Cerita Soal Insiden, Kemarahan Teco, dan Sanksi yang Mungkin Diterima Persib

Cerita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cerita Soal Insiden, Kemarahan Teco, dan Sanksi yang Mungkin Diterima Persib

Laga Persib melawan Persija pada Sabtu (22/7/2017) adalah salah satu laga yang mungkin akan masuk laga panas Liga 1 2017. Panas di sini bukan karena hawa udara di stadion yang mendadak panas karena Stadion Gelora Bandung Lautan Api disesaki manusia, melainkan karena atmosfer sesudah pertandingan pun berjalan dengan cukup panas.

Pertandingan antara Persib dan Persija, seperti halnya lima pertemuan mereka sebelumnya, sebenarnya berakhir dengan skor imbang 1-1. Tak ada yang menang, juga tak ada yang kalah. Skor netral dan tidak merugikan salah satu tim dalam pertandingan tersebut. Namun, selayak partai panas, laga ini pun menyajikan sebuah tensi yang bisa dibilang tinggi.

Saling sikut antar pemain terjadi dalam laga ini. Beberapa pemain macam Ismed Sofyan, Achmad Jufriyanto, Andritany, serta Vladimir Vujovic terlibat dalam sebuah pertengkaran kecil di atas lapangan. Tampak beberapa kali pemain Persib dan Persija saling bersitegang satu sama lain, dan hal ini membuat pertandingan menjadi sedikit panas, terutama pada babak kedua.

Hal ini pun diperparah dengan aksi lemparan botol minuman yang dilakukan oleh para bobotoh ke arah lapangan. Ketika ada keputusan wasit yang dinilai oleh bobotoh merugikan Persib Bandung, atau pun pemain Persija yang dianggap provokatif, sudah pasti akan ada botol melayang ke lapangan. Hampir dalam setiap hitungan menit, lemparan botol dari arah tribun, terutama tribun timur dan barat, melayang terbang ke arah lapangan.

Keadaan tribun pun memanas dengan adanya beberapa suporter yang bertengkar dengan suporter lain di tribun, karena diduga salah satu suporter adalah The Jakmania. Pihak keamanan pun menjadi pihak yang paling sibuk dalam pertandingan ini. Mereka pun harus mengamankan setiap sudut stadion yang, pada malam tersebut, seolah tiba-tiba bisa berubah menjadi medan laga.

Keadaan di lapangan yang serba panas ini, adalah pemandangan yang lumrah dalam laga Persib melawan Persija, baik ketika laga berjalan di Bandung maupun di Jakarta. Malah, ketika Persib masih menggunakan Stadion Siliwangi sebagai kandang, serta Persija masih menggunakan Stadion Lebak Bulus sebagai kandang, teror yang dilakukan suporter Persija maupun suporter Persib bisa lebih parah lagi, mengingat gaung dari teriakan suporter dapat lebih jelas terdengar.

Tapi kejadian tadi tampaknya membekas betul di benak Stefano Cugurra Teco, pelatih Persija. Pelatih yang baru mengecap laga Persib-Persija pertamanya ini pun seperti kesal dengan keadaan yang terjadi di atas lapangan. Selain menolak mengadakan konferensi pers, pelatih ini pun mengungkapkan bahwa PSSI harus tegas soal kejadian yang terjadi di pertandingan kali ini.

"Enggak boleh seperti ini, enggak boleh lagi main (di sini). PSSI harus tegas. Kalian lihat sendiri kan di dalam lapangan banyak yang lemparin botol, PSSI harus menindak tegas ini," ujar Teco dalam perjalanan dari lorong stadion menuju tempat mereka menaiki panser Anoa, kendaraan yang melindungi mereka dari teror bobotoh.

Selain Teco, caretaker Persib, Herrie Setiawan pun harus mengalami sebuah insiden dengan Sutanto Tan, salah satu pemain Persija. Sutanto padahal adalah salah satu pemain asuhan Herrie saat keduanya masih sama-sama berada di Pelita Jaya U23. Ia pun menyayangkan terjadinya perseteruan antar dirinya dengan Sutanto, yang ia nilai sebagai sebuah ketidaksepahaman.

"Soal insiden, saya mau menenangkan dia (Sutanto Tan). Dia sudah saya anggap anak saya sendiri, saya tahu dia sejak di Pelita Jaya [U23] dulu. Tapi mungkin tadi ada salah pengertian sehingga jadinya seperti itu (berseteru)," ungkapnya dalam jumpa pers seusai laga.

Dengan banyaknya kejadian yang terjadi di atas lapangan serta pelemparan botol yang dilakukan oleh para suporter di stadion, manajer Persib, Umuh Muchtar pun sudah pasrah jika kelak Persib kembali mendapatkan sanksi dari PSSI lagi, mengingat kericuhan yang terjadi di lapangan seperti ini kerap berujung sanksi.

"Sanksi lagi, sanksi lagi. Andaikan penonton tadi tenang akan ada keberuntungan yang menghampiri kita tadi. Pemain terganggu akan lemparan-lemparan yang terjadi di lapangan. Tapi yang namanya bobotoh memang kerap spontan, itu hak bobotoh. (Soal sanksi) ya kita lihat saja nanti seperti apa," ungkapnya.

***

Pertandingan Persib-Persija memang akan menjadi pertandingan yang panas, baik kini maupun nanti. Selalu akan ada bumbu yang hadir dalam pertandingan yang didapuk sebagai El Clasico-nya Indonesia ini, baik itu bumbu di dalam lapangan maupun di luar lapangan yang melibatkan suporter kedua tim.

Rivalitas keduanya, setidaknya untuk beberapa tahun ke depan, tampaknya masih akan tetap ada. Meski memang hal ini bukan hal yang baik, setidaknya, hal ini akan menjadi khazanah tersendiri dari sepakbola Indonesia.

Komentar