Derby Terakhir Totti Sebagai Pemain, Roma Alami Kekalahan

Berita

by redaksi

Derby Terakhir Totti Sebagai Pemain, Roma Alami Kekalahan

Laga panas derbi ibukota Italia antara AS Roma melawan Lazio akhirnya dimenangkan oleh pasukan Biancoceleste, Lazio . Dua gol Balde Keita menjadi penentu kemenangan Lazio atas Giallorossi dengan skor 3-1. Bagi AS Roma, kekalahan ini membuat jarak dengan Juventus sang pemuncak klasemen menjauh. Selain itu, Roma kini didekati Napoli menjadi satu poin di klasemen sementara dalam persaingan tiket Liga Champions.

Pertandingan tersebut juga diwarnai kartu merah bek AS Roma asal Jerman, Antonio Rudiger yang melanggar Filip Djordjevic beberapa menit jelang pertandingan berakhir. Namun, menurut Frederic Massara, direktur AS Roma, menyebut pelanggaran Rudiger adalah karena kekesalannya pada cemoohan rasis dari tifosi Lazio kepada dirinya.

“Bagaimana kami menghadapi kekalahan ini? Seperti yang kami lakukan sebelumnya. Kami masih di posisi kedua dan kami harus mempertahankannya,” ujar Massara dikutip dari Football Italia.

“Untuk Rudiger, saya ingin mengatakan hari ini dia sangat marah dengan cemoohan rasis yang ditujukan padanya. Memalukan anda masih harus melihat hal seperti ini.”

Massara juga mengomentari tentang pertanyaan apakah Totti masih akan menjalani derby della capitale atau tidak di masa depan. Totti dimainkan pada derbi tersebut pada 20 menit terakhir pertandingan.

“Derbi terakhir Totti? Dia masih akan melakukan lebih sebagai direktur. Ia merupakan simbol Roma, maka tidak akan ada derbi terakhir baginya.”

Sementara itu, pelatih AS Roma, Luciano Spaletti, menganggap timnya tidak beruntung karena adanya insiden yang merugikan timnya saat ditaklukkan Lazio. Namun, ia juga mengkritik permainan anak asuhnya yang dianggap lemah dan buruk.

“Insiden yang buruk membuat Roma juga bermain buruk. Kami memulai pertandingan sesuai dengan yang kami inginkan dan menciptakan peluang, tapi Lazio mencetak gol pada percobaan pertama mereka,” kritik Spaletti dilansir Goal.com.

“Tentu ini adalah kerugian psikologis, Anda membuat kesalahan dan kemudian permainan menjadi terbuka. Kami tak lagi menjadi tim yang seharusnya. Saya memilih meletakkan tiga bek di belakang setelah babak pertama, karena Lazio sangat berbahaya dalam serangan balik. Lalu, mereka mencetak gol lagi melalui bola pantul, jadi kami tidak beruntung.”

Spaletti juga menyayangkan banyaknya peluang yang disia-siakan pemainnya sekaligus menyoroti rapuhnya lini belakang Roma yang berujung pada dua gol pantulan tersebut.

“Jika Anda melihat pertandingan hari ini, kami lebih lemah dalam pertahanan. Setelah hasil ini, Anda harus menerima semua kritik. Kami kehilangan ketajaman, membuat keputusan buruk dan tidak beruntung pada insiden tersebut [gol pantulan].”

“Kami membuat sekitar enam atau tujuh peluang yang gagal dimanfaatkan. Kami seharusnya mempertahankan penguasaan bola seperti 10 menit pertama, sehingga kami mudah mengeksploitasi [pertahanan] mereka,” tandas Spaletti dikutip dari Goal.com.

Gelandang Lazio, Marco Parolo mensyukuri kemenangan ini dan menganggap kemenangan ini adalah awal dari sesuatu yang spesial bagi timnya.

"Itu adalah kemenangan yang pantas kami raih. Dibandingkan derbi pertama musim ini, kami telah berkembang pesat, semoga kami bisa terus melakukannya dari sekarang hingga musim depan. Menurut saya, Lazio menang karena memiliki keinginan untuk maju dan rela berkorban.”

“Saya berharap ini adalah awal dari sesuatu yang spesial bersama pemain lainnya karena bos kami memiliki banyak rencana. Derbi di Piala Italia menunjukkan bahwa kami kuat dan bisa mengalahkan Roma. Ini adalah hari yang sempurna, sekarang kami akan menikmatinya,” ujar Parolo dikutip dari Football Italia.

Komentar