Daniele De Rossi Sudah Bukan Kapten Masa Depan Roma Lagi

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Daniele De Rossi Sudah Bukan Kapten Masa Depan Roma Lagi

Begitu emosional perpisahan Francesco Totti dengan AS Roma. Selama 28 tahun ia berada di kesebelasan tersebut sejak masih berada di Akademi Roma. TTak mengherankan memang karena Totti adalah definisi sebuah loyalitas tanpa batas kepada satu klub.

Meski ia bisa saja jika pindah ke klub lain, namun Totti hanya mengenal satu klub yang berjasa membesarkan namanya, yaitu Roma. Jejak itulah yang diharapkan bisa diteruskan kepada Daniele De Rossi. Kini, ban kapten milik Totti dipercayakan kepada De Rossi yang juga belum pernah memperkuat kesebelasan lain selain Roma.

Tapi statusnya sebagai kapten pertama bisa dibilang tidak akan selama Totti. Maka ia perlu mengejar kesenjangan yang sudah dilakukan Totti bersama Roma. Apalagi gelandang 34 tahun itu adalah kapten kepercayaan lain dari Kota Roma jika Totti tidak berada di lapangan. Ban kapten Roma memang jarang dipercayakan kepada pemain yang bukan asli binaan kesebelasan tersebut.

Terakhir, Aldair adalah pemain yang bukan asli didikan Roma tapi menjadi kapten kesebelasan tersebut. Ia menjadi kapten sebelum diserahkan kepada Totti pada musim 1998/1999.

Sementara itu De Rossi menjadi kapten Roma pertama ketika menghadapi Middlesbrough dalam pertandingan Liga Eropa pada 15 Maret 2006. Padahal waktu itu Roma pun memiliki pemain muda lain yang digadang-gadang menjadi kapten selanjutnya dan sama-sama lahir dari akademi kesebelasan berjuluk I Lupi (Si Serigala) tersebut. Pemain lain itu bernama Alberto Aquilani. Namun De Rossi bisa dibilang lebih menonjol pada waktu itu. Ia sudah memperlihatkan keunggulannya dalam segi operan maupun ketepatannya dalam memblok tendangan lawan. Diperkuat juga dengan kemampuan umpan terobosan dan membaca pola serangan lawan melalui intesepsi-intersepsinya.

Maka dari itulah bukan tanpa alasan jika De Rossi merupakan mantan pemain Italia U-19, U-20 serta U-21. Selain itu, De Rossi saat itu belum pernah dipinjamkan ke kesebelasan lain seperti Aquilani yang sempat singgah ke Triestina pada 2003. Sementara De Rossi asli dipromosikan dari akademi Roma, promosi ke skuat senior dan bertahan hingga sekarang.

Awalnya, posisinya bukanlah seorang gelandang bertahan. Ia merupakan seorang penyerang ketika memulai masa kecilnya di akademi Ostia, kesebelasan di perbatasan Kota Roma. Posisinya berubah menjadi gelandang bertahan ketika mulai masuk ke akademi Roma.

Sebelum bergabung dengan Ostia, De Rossi sudah diajak mengikuti akademi Roma karena ayahnya, Alberto De Rossi, merupakan mantan pemain kesebelasan tersebut. Tapi De Rossi yang lahir di Ostia itu sempat menolak ajakan Roma. "Saya ingat bahwa saya hampir dibawa ke Roma ketika saya berusia sembilan tahun pada 1992. Namun saya menolak panggilan karena ingin tinggal bersama teman-teman. Di Roma saya datang ketika berumur 11 tahun. Saya ingat pengalaman dari Ostia yang merupakan daerah yang saya tinggal dengan kasih sayang," ungkapnya.

Barulah ketika masuk ke akademi Roma, De Rossi menjadi gelandang bertahan. "Ketika saya kecil, saya bermain sebagai penyerang," aku De Rossi. "Karier saya berubah ketika saya pindah ke depan pertahanan. Saya datang ke Roma sebagai penyerang, kemudian saya menjadi playmaker dan gelandang. Karier saya itu berkembang ketika Mauro Bencivenga (pelatih akademi Roma saat itu) menempatkan saya di depan pertahanan," sambungnya seperti dikutip La Gazzetta dello Sport.

Perubahan posisi itu juga membuat De Rossi punya cukup insting mencetak gol walau menjadi gelandang bertahan dan beberapa kali dijadikan bek tengah. Total ia sudah mencetak 59 gol di berbagai ajang sejak promosi ke skuat senior pada 2001. "Tentunya pernah bermain sebagai penyerang bisa membantu Anda mencetak gol," tutur De Rossi. "Karena saya memiliki pergerakan penyerang, jadi saya memahami mereka ketika saya sebelum menjadi bek," terangnya lebih lanjut.

De Rossi juga menambahkan bahwa pernah menjadi penyerang telah mempermudahnya membaca pergerakan ujung tombak lawan. "Karena penyerang tidak pernah begitu punya banyak waktu memainkan bola. Selalu ada bek di belakangnya," jelasnya.

Menjadi gelandang bertahan, De Rossi sering memberikan permainan yang terbaik. Posisi itu jugalah yang membuatnya berhasil menaklukkan satu tempat inti di Tim Nasional Italia sampai saat ini. De Rossi merupakan salah satu gelandang terbaik Eropa. Ia terus berkembang dan semakin kuat karena menjadi gelandang bertahan yang komplet. Tidak hanya bertahan melindungi empat bek, De Rossi juga hebat ketika membangun serangan dan bahkan mencetak gol. Real Madrid pun pernah ingin merekrutnya pada bursa transfer musim panas 2008.

Nilai lainnya adalah, ia dupuji karena kepemimpinannya di lapangan. Apalagi kepemimpinannya semakin kentara sejak Totti pensiun pada musim lalu. Kemudian waktunya berstatus sebagai kapten utama telah tiba. De Rossi memimpin rekan-rekannya di Roma pada pertandingan perdana Serie-A 2017/2018 menghadapi Atalanta di Stadion Atleti Azzurri d`Italia, Minggu (20/8). Pada pertandingan itulah De Rossi melangkah ke lapangan dengan status kapten utama kesebelasan serigala ibu kota tersebut.

Sosok kepemimpinan De Rossi dikatakan mirip dengan Roy Keane, mantan kapten Manchester United. Itulah alasan lain mengapa De Rossi memakai nomor punggung 16 karena mengidolai Keane. Tapi alasan utamanya karena kelahiran anaknya pada 16 Juni 2005. Ia memang sosok yang garang di lapangan seperti Keane dahulu, tidak segan berduel keras dengan lawan. Lihat saja tato De Rossi di betisnya bergambar segitiga warna kuning yang di dalamnya ada seseorang sedang menekel lawan.

Kendati demikian, ia seperti Keane yang sama-sama dihormati rekan kesebelasannya karena jiwa kepemimpinannya. De Rossi yang digadang-gadang kapten masa depan Roma itu benar adanya. Sekarang, De Rossi bukanlah kapten masa depan lagi. Tapi sekarang ialah kapten utamanya sekaligus kaisar baru di Roma sampai akhir kariernya nanti. Memang sudah waktunya De Rossi mengejar kesenjangannya dengan Totti, sebab waktunya tidak banyak.

Komentar