Persib yang Masih Perlu Perbaikan Di Sana-Sini

Analisis

by redaksi

Persib yang Masih Perlu Perbaikan Di Sana-Sini

Permainan Persib yang mengkhawatirkan selama putaran pertama, menimbulkan banyak pertanyaan dari banyak pihak. Pertanyaan ini terbilang wajar, sebab sampai paruh musim Liga 1 2017 mereka terpuruk di posisi 14 klasemen sementara.

Hal yang tak wajar bagi Persib yang bisa dibilang memiliki skuat yang paling mumpuni di Indonesia. Ditambah lagi Persib merekrut dua pemain yang pernah merumput di Liga Primer, yaitu Carlton Cole dan Michael Essien. Skuat berbintang yang dimiliki Persib pun memberikan harapan juara Liga 1 Indonesia 2017 kepada para Bobotoh (pendukung Persib).

Namun harapan itu hanya berlaku realistis sampai pekan ke-7. Selama tujuh pekan itu Persib menjadi salah satu kesebelasan yang belum terkalahkan dan menempati posisi dua klasemen sementara dengan mengumpulkan 13 poin. Raihan tersebut merupakan hasil dari tiga kemenangan dan empat kali bermain imbang.

Rekor itu baru dipecahkan pada pekan ke-8 karena dikalahkan Bali United. Kekalahan itu menjadi awal terpuruknya kesebelasan dari Kota Bandung tersebut. Karena selanjutnya Persib cuma mampu meraih dua kali kemenangan sampai menutup putaran pertama Liga 1 2017. Hasilnya, Persib menutup putaran pertama di peringkat 14 yang berada dua strip di atas zona play-off degradasi ke Liga 2 2018.

Bahkan di sela-sela hasil buruk itu membuat Djajang Nurjaman undur diri dari jabatan Pelatih Persib. Sementara, kekosongan di kursi pelatih Persib itu digantikan Herrie Setyawan yang sebelumnya menjabat asisten Djajang. Sementara itu, ada beberapa penilaian yang membuat permainan Persib harus menurun setelah melewati delapan pekan Liga 1 Indonesia 2017.

Tumpulnya lini serang

Selama putaran pertama Liga 1 2017, dari 17 kali pertandingan yang dilakoni "Maung Bandung" mereka hanya mampu mencetak 16 gol. Dalam lima pertandingan awal saja catatan tendangan ke gawang pun sangat rendah. Dari 57 kali percobaan tendangan ke gawang hanya 21 kali tendangan yang mengarah ke gawang. Hanya enam kali di antaranya yang berbuah menjadi gol.

Tumpulnya lini serang Persib tidak lepas dari ketidakefektifan sisi sayap. Sisi lapangan yang sebelumnya selalu menjadi senjata berbahaya Persib, justru menjadi masalah utama. Hal ini terlihat dari statistik umpan silang yang ditorehkan Persib. Dari 134 kali upaya mengirim umpan silang dari kedua sisi (kanan dan kiri), hanya 26 kali umpan silang tersebut yang berakhir sukses.

Hal tersebut menjadikan permainan kesebelasan berjuluk Maung (harimau) Bandung itu terbilang monoton di setiap pertandingan. Persib selalu mengandalkan sisi sayap, tanpa ada variasi serangan. Sebenarnya kurang efektifnya sisi sayap Persib bisa diubah dengan mengandalkan umpan terobosan dari sayap ke tengah.

Menggunakan model serangan seperti itu, selama lima pertandingan Persib berhasil menciptakan 20 umpan kunci dan punya banyak peluang untuk mencetak gol. Kurangnya kreatifitas penyerangan Persib menjadikannya kesebelasan yang tumpul ketika menyerang. Persib hanya mampu mencetak 16 gol dari 17 laga. Jumlah yang sedikit jika dilihat dari komposisi pemain yang dimilikinya pada musim ini.

Tidak tajamnya para pemain menyerang Persib juga terlihat dari lima pertandingan terakhir. Dari 52 percobaan tendangan ke gawang, hanya 21 tendangan yang tepat sasaran. Persentase tendangan tepat sasarannya hanya sebesar 40,3%, kalah jauh dari Madura United sebagai tim tersubur sampai paruh pertama Liga 1 2017.

Faktor Usia Membuat Lubang di Pertahanan Persib

Permasalahan Persib tidak hanya di lini serang saja, sektor belakang pun masih menyisakan lubang yang sering dimanfaatkan lawan untuk mencetak gol. Duet Vladimir Vujovic dan Ahmad Jufrianto tidak sesolid seperti ketika menjuarai Indonesian Super League (ISL) 2014.

Faktor usia dinilai menjadi salah satu penyebabnya. Vladimir yang kini berusia 35 tahun sulit untuk mengawal pemain yang bertipikal pelari cepat. Jufrianto yang berusia lebih muda lima tahun dari Vladimir pun tidak dapat menutupi kekurangan duetnya itu. Tidak hanya kedua bek tengah mereka, kedua full-back mereka pun sudah memasuki usia kepala tiga.

Hal ini tampak dari pergerakan mereka yang sudah tidak cepat lagi ketika transisi dari bertahan ke menyerang dan sebaliknya. Meski Persib masih punya pemain yang relatif muda seperti Jajang Sukmara dan pemain U23 bernama Henhen Herdiana, mereka masih belum diberi kepercayaan untuk masuk starting XI Persib.

Bahkan jika bukan karena regulasi U23, Henhen bisa saja tidak akan dimainkan oleh Djajang. Di sisi lain, Wildansyah hanya menjadi pelapis saja jika salah satu dari duet Vladimir atau Jufrianto tidak bisa diturunkan. Sudah “berusia” nya bek-bek Persib, berpengaruh kepada stamina. Selain itu, kurang rapatnya pertahanan "Maung Bandung" menyisakan lubang yang sering dimanfaatkan oleh penyerang atau gelandang lawan.

Lubang di pertahanan Persib yang bisa dieksploitasi lini serang Mitra Kukar. Sumber gambar: Orange TV

Salah satunya saat berhadapan dengan Mitra Kukar seperti pada gambar di atas. Pada menit ke-82, Oh In Kyun berhasil memanfaatkan kerenggangan di lini pertahanan Persib dan sukses mencetak gol ke gawang I Made Wirawan saat itu. Kegagalan pemain tengah untuk merebut bola serta kurang rapatnya kedua bek tengah, membuat Oh In Kyun berhasil menembus pertahanan Persib lewat umpan satu dua dengan Marclei Santos.

Kim Jeffrey Kurniawan dan Michael Essien sebagai tumpuan di lini tengah

Kim menjadi pemain yang sangat berpengaruh di lini tengah dan sering membantu lini pertahanan Persib. Pemain bernomor punggung 23 ini juga menjadi pemain yang mempunyai tekel terbanyak diantara rekan-rekan kesebelasannya. Dalam lima pertandingan terakhir saja tercatat sebanyak 43 tekel sukses dan 23 intersepsi yang dilakukan Kim.

Pemain naturalisasi Jerman itu juga kerap menjadi penyambung antara lini belakang dan lini depan. Sementara Essien menjadi tumpuan untuk penyerangan kesebelasan yang menjuarai Piala Presiden 2015 itu. Meskipun posisi asli pemain ini adalah gelandang bertahan, tapi di bawah arahan Djajang, pemain ini dipasang menjadi gelandang serang dan tidak jarang menjadi penyerang lubang.

Unggul dalam duel udara dengan persentase 61% membuat Essien sering berada di dalam kotak penalti lawan ketika terjadi situasi set-piece. Total persentase 50% sundulan sukses dalam lima pertandingan terakhir ditambah satu gol Essien yang terjadi lewat sundulan kepalanya mencerminkan kekuatannya ketika duel udara.

Persib bisa bangkit asal……

Persib bisa bangkit, asal mereka memperbaiki kualitas umpan silang yang selalu jadi andalan mereka dalam menyerang. Selain itu, mencoba alternatif lain dengan mencari tipe gelandang serang kreatif yang bisa mengirim umpan-umpan terobosan, juga adalah hal lain yang bisa solusi bagi Persib.

Untuk lini pertahanan, peningkatan dari segi komunikasi dan koordinasi adalah cara yang bisa ditempuh Persib. Selain itu, dipulangkannya kembali Purwaka Yudhi bisa menjadi salah satu cara untuk menambal sekaligus memperkuat lini pertahanan Persib itu sendiri. Walau Purwaka sendiri sudah berusia di atas 30 tahun seperti bek-bek Persib lainnya.

Sumber Data; Tim Statistik Pandit Football Indonesia

(gil/wil/sfs)

Komentar