Kesempatan Ketiga Buffon untuk Raih Si Kuping Besar

Berita

by redaksi

Kesempatan Ketiga Buffon untuk Raih Si Kuping Besar

Juventus menjaga peluang mereka untuk meraih treble winners musim ini. Mereka memastikan berangkat ke Cardiff pada 3 Juni mendatang usai menaklukkan Monaco 2-1 pada leg kedua semifinal Liga Champions [agregat 4-1]. Gol dari Mario Mandzukic dan Dani Alves di babak pertama praktis `mematikan` peluang Monaco untuk membuat kejutan. Monaco hanya sempat membalas melalui gol Kylian Mbappe di babak kedua. Meski begitu, Mbappe mencatatkan diri sebagai pencetak gol termuda dalam semifinal Liga Champions [di usia 18 tahun 140 hari].

Monaco mengawali perjalanan mereka di babak kualifikasi ketiga Liga Champions dan mampu menguasai fase grup yang dihuni Tottenham Hotspur, Bayer Leverkusen, dan CSKA Moskow. Mereka kemudian menggebrak di fase gugur dengan mengalahkan Manchester City dan Borussia Dortmund sebelum dihentikan Juventus. Usai kekalahan ini, Mbappe memilih untuk memetik pelajaran dari hasil yang didapat timnya.

“Kami datang dengan pemain kami dan kami ingin membuatnya sulit [untuk mereka], namun sayangnya itu hanya terjadi di awal pertandingan. Kami harus tersingkir, namun dengan kepala tegak. Gol saya ke gawang Buffon tidak berarti apa-apa, hanya sekadar hiburan,” ujarnya seusai pertandingan dilansir Daily Mail.

“Kami memiliki laju bagus. Kami tak terlalu menyesal selama bermain disini [Liga Champions]. ‘Membaur’ dengan tim besar adalah yang terbaik. Hari ini saya belajar banyak dan kami akan kembali musim depan dengan pemain yang lebih baik.”

Bagi Juventus, hasil ini membuat mereka mencapai final kedua dalam dua tahun sejak musim 2014/15 lalu. Kala itu, mereka ditaklukkan Barcelona 3-1 di partai final.

Kiper senior Juventus, Gianluigi Buffon, mengaku senang bisa kembali mencicipi partai puncak liga termegah di Eropa. Ia awalnya sempat ragu bisa kembali ke laga final Liga Champions setelah kekalahan dari Barcelona dua musim lalu. Ini menjadi kesempatan ketiganya mencoba peruntungan meraih trofi Si Kuping Besar.

Sebelumnya, Buffon juga merasakan final Liga Champions 2003 melawan AC Milan namun kalah dramatis melalui babak adu penalti. Terakhir kali Juve memenangkan kompetisi ini adalah tahun 1996. Namun dalam empat kali kesempatan berlaga di empat final berikutnya, Juve selalu gagal juara.

“Kami memang lolos ke final meski itu bukan tujuan kami karena hanya lolos ke final saja tak berarti apa-apa [tanpa juara]. Dua tahun lalu, semua orang berpikir itu akan menjadi laga final terakhir saya. Tapi, kenyataannya tidak seperti itu. Saya kira juga begitu, tapi anda harus percaya dengan mimpi anda sampai akhir dan percaya dengan apa yang anda lakukan,” ujar Buffon dilansir Mirror.

Di sisi lain, rekor tak kebobolan Juventus di Liga Champions akhirnya pecah pada laga ini setelah bertahan 690 menit. Meski demikian, Buffon tetap mensyukuri keberhasilan timnya melangkah ke final dan tak menyangkal jika timnya tak sebagus sekarang, mungkin akan sulit bagi Juve untuk lolos.

“Saya senang berada dalam performa yang bagus. Saya takkan menolak fakta jika kami tak memiliki tim yang bagus, ke final rasanya akan sulit,” ujarnya dikutip dari BBC Sport.

Juventus kini punya waktu sebulan mempersiapkan diri untuk laga final melawan Real Madrid atau Atletico Madrid yang baru akan bertanding Kamis dini hari WI (10/05). Sementara itu, lolosnya Juventus ke final Liga Champions membuat laga final Piala Italia yang akan mereka hadapi kontra Lazio dimajukan. Semula akan dilangsungkan 2 Juni, akhirnya dimajukan menjadi 17 Mei.

Komentar