Semua Marquee Player Harusnya Seperti Odemwingie

Cerita

by redaksi 64797

Semua Marquee Player Harusnya Seperti Odemwingie

Kedatangan mantan pemain kelas dunia menjadi fenomena di sepakbola Indonesia saat ini. Dimulai dengan Michael Essien yang berhasil didatangkan Persib Bandung pada Maret lalu, kemudian berbondong-bondong para kontestan Liga 1 Indonesia 2017 menggaet pemain-pemain asing yang pernah merumput di kompetisi elite Eropa. Dari 18 klub peserta Liga 1, hanya Persipura Jayapura, Perseru Serui, dan Persegres Gresik United saja yang tidak memiliki pemain berstatus marquee player.

Seketika sepakbola Indonesia pun menjadi heboh, khususnya setelah kedatangan Essien. Beberapa pemain yang pernah merumput di kompetisi elite dunia kemudian banyak didatangkan. Sebagian besar pemain memang asing namanya, namun beberapa nama seperti Peter Odemwingie (Madura United), Didier Zokora (Semen Padang), hingga Mohamed Sissoko (Mitra Kukar) cukup terkenal karena merupakan alumnus dari Liga Primer.

Kedatangan para pemain kelas dunia yang kemudian mendapat label marquee player itu tidak selamanya mengundang optimisme. Kedatangan mereka memang mampu membuat nama sepakbola Indonesia melambung, namun kontribusi dan kualitas yang bisa diberikan akan menjadi pertanyaan bagi mereka.

Ini disebabkan rata-rata marquee player yang datang ke Indonesia sudah berusia uzur. Beberapa bahkan memiliki catatan ‘mengerikan’ dengan tidak bermain dalam satu sampai dua musim terakhirnya sebelum memutuskan pergi ke Indonesia.

Sampai pekan ke-8 Liga 1 Indonesia 2017, belum banyak marquee player yang bisa memberikan kontribusi maksimal bagi tim yang mengontraknya. Beberapa pemain memiliki kontribusi yang dianggap mengecewakan, yang imbasnya membuat pemain tersebut jarang diturunkan.

Namun tidak semua pemain berstatus marquee player menjadi pembelian gagal bagi klub Liga 1. Peter Odemwingie adalah salah satu marquee player yang bersinar bersama Madura United walau usianya sudah berusia 35 tahun. Melihat pencapaiannya sejauh ini, Odemwingie memang menjadi marquee player dengan kontribusi terbaik bagi klub yang dibelanya.

Berposisi sebagai penyerang, mantan pemain Stoke City itu menjadi andalan Madura United untuk membobol gawang lawan. Kepercayaan tersebut tidak disia-siakan pemain asal Nigeria tersebut. Sudah lima gol dan tiga asis ia bukukan dalam delapan pertandingan yang dilakoni bersama “Laskar Sape Kerrap” di Liga 1. Torehan tersebut juga membuatnya memimpin daftar pencetak gol terbanyak sementara Liga 1 Indonesia 2017.

Penampilan Odemwingie sudah memikat perhatian sejak laga perdananya bersama Madura United di pekan pertama melawan Bali United di Stadion Ratu Pamelingan pada 16 April 2017 lalu. Masuk pada menit 54 untuk menggantikan Guy Junior, tidak butuh waktu lama bagi Odemwingie untuk membuat para suporter memberikan apresiasi kepadanya.

Setelah 20 menit berada di lapangan, tepat pada menit 74 ia kemudian mencetak gol debut bersama Madura United melalui titik putih. Gol tersebut juga turut mengantarkan Madura meraih kemenangan 2-0 atas Bali United.

Gol yang dibukukan mantan penyerang West Bromwich Albion itu pada pertandingan perdananya tak lantas membuat pujian langsung didapatkannya, sebab gol tersebut berasal dari titik putih. Selain itu pada pertandingan kedua Madura melawan Persela Lamongan, Odemwingie gagal mencetak gol bagi timnya. Sempat ada keraguan akan kualitasnya, namun cepat-cepat Odemwingie tepis dengan membuktikan kalau ia adalah penyerang dengan kualitas di atas rata-rata.

Pada pertandingan ketiga melawan Mitra Kukar, satu gol indah berhasil ia ciptakan saat pertandingan belum genap dua menit. Gol tersebut disebut-sebut sebagai salah satu gol berkelas yang tercipta di pekan awal kompetisi. Menerima direct pass dari tengah, Odemwingie mampu menjangkau bola setelah melewati hadangan salah satu bek Mitra. Tendangan kerasnya mengarah ke pojok gawang dan membuat Madura unggul 1-0 pada laga yang berkesudahan 2-2 tersebut.

Pesona Odemwingie berlanjut saat Madura bertandang ke Stadion Patriot untuk menghadapi Persija Jakarta. Laga tersebut berlangsung alot, hingga tidak ada gol yang tercipta hingga 60 menit pertandingan berlangsung. Namun pada menit 69, Odemwingie akhirnya menggetarkan jala gawang Andritany Ardhiyasa. Gol tersebut dibuatnya dari jarak yang sangat jauh, bahkan bola tendangannya itu mengelabui kiper karena sempat memantul lebih dulu.

Setelahnya, dua gol tambahan berhasil dibukukan saat menghadapi Perseru Serui (1-1) dan PS TNI (4-1). Melihat penampilannya sejauh ini Odemwingie memang terlihat tidak memiliki kendala berarti dalam hal kondisi fisik. Dari delapan laga, ia hanya sekali tidak bermain penuh, yakni pada laga perdana Madura di Liga 1. Sisanya, Odemwingie selalu bermain selama 90 menit. Kontribusi seperti inilah yang harusnya ditunjukkan setiap marquee player yang ada di Indonesia. Sementara marquee player kesebelasan lain masih kesulitan bermain selama 90 menit. Bahkan kualitas pemain lokal masih terlihat lebih menonjol. Sebagai contoh, ada empat nama pemain lokal di deretan pencetak gol terbanyak sementara.

Saat datang ke Indonesia, Odemwingie memang benar-benar dalam kondisi siap tampil. Sebuah hal yang wajar mengingat ia tidak terlalu lama absen bermain. Meski di klub terakhirnya, Rotherham United, ia hanya tampil dalam tujuh pertandingan. Tercatat hanya dua bulan Odemwingie tidak bermain setelah dilepas Rotherham pada Januari lalu.

Terlalu naif bila menyebut Odemwingie tidak ada penurunan secara kualitas di usianya yang menginjak 35 tahun. Meski begitu penurunan tersebut tidaklah drastis. Dalam artian, sisa-sisa potensi terbaik Odemwingie masih bisa dinikmati. Masih bisa dilihat bagaimana kecepatannya dalam melewati lawan, juga power dan akurasi tendangan jarak jauhnya belum sepenuhnya hilang.

Dua hal krusial (kecepatan dan akurasi) itu yang membuat Odemwingie langsung nyetel bermain bersama Slamet Nurcahyo dan kawan-kawan. Kebiasaannya berlari dan membuka ruang membuat ia memiliki peluang mencetak gol yang lebih terbuka. Apalagi melihat permainan Madura United yang cenderung bermain dengan bola-bola daerah yang menjadi santapan empuk baginya.

(SN)

Komentar