Kenapa La Liga Bisa Tolak Transfer Neymar ke PSG?

Analisis

by Ardy Nurhadi Shufi

Ardy Nurhadi Shufi

Juru Taktik Amatir
ardynshufi@gmail.com

Kenapa La Liga Bisa Tolak Transfer Neymar ke PSG?

Paris Saint-Germain (PSG) hampir dipastikan mendapatkan bintang asal Brasil, Neymar. Barcelona sebagai pemilik Neymar menyatakan bahwa sang pemain sudah meminta untuk hengkang. Namun keinginan PSG untuk mendapatkan Neymar ini mengalami hambatan dari La Liga. La Liga secara resmi menolak keinginan PSG untuk memboyong Neymar. Loh, kok La Liga bisa ikut campur?

Sejatinya, kontrak klausul pelepasan seorang pemain pada sebuah klub hanya melibatkan tiga pihak; pemain, klub pemain, dan klub yang hendak membeli pemain. Tapi ternyata, klausul pelepasan pemain di Spanyol berbeda dengan negara lain. Di Spanyol, aturan yang digunakan bukan release clause, melainkan buy-out clause.

Perbedaan release clause dan buy-out clause

Release clause memang lebih sederhana dari buy-out clause. Ketika release clause seorang pemain diaktifkan klub lain, maka klub yang hendak membeli pemain tersebut tinggal memberikan uang senilai release clause pemain tersebut, sebagaimana klub pemilik pemain tidak bisa menolak tawaran tersebut. Misalkan release clause Sergio Aguero seharga 1 triliun rupiah, maka jika Chelsea hendak mengaktifkan klausul pelepasannya tersebut, maka Chelsea tinggal memberikan 1 triliun rupiah pada Manchester City. Uang diterima, Aguero pun milik Chelsea.

Sementara itu, buy-out clause, yang berlaku di Spanyol, tak sesederhana itu. Hubungan pengaktifan klausul pembelian awalnya melibatkan tiga pihak sama seperti release clause. Hanya saja pertama-tama klub harus memastikan bahwa sang pemain bersedia diaktifkan klausulnya oleh klub lain. Setelah pemain mengatakan bersedia hengkang, sang pemain harus "membayar sendiri" klausul pembelian tersebut.

"Membayar sendiri" di sini bukan berarti seorang pemain mengeluarkan kocek pribadinya untuk bisa pindah. Tapi "membayar sendiri" di sini melibatkan federasi, yang menaungi kontrak pemain. Federasi menerima uang dari klub peminat sang pemain, kemudian federasi memberikan uang tersebut pada klub penjual agar sang pemain terlepas dari buy-out clause tersebut.

Inilah yang terjadi belakangan ini. PSG hendak membeli Neymar dari Barcelona. Pertama-tama, Barcelona harus memastikan Neymar memang bersedia pindah. Setelah rilis resmi dikeluarkan, maka Neymar boleh pindah ke klub lain. Neymar sendiri sudah melakukan tes medis di Portugal untuk bergabung dengan PSG.

Kemudian pada Kamis (3/8), pengacara PSG, Juan de Dios Crespo, beserta beberapa rekannya, mendatangi kantor La Liga untuk memberikan 222 juta euro sebagai syarat klausul pembelian Neymar. Tapi alih-alih menyetorkan ke Barcelona sebagai klub pemilik Neymar, ternyata La Liga menolak hal tersebut, di mana menurut jurnalis Sky Sports, Kaveh Solhekol, perwakilan PSG hanya 15 menit berada di kantor La Liga yang terletak di Madrid karena rencana mereka tersebut ditolak La Liga.

Pertanyaan berikutnya adalah, apakah La Liga berhak menolak uang yang bisa mengaktifkan klausul tersebut?

Karena sistem klausul pembelian pemain di Spanyol harus melalui La Liga, La Liga merasa berhak untuk menentukan nasib seorang pemain, karena kontrak pemain memiliki keterikatan dengan La Liga. Alasan La Liga menolak transfer tersebut, seperti yang diungkapkan sang presiden, Javier Tebas, La Liga merasa PSG disokong oleh kocek pribadi investor Qatar selaku pemilik PSG, di mana menurut mereka hal ini melanggar aturan Financial Fair Play (FFP).

"Tidak ada yang percaya. PSG tidak memiliki keuntungan finansial yang melebihi Real Madrid dan Barcelona. Tidak ada yang percaya itu. Kami telah melakukan studi ekonomi dan itu tidak mungkin. Tidak ada yang percaya itu, yang berarti bahwa negara Qatar menyuntikkan uang dan itu melanggar Financial Fair Play," kata Tebas kepada Mundo Deportivo.

UEFA Memperbolehkan Transfer Neymar, Tapi....

Sejatinya, apa yang dilakukan PSG sebenarnya tidak menyalahi aturan. Bahkan hal ini dikatakan langsung oleh juru bicara UEFA. Menurut UEFA, penghitungan sebuah klub melanggar FFP atau tidak baru dilakukan di akhir musim, yang dalam hal ini baru akan dilakukan pada Juni mendatang, dengan peringatan pertama pada awal Desember.

"Semua klub di Eropa harus menghormati aturan FFP dan harus membuktikan bahwa mereka tidak punya kerugian lebih dari 30 juta euro dalam 3 tahun. Karena kami akan terus memonitor setiap klub terkait aturan FFP, UEFA akan melihat detail dari transfer ini apakah PSG bisa memenuhi persyaratan atau tidak," ujar jubir UEFA yang tidak disebutkan namanya itu di ESPNFC.

"Transfer Neymar ke PSG akan berpengaruh pada keuangan klub dalam beberapa tahun, tapi dampaknya tidak bisa langsung dinilai, PSG bisa menjual beberapa pemainnya dengan nilai yang signifikan. Kita baru bisa mengkalkulasikan di akhir dan memastikan bahwa mereka mematuhi aturan."

Secara sederhana, jika PSG menggelontorkan 222 juta euro untuk memboyong Neymar, maka PSG memang akan langsung mengalami kerugian. Namun tinggal bagaimana PSG mengatasi kerugian tersebut. Dimulai dari penjualan pemain hingga pendapatan lain dari sponsor bisa saja menutupi hal tersebut. Dan itu bisa dilakukan hingga akhir musim. Kami pernah membahas soal apa yang bisa dilakukan PSG untuk terhindar pelanggaran FFP dalam artikel "Neymar Bisa Saja ke PSG dengan Harga 222 Juta Euro, Asalkan...".

Maka sebenarnya cukup aneh apa yang dilakukan La Liga ini. Jika pun PSG melanggar FFP, maka PSG-lah yang akan kena hukumannya. Kasarnya, soal FFP harusnya menjadi urusan PSG sendiri dalam mengatur pendapatan dan pengeluaran mereka agar neraca keuangan mereka tidak mengalami kerugian sebesar 30 juta euro dalam tiga tahun.

Tapi jika melihat dari sisi La Liga, selain mereka merasa berhak akan kontrak seorang pemain, seperti yang diatur dalam hukum Spanyol, praktek seperti ini ditakutkan berakibat buruk pada sepakbola Eropa. Mereka tak mau apa yang dilakukan PSG ini diikuti oleh klub lain yang, menurut mereka sebagaimana mereka katakan telah melakukan studi ekonomi, sebenarnya tak punya uang.

Selain itu, apa yang dilakukan La Liga juga untuk menjaga kualitas La Liga itu sendiri. Jika transfer Neymar terjadi, La Liga mungkin takut setiap pemain terbaik di La Liga bisa begitu saja dibeli oleh klub yang memiliki uang banyak hasil dari suntikan investor. La Liga mungkin berusaha tetap menjaga keseimbangan antar kesebelasan di sepakbola Eropa, atau kesebelasan Spanyol secara khusus.

Dengan situasi di atas, bukan berarti PSG tidak bisa membeli Neymar. Mereka akan melaporkan masalah ini ke UEFA. Sementara itu La Liga akan membuktikan kebenarannya dengan melaporkan masalah ini ke Badan Peradilan Olahraga (CAS) di Brussels, Belgia atau secara hukum di Prancis dan Spanyol secara umum. Dari situ kita bisa memastikan apakah Neymar bisa bergabung dengan PSG atau tidak.

Baca juga:

Mencoba Memahami Isi Hati Neymar

Daripada Satu Neymar, Lebih Baik Beli Saja Satu Kesebelasan

Neymar dan Gilanya Inflasi Harga Pesepakbola

Segala Hal yang Perlu Kalian Tahu Tentang Financial Fair Play (FFP)

Komentar