Masa Penentuan Karier Anthony Martial

Cerita

by Randy Aprialdi

Randy Aprialdi

Pemerhati kultur dan subkultur tribun sepakbola. Italian football enthusiast. Punk and madness from @Panditfootball. Wanna mad with me? please contact Randynteng@gmail.com or follow @Randynteng!

Masa Penentuan Karier Anthony Martial

Sejak bergabung ke Manchester United pada musim panas 2015, Anthony Martial belum memenuhi ekspektasi sebagai pemuda yang dibeli dengan harga 36 juta paun. Bahkan semakin lama, penyerang asal Prancis tersebut justru mulai tersisihkan dari skuat MU. Pada bursa transfer musim panas 2017 ini, namanya disebut-sebut termasuk ke dalam pemain yang siap dijual MU.

Manajer Manchester United, Jose Mourinho, sebenarnya ingin Martial tetap menjadi bagian dari skuatnya. Hanya saja, Mourinho sempat mengkritisi mental bermainnya ketika ia kurang mendapatkan kesempatan bermain. Mou kemudian memberi saran pada Martial agar ia mencontoh Henrikh Mkhitaryan dengan tidak banyak mengeluh dan bekerja keras untuk mendapatkan kesempatan unjuk gigi.

"Apakah menurut saya Anthony (Martial) adalah pemain dengan potensi besar? Iya betul. Apakah saya pikir dia bisa bermain dengan sukses untuk saya? Iya betul. Tapi dia perlu memberikan hal-hal yang sangat saya sukai," imbuh Mourinho pada April lalu, seperti dikutip dari Manchester Evening News.

"Saya mencoba memberinya (Martial) kesempatan. Sebenarnya saya memberinya kesempatan bagus karena dia dimainkan melawan Tottenham dan Arsenal, dalam beberapa pertandingan besar. Butuh sedikit waktu tapi dia anak yang hebat. Dia ingin memperbaiki diri. Dia seorang profesional yang baik sehingga saya tidak memiliki ketakutan. Saya yakin dia akan berada di sana [mencapai level terbaiknya]," sambung Mourinho.

Di MU, musim pertamanya memang berjalan baik dengan mencetak 11 gol dan empat asis dari 31 penampilannya. Torehannya itu menjadikannya sebagai pencetak gol terbanyak United pada Liga Primer Inggris 2015/2016. Tapi potensinya itu tidak terulang pada Liga Primer Inggris 2016/2017, ketika MU mulai dilatih Jose Mourinho.

Peran penyerang 21 tahun itu tergeser di lini depan oleh kehadiran Zlatan Ibrahimovic. Alhasil, Martial cuma mencetak empat gol dan enam asis dari 25 pertandingan Liga Primer Inggris musim lalu. Bahkan ia cuma 18 kali dimainkan sejak menit pertama oleh Mourinho. Berbeda dengan musim perdananya yang dimainkan 29 kali sejak pertandingan dimulai.

Musim 2017/2018, perjuangannya untuk mendapatkan tempat utama di lini depan MU makin berat. Selain harus bersaing dengan pemuda potensial asal Manchester, Marcus Rashford, ia juga harus bersaing dengan penyerang subur asal Belgia, Romelu Lukaku. Belum lagi sempat beredar isu jika MU tidak menutup pintu untuk Ibrahimovic kembali.

Dengan kedatangan Lukaku, artinya posisi penyerang tengah utama hampir pasti tertutup untuk Martial. Maka harapannya ada di posisi winger kiri utama United. Tapi tampaknya peluang itu akan tertutup juga jika ternyata MU bisa mendapatkan Ivan Perisic seperti yang sudah digembor-gemborkan belakangan. Ketertarikan MU terhadap Perisic, jika ini benar, setidaknya menunjukkan bahwa skuat yang ada, termasuk Martial sendiri, masih butuh peningkatan kualitas.

Martial sendiri kabarnya mulai diincar sejumlah kesebelasan. Kendati diincar banyak klub besar, Martial disarankan Mikael Silvestre, mantan bek United, agar bertahan di kesebelasannya saat ini. "Sudah sulit baginya. Arsene Wenger tertarik, tapi United butuh jenis striker seperti dia. Dia harus bertahan," cetusnya seperti dikutip dari Metro.

Di sisi lain, Inter tampak lebih nyata untuk mengejar Martial. Media Sky Sports mengabarkan bahwa ia bisa dijadikan bagian dari persyaratan United yang ingin membeli Perisic. Padahal United sendiri berencana menawar Perisic dengan harga sekitar 45 juta paun yang memiliki kontrak tiga tahun tersisa di Inter. Sementara Inter sendiri seperti sudah mengantisipasi kepergian Perisic dengan mengincar Keita Balde Diao. Inter sedang mencoba menyelesaikan kesepakatan untuk mendapatkan Balde senilai 17,7 juta paun.

Selain itu, Besiktas pun dikabarkan berminat untuk meminjamnya. Media Express mengabarkan bahwa Besiktas mengirim pejabat klubnya ke United untuk membahas peminjaman pemain yang dikontrak MU hingga 2019 tersebut. Besiktas tampak jeli melihat situasi Martial yang dikabarkan tidak jadi dipaketkan dalam transfer Perisic, seperti yang ditulis wartawan asal Inggris bernama Miguel Delaney.

Ketika ditanya tentang semakin dekatnya merekrut Perisic, Mourinho belum menjawab pasti. "Tidak tahu. Tidak tahu, temanku. Tidak tahu," singkatnya seperti dikutip dari Mirror. Begitu pun dengan Luciano Spalletti selaku pelatih Inter itu sendiri yang masih menjawab dengan bias. "Perisic? Anda (Wartawan) tahu segalanya. Ini semua tentang keterbukaan," cetusnya.

Ambisi Inter untuk mendatangkan Martial pun benar adanya. Hal tersebut dipastikan oleh sepupunya bernama Jemael Martial. "Saya bisa memastikan ketertarikan Inter kepada Anthony. Namun dia hanya fokus kepada Manchester United. Pikirannya terpaku kepada pramusim dengan United," tulisnya di akun Twitternya.

Di sisi lain, Ryan Giggs yang merupakan legenda hidup United justru berkata lain tentang Martial. Ia menyarankan sebaiknya kedatangan Perisic menjadi dorongan baginya dan pemain lain nanti. "Jika dia (Perisic) datang, maka pemain seperti Marcus (Rashford), Mkhitaryan, dan Martial harus maju dan itu terkadang bisa menjadi dorongan bagi pemain yang sudah ada di sana. Sebuah perekrutan tidak hanya menggairahkan para penggemar. Ini menggairahkan para pemain untuk melihat kualitasnya," tegas Giggs.

Saat ini, menjelang musim keduanya bersama Mourinho, Martial sedang mencapai persimpangan jalan yang sulit. Di satu sisi, ia harus banyak bekerja keras untuk membuktikan kualitasnya pada Mourinho. Di sisi lain, ia punya kans untuk memulai kehidupan barunya bersama kesebelasan lain.

Untuk pemain berusia 21 tahun seperti Martial, saat ini bisa jadi merupakan titik penentuan akan kariernya. Apalagi tahun depan akan ada Piala Dunia 2018, panggung yang diinginkan setiap pemain. Sebagai pemain yang sudah memiliki 15 caps di timnas Prancis, tentu ia tak mau hanya jadi penonton kala rekan-rekan senegaranya berjibaku di Rusia tahun depan.


Sumber lain: Football-Italia, The Sun.

Komentar