Kebangkitan Zaha, dari Masalahnya dengan Moyes Hingga De Bruyne yang Menginspirasi

Berita

by redaksi 27675

Kebangkitan Zaha, dari Masalahnya dengan Moyes Hingga De Bruyne yang Menginspirasi

Penyerang Crystal Palace asal Pantai Gading, Wilfried Zaha, mengungkapkan kariernya bisa saja terjun bebas ke League One andai ia tidak memutuskan hengkang dari Manchester United. Zaha direkrut Manchester United saat terakhir era kepemimpinan Sir Alex Ferguson pada Januari 2013.

Namun pemain berusia 24 tahun tersebut jarang diturunkan saat David Moyes mengambil alih kursi kepelatihan pertengahan 2013. Ia lebih sering menjalani masa pinjaman selama berseragam Setan Merah, salah satunya dengan Crystal Palace.

Zaha akhirnya meninggalkan United pada Januari 2015 dan meneken kontrak permanen bersama tim yang bermarkas di Selhurst Park tersebut. Sejak saat itu, Zaha mulai menemukan performanya. Winger Crystal Palace ini terinspirasi apa yang dialami Kevin De Bruyne, gelandang Manchester City. De Bruyne sempat diasingkan Chelsea sebelum akhirnya meraih sukses bersama Wolfsburg dan kembali ke Inggris untuk membela City.

“Ada satu titik di mana saya berpikir, kalau saya tidak melakukan sesuatu, saya akan terpeleset. Dan sebelum Anda mengetahuinya, saya mungkin sudah berkarier di League One,” ujar Zaha soal masa sulitnya di United dilansir The Sun.

“Saya tahu apa yang terjadi di United tidak boleh mendefinisikan saya sebagai pemain. Itu soal memiliki mental kuat dan bekerja keras. Saya berada di usia di mana saya harus memenuhi potensi saya. Orang bilang saya belum siap ke klub besar, tapi saya jarang mendapatkan kesempatan dan akhirnya hanya disebut pemain gagal,” tambahnya.

Zaha menambahkan setelah kegagalan di United, ia harus memulai lagi dari awal. Dirinya bersyukur Palace menyelamatkan kariernya. Namun Zaha juga menegaskan bahwa kegagalan di United serta kritikan orang lain selalu ia jadikan pelajaran untuk lebih baik.

“Beruntung Palace menyukai saya sejak awal. Inilah tim di mana saya bisa memulai lagi. Saya betah di sana dan mulai melejit sejak saat itu. Kritikan memang menyakitkan. Saya harus bermental kuat. Bila mental saya tidak kuat, saya mungkin takkan pernah bisa pulih dari hujatan fans saat pertandingan maupun di media sosial. Saya harus percaya diri,” kata Zaha soal Crystal Palace.

Pemain yang membela Pantai Gading saat Piala Afrika 2017 lalu tersenyum ketika ditanya soal pertandingan terakhir melawan Manchester United, 14 Mei mendatang. Ia mengungkapkan dirinya sama sekali tidak terganggu dengan masa lalunya yang buruk di kota Manchester.

“Saya tidak merasakan kepahitan pada mereka. Saya dulu terganggu karena saya tidak bermain banyak dan harus jauh dari keluarga. Saya ingat waktu Natal 2013, saya berharap Moyes mengizinkan saya pulang ke London untuk menemui keluarga karena saya tidak bermain, tapi dia menolak. Akhirnya, saya melewati malam Natal sendirian dan saya bahkan tidak makan malam.”

Kini, Zaha sedang dalam performa menanjak. Bukan tak mungkin ia akan pindah ke kesebelasan yang lebih besar. Namun jika pun harus pindah, ia akan lebih teliti dalam memilih kesebelasan baru.

“Saya harus terus mencetak gol dan asis. Saya akan memutuskan apa selanjutnya [buat saya]. Untuk saat ini, penampilan saya adalah yang terpenting. Tapi saya akan belajar dari masa lalu,” tutup Zaha.

Komentar