Cinta Javier Zanetti untuk Inter Milan

Cerita

by Redaksi 25 32657

Redaksi 25

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Cinta Javier Zanetti untuk Inter Milan

Legenda Inter Milan, Javier Zanetti, mengungkapkan dirinya pernah nyaris bergabung dengan Manchester United saat awal kariernya bersama Inter. Zanetti memulai kariernya bersama Inter Milan pada 1995. Ia direkrut dari kesebelasan Argentina, Banfield. Sejak saat itu ia tak pernah hijrah ke klub manapun.

Empat tahun pertama Zanetti menghabiskan kariernya, ia kemudian dipercaya menjadi kapten Nerazzurri dan tak tergantikan sejak saat itu. Total 19 tahun kariernya bersama Inter, ia telah dilatih oleh 19 pelatih berbeda.

Kekeringan prestasi Inter pada musim 1998/99 hingga 2003/04 sempat membuat ia diincar oleh beberapa klub besar yang berminat pada dirinya, termasuk Manchester United. Namun, dilansir majalah FourFourTwo, kecintaannya terhadap Inter Milan membuat ia menolak tawaran tersebut.

“Ada beberapa rumor yang mengatakan Manchester United ingin merekrut saya pada akhir tahun 1990-an lalu. Saya dulu pernah bertemu dengan Sir Alex Ferguson di bandara ketika saya sedang di Inggris bersama istri saya. Kami sedikit mengobrol soal [transfer] sepakbola, tapi saya selalu ingin bersama Inter, bahkan meski saat itu Inter sedang dalam masa sulit. Bukan hanya Manchester United, ada klub besar lain juga [meminati saya], tapi cinta saya untuk Inter tak tergantikan,” ujar Zanetti.

Keputusan Zanetti untuk tidak hijrah sempat dianggap sebagai keputusan buruk karena kekeringan prestasi Inter saat itu. Namun, bagi legenda asal Argentina itu, ia percaya semua akan indah pada waktunya bagi Inter. Ia percaya klubnya akan meraih sukses besar.

Keputusannya untuk tetap bertahan berbuah manis. Pada musim 2009/10, Zanetti berhasil membawa Inter meraih trofi Liga Champions; melengkapi gelar Serie A dan Piala Italia sekaligus meraih pencapaian treble winners; pertama sejak era Helenio Herrera. Ia mendapatkan itu saat mencatatkan penampilan ke-700 bersama Inter Milan. Secara keseluruhan, pria berusia 43 tahun itu telah tampil sebanyak 858 kali dan mencetak 21 gol; mengalahkan rekor sebelumnya oleh Giuseppe Bergomi (758).

“Saya selalu percaya momen kesuksesan kami akan datang. Saya selalu membicarakan itu kepada Moratti [presiden klub Inter saat itu] dan keluarga saya. Menjadi kapten, saya ingin meninggalkan jejak yang penting untuk klub ini. Tentu ada masa ketika saya kesulitan, tetapi manajemen selalu percaya dengan skuat yang kami bangun dan kami selalu bekerja sama untuk mencapai tujuan utama kami sejak lama,” tutur Zanetti seperti dikutip Football Italia.

Zanetti yang telah mencatatkan 143 penampilan dan 5 gol untuk timnas Argentina, kini menjabat sebagai wakil presiden untuk klubnya usai memutuskan pensiun pada 2014. Nomor punggung yang menjadi ciri khasnya di Inter, `4`, juga dipensiunkan saat laga amal Inter bersama legenda dan pemain Inter lainnya pada 4 Mei 2015 lalu.

Sepanjang kariernya, ia telah memenangkan lima gelar Serie A, empat Piala Italia, empat Piala Super Italia, satu Piala Dunia antar Klub, satu Piala UEFA [Liga Europa] dan satu trofi Liga Champions. Sebanyak 15 gelar di antaranya diraih saat ia menjabat sebagai kapten. Sepanjang kariernya, ia hanya pernah dua kali menerima kartu merah yakni pada tahun 1999 di laga Piala Italia melawan Parma dan 2011 saat laga Serie A melawan Udinese, 3 Desember 2011.

“Ketika Anda bermain untuk Inter, mereka akan membuat Anda merasa seperti bagian dari sebuah keluarga; seperti anak baru.”

Zanetti merupakan contoh lain pemain setia. Meski ia sebelumnya berasal dari Liga Argentina, Zanetti kemudian mantap menjadikan Inter sebagai klubnya hingga ia pensiun. Francesco Totti dan Paolo Maldini adalah contoh pemain di Italia yang menunjukkan kesetiaannya bersama satu klub. Meski ada tawaran klub lain yang menggiurkan, ketiga pemain ini bergeming. Di era modern ini, sangat jarang pemain bisa bertahan dengan satu klub untuk jangka waktu yang lama.

Foto: Sempre Inter

Komentar