Upaya PSM Mempertahankan Konsistensi di Kompetisi

Cerita

by Redaksi 24

Redaksi 24

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Upaya PSM Mempertahankan Konsistensi di Kompetisi

Pekan ke-12 Liga 1 Indonesia 2017 telah rampung digelar. Banyak kejutan yang terjadi, seperti bertumbangannya tim-tim papan atas. Meski begitu tidak ada kudeta posisi yang terjadi di puncak klasemen sementara Liga 1 Indonesia 2017.

PSM Makassar, untuk sementara ini masih menjadi penguasa di tabel klasemen Liga 1 2017. Meski pada pekan ke-12 lalu mereka takluk 1-2 dari Persib Bandung, namun hasil tersebut tak berpengaruh banyak, Bhayangkara FC dan Madura United yang menjadi kompetitor terdekat mereka pun menelan kekalahan di laga ke-12 mereka.

Melihat pencapaian Juku Eja di kompetisi 2017, kata luar biasa tentu layak mereka sandang. Sebab posisi puncak berhasil dipertahankan PSM sejak bergulirnya pekan pertama, hingga kompetisi akan memasuki pekan ke-13. Hal yang kemudian membuat PSM dianggap sebagai kesebelasan dengan performa paling stabil sejauh ini di kompetisi.

Kalau melihat pencapaian PSM sejauh ini, terlebih dalam tiga tahun terakhir, tahun ini menjadi musim terbaik mereka. Sebab, sebelumnya mereka hanyalah tim penghuni papan tengah. Lihat saja di Liga Super Indonesia (LSI) 2014, di tabel klasemen akhir wilayah timur, PSM hanya finis di urutan 7. Hal yang kemudian membuat mereka gagal menembus babak 8 besar.

Begitu pula dengan pencapaian mereka di Indonesia Soccer Championship 2016 lalu. Di turnamen jangka panjang pengganti kompetisi itu Pasukan Ramang gagal memenuhi ambisi untuk merangsek ke posisi lima besar. PSM harus puas duduk diperingkat enam, karena mereka kalah satu poin dari Persib Bandung yang berada di posisi lima dengan 55 poin.

Kurang bersinarnya PSM dalam beberapa musim terakhir sebelum bergulirnya Liga 1 2017, membuat mereka tak lagi dipandang sebagai kesebelasan papan atas di Indonesia. Wajar, karena mereka memang lebih banyak berkutat di papan tengah.

Menjadi ironi tersendiri yang dirasakan oleh kesebelasan kebanggaan masyarakat Sulawesi Selatan itu, sebab mereka adalah salah satu klub legendaris yang punya sejarah panjang di kompetisi sepakbola Indonesia. Di masa lalu, PSM juga punya prestasi yang cukup gemilang, mereka pernah tujuh kali juara di kompetisi sepakbola nasional dengan rincian, enam di ajang Perserikatan dan 1 di Liga Indonesia.

Selain itu bersama Persib Bandung, PSM juga tercatat sebagai dua kesebelasan Indonesia yang pernah mencapai babak perempat final Liga Champions Asia (dulu bernama Piala Champions Asia). Merunut dari era Liga Indonesia yang kali pertama digelar pada tahun 1994 silam, pencapaian yang ditorehkan PSM dan Persib belum ada yang bisa mengalahkan. Kalau pun ada, dominan diraih pada ajang Piala AFC, yang merupakan kompetisi level dua di Asia.

“Saya diberi tahu, banyak yang tidak percaya bahwa sekarang kami menjadi tim nomor satu, karena dalam beberapa tahun terakhir ini kami bukan lagi tim besar di Indonesia. Masih banyak tim yang belum bermain serius melawan kami,” kata pelatih PSM, Robert Rene Albert saat ditemui di Hotel Aryaduta, Kota Bandung, belum lama ini.

“Entah kenapa , tapi saya merasa begitu. Orang-orang pun tidak percaya Makassar akan menjadi tim besar. Itu adalah hal yang logis apalagi pada musim lalu, PSM bukan termasuk lima tim besar di Liga Indonesia,” lanjutnya.

Namun ironi yang dirasakan PSM dalam beberapa tahun terakhir pun, kini lambat laun mengikis. Sebab saat ini mereka melakukan gebrakan hebat setelah menjadi penguasa klasemen Liga 1 hingga pekan ke-12. Albert mengungkapkan bahwa salah satu kunci kesuksesan Ardan Aras dan kawan-kawan bisa stabil di puncak klasemen adalah motivasi dan tekad besar yang ditunjukkan oleh semua pemain.

“Saya pikir, dengan hal itu membuat kami layak untuk berada di posisi satu. Kami juga membuat rencana yang sudah kami terapkan sejak musim lalu, perlahan kami mulai membangun diri, bukan hanya menjadi tim yang sukses dalam satu musim saja tapi juga sukses dalam jangka waktu yang lama. Meskipun kami tidak menjadi juara musim ini, kami akan juara musim depan. Kami sedang dalam jalan menuju hal tersebut,” tegasnya.

Meski begitu, Albert mengakui bahwa belum saatnya bagi PSM untuk berbangga hati dengan pencapaian mereka saat ini. Pelatih asal Belanda itu mengungkapkan bahwa masih jauh untuk mengatakan PSM sebagai kesebelasan terbaik saat ini. Waktu masih panjang dan kompetisi pun sebenarnya belum setengah jalan.

“Saya belum merasa bahwa kami adalah tim terbaik saat ini. Masih banyak waktu, dan kami masih harus terus perkembangan. Tim ini masih bisa bertumbuh dan kami punya tekad besar untuk lebih baik lagi,” katanya.

Upaya Mempertahankan Posisi

Meski belum saatnya untuk mengatakan PSM akan menjadi juara Liga 1 2017, namun tidak ada salahnya bila menjadikan PSM sebagai kandidat juara musim ini. Alasannya, karena mereka sampai dengan saat ini mereka stabil berada di papan atas. Namun untuk bisa meraih gelar juara di akhir musim 2017 ini, Willem Jan Pluim dan kolega harus menunjukkan konsistensi mereka agar apa yang mereka raih saat ini tidak berakhir sia-sia.

Albert paham betul dengan hal itu, segala hal ia persiapkan untuk menjaga konsistensi penampilan anak asuhnya hingga akhir musim nanti. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan komunikasi intensif dengan para pemainnya. Ia selalu bertanya kepada para pemain soal pencapaian yang ingin mereka raih pada musim ini.

Ketika para pemain mengatakan juara, maka mereka harus berjalan di jalur yang seharusnya. Albert menganalogikan perburuan mengejar gelar layaknya perlombaan di ajang F1. Menurutnya, di babak kualifikasi kualifikasi semua pembalap ingin berada di posisi pertama karena hal itu dapat memberikan banyak keuntungan buat mereka.

“Hal yang sama juga berlaku dalam kompetisi. Jika sebuah tim serius mengincar gelar juara, sejak pertandingan pertama sampai pertandingan terakhir mereka harus tetap berada di peringkat pertama. Terang Albert.

“Contohnya Chelsea di Liga Inggris. Meskipun selisih poinnya kerap kali fluktuatif, mereka tetap berada di peringkat pertama dan menjadi juara di akhir musim. Itu yang coba kami lakukan, walaupun kami sempat mengalami kekalahan, tapi kami masih berada di peringkat pertama dan menjadi tim paling konsisten,” sambungnya.

Mantan pelatih Arema FC itu mengungkapkan perjalanan menuju tangga juara tidak akan mudah untuk dicapai bila tanpa ada konsistensi. Apalagi selisih poin mereka tidak berbeda jauh dengan kesebelasan lainnya. Lihat saja drama yang terjadi di pekan ke-12 ini, posisi PSM di puncak klasemen aman karena para pesaing terdekat mereka juga kalah.

Tapi, cerita tentu akan berubah andai Madura United atau Bhayangkara FC berhasil memenangkan pertandingan di pekan ke-12 mereka. Masih banyak hal yang bisa terjadi karena semua tim jelas ingin mengakhiri kompetisi dengan akhir cerita yang indah, seperti mengangkat trofi. Tekad mereka (para pesaing) takkan padam, apalagi peluang masih terbuka lebar. Kalau punya target juara, PSM tentu harus bisa mempertahankan pencapaian mereka hingga akhir musim nanti.

“Kami akan tetap mempertahankan konsistensi kami ini, karena semua tim sekarang pasti akan memandang pertandingan melawan kami adalah pertandingan besar yang harus mereka menangkan,” tandasnya

Komentar