Mereka yang Menjadi Manajer Utama Setelah Memberikan Performa Apik Sebagai Caretaker

Cerita

by Redaksi 25

Redaksi 25

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Mereka yang Menjadi Manajer Utama Setelah Memberikan Performa Apik Sebagai Caretaker

Istilah caretaker artinya adalah seseorang yang melatih sementara sebuah klub jika manajer utamanya dipecat atau sudah pindah ke klub lain. Manajer sementara juga bisa diberlakukan jika manajer utamanya berhalangan hadir atau sakit. Penunjukan manajer sementara biasanya dilakukan dengan cepat dengan menunjuk staf klubnya, asisten pelatih atau pemain berpengalaman di klub itu. Mereka juga bisa dijadikan manajer permanen jika performa mereka bagus.

Salah satu contoh terbaru adalah Craig Shakespeare yang baru saja dipermanenkan sebagai pelatih utama Leicester City. Shakespeare menggantikan manajer sebelumnya, Claudio Ranieri, yang gagal mengangkat performa Leicester pada paruh musim pertama, di mana mereka sempat terlempar hingga posisi 17; satu strip di atas degradasi.

Ranieri pun didepak pada 23 Februari 2017 dan digantikan asistennya itu. Debut pertama Shakespeare melatih Leicester ditandai dengan kemenangan 3-1 atas Liverpool di Liga Primer. Ia juga berhasil membawa Leicester ke perempatfinal Liga Champions sebelum akhirnya ditaklukkan Atletico Madrid. April lalu, ia menjadi manajer Inggris pertama yang mampu memenangkan empat pertandingan liga pertamanya. Sejak mengambil alih posisi Ranieri, ia mencatatkan 8 kemenangan, 3 imbang dan 5 kekalahan.

Serangkaian hasil positif Leicester City ini membuat pihak manajemen akhirnya mengontrak pria berusia 53 tahun itu sebagai pelatih baru untuk musim depan. Ia dikontrak selama 3 tahun untuk melatih The Foxes.

“Ini merupakan kesempatan menarik untuk melanjutkan karier saya di sini, dan bisa terus bekerja dengan klub beserta stafnya yang sudah saya kenal dekat. Saya ingin berterima kasih kepada pemilik klub dan anggota dewan klub karena selalu mempercayai saya,” ujar Shakespeare dilansir dari situs resmi Leicester.

Shakespeare adalah salah satu contoh keberhasilan manajer sementara dalam mengasuh klubnya sebelum dipermanenkan. Lantas, selain Shakespeare, siapa lagi pelatih sementara lainnya yang kemudian sukses menjadi manajer permanen klubnya? Berikut beberapa contohnya dari Liga Inggris.

Kenny Dalglish (Liverpool), 2011-2012

Legenda Liverpool, Kenny Dalglish dipermanenkan oleh klubnya menjadi manajer utama setelah mampu mengangkat performa Liverpool di paruh musim 2010/11. Sebelumnya, ia merupakan asisten dari pelatih sebelumnya, Roy Hodgson yang ditunjuk pada awal musim. Namun, serangkaian hasil buruk yang membuat Liverpool terlempar ke posisi 12 pada paruh musim pertama 2010/11, membuat ia akhirnya didepak pada Oktober 2010 lalu. Dalglish kemudian ditunjuk mengisi posisinya pada 8 Januari 2011. Meski di pertandingan pertamanya melatih Liverpool ia kalah dari Manchester United pada babak ketiga Piala FA, namun akhirnya ia berhasil mengantarkan klubnya meraih kemenangan pertama melawan Wolverhampton beberapa minggu setelah hasil tersebut di Liga Primer.

Dalglish akhirnya berhasil membawa The Reds finis di posisi ke-6 pada akhir musim dan ia dipermanenkan sebagai pelatih baru Liverpool sejak saat itu. Musim 2011/12, Dalglish mampu mempersembahkan trofi bagi Liverpool yakni Piala Liga Inggris (Piala EFL). Ia juga berhasil membawa Liverpool lolos ke final Piala FA meski akhirnya harus takluk 1-2 dari Chelsea. Meski begitu, Liverpool hanya finis di posisi ke-8 musim itu; membuat mereka tidak lolos ke Liga Champions selama dua musim berturut-turut. Ia akhirnya didepak pada 16 Mei 2012. Saat ini, Dalglish menjabat sebagai direktur non-eksekutif Liverpool.

Roberto Di Matteo (Chelsea), 2012

Berikutnya, ada Roberto Di Matteo yang menggantikan manajer Chelsea sebelumnya pada musim 2011/12, Andre Villas-Boas. Sebelumnya, ia ditunjuk sebagai asisten untuk manajer asal Portugal tersebut. Pada 4 Maret 2012, ia ditunjuk menjadi pelatih sementara menggantikan Villas-Boas setelah Chelsea menelan kekalahan 3-1 dari Napoli pada leg pertama Liga Champions babak 16 besar. Ia kemudian membawa timnya meraih kemenangan di tiga kompetisi yang mereka ikuti; kemenangan atas Birmingham City di babak kelima Piala FA; menang melawan Stoke City di Liga Primer serta membalikkan defisit 1-3 di leg pertama Liga Champions melawan Napoli dengan kemenangan 4-1.

Di Matteo kemudian berhasil mengantarkan Chelsea menjuarai Piala FA dengan mengalahkan Liverpool 2-1 dan puncaknya trofi Liga Champions saat mereka mengalahkan Bayern Munchen secara dramatis melalui adu penalti. Karena penampilan positif ini, pelatih asal Italia itu kemudian dikontrak permanen oleh Chelsea selama dua tahun. Sempat mengawali musim 2012/13 dengan baik di Liga Primer, penampilan mereka menurun sejak menelan kekalahan dari Shakhtar Donetsk di Liga Champions dan kalah dari Manchester United di kandang. Di Matteo akhirnya didepak pada 21 November 2012 setelah kalah 3-0 dari Juventus pada laga kelima fase grup Liga Champions; sekaligus membuat mereka harus bermain di babak 32 besar Liga Europa. Di Matteo terakhir menjadi manajer untuk Aston Villa pada tahun lalu, namun terdepak pada Oktober 2016 setelah dalam 10 pertandingan pertama di divisi Championship mereka hanya meraih satu kemenangan.

Gareth Southgate (Timnas Inggris), 2016

Gareth Southgate ditunjuk menjadi pelatih sementara timnas Inggris tahun lalu menggantikan Sam Allardyce yang hanya memimpin satu pertandingan mereka karena terkena skandal. Di bawah komando Southgate, Inggris menang 2-0 Malta, berimbang 0-0 dengan Slovenia, menang 3-0 atas Skotlandia dan di akhir jabatan sementaranya ia membawa Inggris mengimbangi Spanyol 2-2. Pada 15 November, jabatannya sebagai pelatih sementara Inggris berakhir namun dua minggu kemudian ia akhirnya ditunjuk sebagai pelatih baru Inggris dengan kontrak empat tahun.

Ricky Sbragia (Sunderland), 2008-2009

Pelatih asal Skotlandia, Ricky Sbragia ditunjuk sebagai pelatih sementara Sunderland pada musim 2008/09 menggantikan Roy Keane pada Desember 2008. Ia memimpin laga perdananya bersama Sunderland saat bertandang ke markas Manchester United saat mereka kalah 0-1. Ini kemudian diikuti dengan kemenangan kandang 4-0 atas West Bromwich Albion dan menaklukkan Hull City 4-1 di kandangnya. Hasil ini membuat ia ditunjuk sebagai manajer permanen selama 18 bulan. Berhasil membawa Sunderland selamat dari zona degradasi, Ricky mundur dari jabatannya. Terakhir, Ricky menjabat sebagai manajer timnas Skotlandia U21 tahun lalu.

Mike Phelan (Hull City), 2016-2017

Terakhir, ada nama Mike Phelan yang sempat menjadi arsitek Hull City musim ini. Musim lalu, Mike bertugas sebagai asisten pelatih untuk Steve Bruce pada Februari 2015. Saat Hull City berhasil promosi ke Liga Primer musim ini, Steve Bruce mundur dari jabatannya pada 22 Juli 2016. Phelan kemudian ditunjuk sebagai manajer sementara untuk musim 2016/17. Di bawah kepemimpinannya, Hull berhasil menang atas juara bertahan Liga Primer saat itu, Leicester City. Selain itu, kemenangan atas Swansea City dan kekalahan tipis dari Manchester United, membawa Phelan terpilih sebagai manajer terbaik bulan Agustus saat itu.

Dua bulan kemudian, Phelan dipermanenkan sebagai pelatih kepala untuk The Tigers. Namun, rentetan sembilan laga tanpa kemenangan sejak Oktober lalu membuat Phelan dicopot jabatannya sebagai manajer Hull City. Wakil Presiden klub Hull City, Ehab Allam merilis pernyataan mengenai pemecatan Phelan pada Januari 2017. Phelan pun kemudian digantikan Marco Silva hingga musim berakhir.

***

Itulah beberapa contoh manajer sementara yang kemudian menjadi manajer permanen untuk klub masing-masing. Meski mereka hanya memiliki waktu singkat untuk melatih klubnya, namun pengenalan mereka terhadap klub masing-masing penting untuk membangun kekompakan klubnya apapun posisi mereka sebelumnya.

Komentar