Khawatir Diracun, Malaysia Minta Laga Kontra Korea Utara Digelar di Tempat Netral

Berita

by redaksi

Khawatir Diracun, Malaysia Minta Laga Kontra Korea Utara Digelar di Tempat Netral

Presiden Federasi Sepakbola Malaysia (FAM), Tunku Ismail Sultan Ibrahim, menyatakan takkan melepas timnas Malaysia bertandang ke Pyongyang, Korea Utara, untuk laga Pra-Piala Asia 2019 babak ketiga menyusul kondisi hubungan diplomatik yang kurang kondusif di antara kedua negara.

Sedianya, laga antara Korut menghadapi Malaysia dimainkan pada 28 Maret silam namun diundur menjadi 9 Juni mendatang karena kondisi hubungan bilateral kedua negara yang sedang panas. Kondisi itu dipicu kasus pembunuhan kakak tiri Kim Jong-Un [pemimpin Korea Utara], Kim Jong-nam, yang terjadi di Bandara Kuala Lumpur. Kondisi ini juga membuat Malaysia membatalkan keberangkatan ke Pyongyang dan menerapkan pelarangan bepergian (travel ban) bagi warganya ke Korea Utara.

Karena alasan itulah Tunku Ismail mengajukan banding kepada AFC (Asian Football Confederation) untuk menggelar pertandingan tersebut di tempat netral. Pihaknya mengatakan sangat mengkhawatirkan kondisi para pemainnya dan tak ingin melihat pemainnya keracunan.

“Sebagai presiden FAM, saya sangat memperhatikan keamanan pemain dan para stafnya. Sulit bagi saya untuk mengizinkan mereka tampil di Pyongyang karena alasan keamanan,” ujarnya melalui situs resmi FAM dilansir The Star Online.

“Saya mengkhawatirkan tentang jaminan keamanan pada akomodasi dan makanan kami. Saya mendapat informasi bahwa kami harus membawa makanan kami sendiri untuk menghindari kemungkinan sabotase [diracuni]. Saya juga mengkhawatirkan soal wasit yang memimpin karena jika ada keputusan yang merugikan mereka [Korea Utara], itu kemungkinan akan mempengaruhi keamanan wasit dan itu akan menekan mereka,” tegas Tunku dilansir BBC Sport.

Malaysia terancam akan kalah 3-0 secara otomatis dari Korea Utara jika AFC tak menerima banding mereka untuk bermain di tempat netral. Bahkan, mereka bisa terancam didiskualifikasi dari seluruh pertandingan mereka dan menerima denda 50,000 dolar jika menolak bermain di Pyongyang.

Namun, juru bicara AFC mengkonfirmasi akan mempertimbangkan banding yang diajukan Malaysia soal pemindahan tempat pertandingan mereka ke lokasi netral.

“Kami konfirmasikan bahwa kami sudah menerima banding [dari Malaysia] dan saat ini sedang kami pertimbangkan,” ujar pihak AFC dilansir Reuters.

Menteri Pemuda dan Olahraga Malaysia, Khairy Jamaluddin, turut perhatian terhadap situasi ini. Meski tensi hubungan antara kedua negara sudah mereda, namun dirinya menegaskan keamanan timnasnya lebih penting.

“Ketegangan antara Malaysia dan Korea Utara mungkin sudah berakhir, tapi negara [Korea Utara] itu sedang menghadapi isu panas lainnya dengan negara lain,” ujarnya.

Komentar