Ancaman Baru Sepakbola Indonesia Dari Pulau Dewata

Analisis

by redaksi

Ancaman Baru Sepakbola Indonesia Dari Pulau Dewata

Bali United berhasil menggebrak persepakbolaan Indonesia. Kesebelasan itu sukses menunjukkan kualitasnya dengan mengakhiri putaran pertama Liga 1 indonesia 2017 sebagai runner-up. Dari 17 pertandingan, Bali mencatatkan 10 kemenangan, dua imbang, dan lima kekalahan.

Bali pun sebenarnya punya peluang menjadi juara paruh musim, jika penentuan klasemen Liga 1 menggunakan sistem paling banyak gol daripada head-to-head. Soal head-to-head, Bali kalah dengan Madua United atas skor 2-0 pada pertemuan pertama di Stadion Gelora Ratu Pamelingan, Pamekasan pada 16 April lalu.

Meski begitu, Bali tetap menjaga asa untuk meraih gelar juara pertama mereka asalkan kesebelasan dari Pulau Dewata itu terus konsisten selama putaran kedua nanti. Sebanyak 32 poin mereka sama dengan Madura selaku pemuncak klasemen. Jelas kesamaan poin itu bisa mewujudkan Bali menjadi kampiun pada akhir musim nanti.

Catatan Bali ini sangat mengejutkan karena mereka sangat kesulitan pada awal musim. Kekalahan dari Madura itu juga terjadi pada pertandingan pertama Bali di Liga 1 Indonesia 2017. Pada pertandingan itu, keduanya pun masih belum mampu meraih kemenangan. Bali justru dikalahkan Persipura di hadapan pendukungnya sendiri di Stadion Kapten I Wayan Dipta , Gianyar.

Dua pertandingan awal yang buruk itu membuat Bali memecat Petar Schaller dan digantikan asistennya, Eko Purjianto. Setelah pergantian pelatih, Bali justru mampu menang ketika melawan Persela Lamongan dan Semen Padang sebelum akhirnya dikalahkan Mitra Kukar. Hasil tersebut menempatkan Bali United menduduki posisi 14 tabel klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2017.

Setelah kekalahan dari Mitra Kukar pada 10 Mei lalu, Bali mengumumkan penujukan Widodo C.Putro yang dikontrak sampai Desember 2017. Debut Widodo menjadi pelatih langsung membuahkan hasil positif dengan mengalahkan Borneo FC pada pekan keenam dengan skor 3-0 di Stadion Kapten I Wayan Dipta. Kemudian Widodo berhasil membawa Bali mencuri poin di kandang Persija Jakarta dengan hasil imbang 0-0.

Catatan positif Widodo berlanjut ketika mengalahkan tamunya Persib dengan skor 1-0. Tapi raihan positif Widodo bersama Bali harus terhenti ketika menjamu Bhayangkara. Fadil dkk harus ditaklukan tamunya itu dengan skor 3-1. Kemudian kekalahan berlanjut ketika bertandang ke kandang Arema dengan skor 2-0. Dua kekalahan itu membuat Bali semakin sulit menembus lima besar klasemen sementara.

Grafik permainan Bali baru konsisten selama Juli lalu. Selama bulan itulah Bali tidak pernah mengalami kekalahan. Hasilnya yaitu satu kali imbang dan lima sisanya menghasilkan tiga poin. Tentu peningkatan itu membantu Bali bertengger di papan atas klasemen Liga 1 Indonesia sementara. Dan salah satu hal yang mempengaruhi Bali saat itu adalah adanya beberapa eksperimen yang dilakukan Widodo kepada kesebelasannya.

Mengeksplorasi lini serang Bali United

Kunci kesuksesan Widodo untuk meningkatkan grafik permainan kesebelasannya yaitu perubahan posisi Nick van der Velden dari gelandang bertahan menjadi sayap kiri pada formasi 4-2-3-1. Van der Velden sendiri merupakan pemain berstatus marquee player yang didatangkan dari Dundee United setelah dua pertandingan awal Liga 1.

Ia baru merasakan debutnya di Bali ketika mengalahkan Persela dengan skor 1-0 pada pekan ketiga Liga 1 Indonesia 2017. Van der Velden memulai laga dari bangku cadangan menggantikan I Gede Sukadana pada menit ke-50. Meski Bali tidak menambah keunggulan sejak ia masuk, tapi ada hal baik yang bisa diperlihatkannya. Salah satunya adalah aliran bola dari lini belakang ke depan semakin hidup atas hadirnya Van der Velden yang dijadikan gelandang bertahan.

Selain gelandang bertahan, Van der Velden juga sempat dijadikan gelandang serang jika Marcos Flores ditarik keluar. Namun rupanya Van der Velden lebih efektif ketika dicoba menjadi pemain sayap kiri. Perubahan posisinya itu terjadi sejak dipanggilnya Yabes Roni ke skuat Indonesia sehingga meninggalkan kekosongan di sayap kanan. Posisinya itu kemudian dipercayakan kepada Irfan Bachdim yang sebelumnya sering dijadikan sayap kiri.

Artinya, Marcos Flores diapit oleh sistem baru melalui sayap yang diperankan Van der Velden di kiri dan Irfan di kanan. Ketiga pemain tersebut bertugas menyokong Sylviano Comvalius yang dipercaya menjadi penyerang tunggal. Salah satu caranya yaitu pergerakan Van der Velden yang lebih dalam mendekati kotak penalti. Sementara sisi kiri lapangan sering diisi oleh Dias Angga Putra

Di sisi lain, pergerakan Bachdim hampir sama dengan Van Der Velden. Tapi ia bergerak ke dalam ketika sedang menguasai bola saja. Saat penguasaan bola itu, Bachdim bisa melepaskan umpan cutback kepada Comvalius atau Marcos Flores. Khusus Comvalius, ia terkadang bergerak sedikit ke bawah untuk menerima umpan dari Bachdim sekaligus memancing bek lawan untuk mengejarnya.

Alhasil, pergerakannya ke bawah itu membuat kotak penalti lawan menciptakan ruang yang bisa diisi Marcos Flores atau Van der Velden untuk memanfaatkan peluang. Sementara ketika tanpa bola, Bachdim lebih memilih menjaga lebar lapangan dengan bergerak di tepi sisi kanan. Pergerakan lini depan Bali itu bisa dilihat pada proses gol ketiga ke gawang PS TNI pada Juli lalu.

Namun, tetap saja pergerakan sayap dan penyerang Bali tidak bisa mulus tanpa adanya Marcos Flores. Dalam enam pertandingan terakhir, ia mencatatkan 4 asis, 2 umpan kunci, dan 13 umpan terobosan. Kinerja Marcos Flores dipermudah oleh kerja sama dengan tiga rekannya itu di lini depan. Dampaknya, Bali mampu mencetak 14 gol dari enam pertandingan terakhir paruh musim Liga 1 2017.

Gol terbanyak dicetak Comvalius setelah menjebol gawang lawan tujuh kali. Sisanya dicetak Bachdim dengan tiga gol dan dua gol masing-masing dicetak Marcos Flores dan Van der Velden. Lalu bagaimana dengan posisi gelandang bertahan setelah berubahnya posisi Van der Velden? Widodo mempercayakannya kepada Muhammad Taufik.

Kepercayaan kepadanya itu dijawab dengan kepintarannya menjaga kedalaman di lini tengah Bali. Kepintarannya itu tidak lepas dari kedisiplinan menjaga posisinya di area tengah lapangan. Ditambah dengan kepintaran mantan gelandang Persib itu dalam membaca permainan lawan. Buktinya, Taufik mampu melakukan 45 Intersepsi dalam 6 pertandingan terakhirnya dan tekel sukses 22 kali dari 42 kali percobaan.

Eksperimen yang dilakukan Widodo itu merupakan respon yang cermat kepada kondisi kesebelasannya. Apalagi pengalamannya sebagai mantan penyerang terbaik di Indonesia mampu membuat lini serang Bali memiliki daya ledak yang luar biasa. Instingnya mampu menjadikan Bali sebagai kesebelasan paling produktif di Liga 1 2017 sejauh ini dengan koleksi 32 gol.

Comvalius pun dijadikan pencetak gol terbanyak sementara di Liga 1 2017 bersama Peter Odemwingie dari Madura United dengan koleksi 13 gol. Tapi yang terpenting bagi Bali untuk menyambut putaran kedua nanti adalah konsitensi. Setidaknya permainan yang konsisten seperti Juli lalu agar memiliki peluang untuk menjuarai Liga 1 2017.

Kalaupun tidak menjadi juara, mereka setidaknya tetap menggebrak dengan mengakhiri musim ini di posisi tiga besar agar bisa bermain di level Asia. Apresiasi memang perlu diberikan kepada Bali yang baru berusia dua tahun, terutama kepada Widodo yang masuk menggantikan Schaller pada awal musim ini. Widodo bisa membuktikan jika pelatih lokal mampu bersaing dengan pelatih asing.

(Wildan)

Komentar