, citra maupun labelisasi. Padahal sepakbola perempuan di Belanda mengalami perkembangan dengan cepat. Buktinya, sudah ada 153.000 pesepakbola perempuan yang mendaftar ke KNVB sampai sejauh ini.

Pihak KNVB sendiri sudah mengembangkan sepakbola perempuan sejak 2001. Mereka memiliki 2.500 klub sepakbola perempuan yang terhubung dengan 3.000 klub sepakbola pria di Belanda. Kota Utrecht bisa dibilang paling sukses karena ada sekitar 10 klub sepakbola perempuan di kawasan tersebut.

Selain itu, banyak juga pesepakbola perempuan Belanda yang bermain di liga papan atas Eropa, seperti Stefanie van der Gragt (Bayern Munich), Danielle van de Donk dan Vivianne Miedama (Arsenal) dan lainnya. Bahkan sepakbola perempuan FC Twente memecahkan rekor kehadiran penonton sebanyak 15.637 pasang mata ketika menghadapi Barcelona di Liga Champions perempuan musim lalu.

"Kita harus mengakui bahwa menonton sepakbola pria sulit mendapatkan akses. Dalam kaitannya dengan pemain maupun mendapatkan tiket. Hal itu tidak akan terjadi pada Piala Eropa perempuan. Para pemain bisa lebih mudah ditemui seperti tiket pertandingan. Semua tiket untuk pertandingan Belanda sudah habis terjual. Anak-anak perempuan akan bisa mengenali model peran baru seperti Vivianne Miedema atau Anouk Dekker," ujar Bert van Oostveen selaku sekretaris Piala Eropa perempuan 2017 dan KNVB.

Di sisi lain, ia juga menyerukan agar berhenti membanding-bandingkan sepakbola perempuan dengan pria. Hal itu karena sepakbola perempuan tidak memiliki sponsor yang sama. Karena di sepakbola perempuan Belanda membutuhkan sponsor yang bisa membuat komitmen jangka panjang dan memilik keuntungan agar mencapai sesuatu. Hal itu karena sepakbola perempuan tidak memiliki basis pendukung seperti sepakbola pria.

Tapi kompetisi tetap berjalan, Piala Eropa perempuan 2017 tetap bergulir adalah buktinya. Dan Belanda mampu memborong seluruh kemenangan di Grup A atas Norwegia, Denmark dan Belgia. Kemudian di perempat final berhasil mengalahkan Swedia dan Inggris pun ditaklukan pada semifinal. Kemenangan itu meloloskan negara kincir angin itu ke laga puncak menghadapi Denmark.

Lawannya itu pernah dikalahkan Belanda pada fase grup dengan skor 1-0, "Kami memang bertanya-tanya akan menjadi apa di turnamen sebesar ini. Kami tahu itu akan bergantung kepada bagaimana kita bermain, tapi kami hampir tidak bisa bermimpi akan menjadi sebesar ini sejak pertandingan pertama melawan Denmark," tutur Sarina Wiegman selaku pelatih Sepakbola perempuan Belanda.

Pernyataan itu menunjukan bahwa Wiegman seperti tidak percaya bahwa kesebelasan besutannya bisa mencapai final. Rasa tidak percayanya bisa dianggap wajar karena raihan terbaik Belanda hanyalah mencapai semifinal Piala Eropa 2009. Berbeda dengan Denmark sudah pernah mencapai semifinal pada 1984, 1991, 1993, 2001 dan 2013.

Tapi pada akhirnya Belanda bisa mengalahkan Denmark dengan skor 4-2 sehingga memenangkan piala turnamen internasional perempuan pertama. Legenda Belanda seperti Marco van Basten dan Louis van Gaal terlihat ikut menonton di tribun stadion De Grolsch Veste itu menjadi saksinya .

Miedema yang mencetak dua gol pada pertandingan itu tampak emosional. Ia menangis saat beberapa detik terakhir pertandingan, sebelum stadion meletus setelah peluit panjang ditiupkan. Padahal Belanda tidaklah diunggulkan seperti Prancis dan Jerman. Tapi Belanda memenangkan seluruh pertandingan Piala Eropa perempuan 2017.

"Kami telah memainkan enam pertandingan menakjubkan dan hari ini kami menunjukan bahwa jika tertinggal di dalam pertandingan pun kami masih bisa mengubah permainan. Saat kami mencetak gol untuk skor 3-2, saya hanya berpikir itu tidak akan salah lagi kami bermain jauh lebih baik di babak kedua dan kami pantas memenangkan turnamen ini," ujar Miedema seperti dikutip dari BBC.

Juaranya Miedema dkk membuat sepakbola perempuan Belanda sejajar dengan lawan jenisnya di Piala Eropa. Mereka sama-sama mengoleksi satu gelar karena timnas prianya pernah memenangkan Piala Eropa 1988. Maka gelar juara Piala Eropa perempuan 2017 adalah ukiran sejarah bahwa mereka tidak kalah baiknya dengan sepakbola pria di Belanda.

Setidaknya gelar Piala Eropa perempuan 2017 memberikan angin segar bagi warga Belanda karena timnas pria masih puasa gelar sejak 1988. Artinya, masih masih banyak yang bisa dipelajari dari sepakbola perempuan Belanda daripada prianya. Dan yang terpenting adalah mereka meninggalkan warisan untuk masa depan sepakbola perempuan di Belanda.

Komentar