Terlibat Kasus Perjudian, Karier Sepakbola Barton Terancam Berakhir Lebih Dini

Berita

by redaksi

Terlibat Kasus Perjudian, Karier Sepakbola Barton Terancam Berakhir Lebih Dini

Joey Barton seolah tak bisa lepas dari kontroversi. Meski sudah lama menjalani kariernya sebagai pesepakbola, pria yang pernah bermain di Marseille ini memang lebih dikenal karena kelakuan negatifnya baik di dalam dan di luar lapangan. Di dalam lapangan, Barton tak segan untuk mengasari lawan.

Dilansir The Guardian, saat dirinya memulai debut di Manchester City, pria kelahiran Huyton ini sempat dianggap sebagai prospek menjanjikan. Namun semua berubah pada tahun 2004 ketika dirinya terlibat perkelahian dalam sebuah pertandingan pra-musim di Doncaster. Puncaknya, saat pesta Natal di tahun yang sama, Barton pernah menyundutkan rokok ke mata seorang pemain muda Manchester City.

Kini, Barton kembali harus menghadapi hukuman larangan bermain selama 18 bulan karena telah mengakui memasang lebih dari 1500 taruhan untuk pertandingan sepakbola sepanjang Maret 2006 hingga Mei 2013. Selain itu, Barton juga dikenai denda 30 ribu paun.

Meski Barton mengakui bahwa dirinya memang kecanduan berjudi, dirinya menegaskan bahwa integritasnya tak diragukan dan menuduh pihak yang berwenang [FA] terlalu bergantung pada aturan sekaligus mengkritik pemasukan mereka yang juga berasal dari perusahaan judi.

Selain itu, Barton juga menyebut hukuman 18 bulan larangan bermain yang dijatuhkan padanya dianggap bisa menjadi akhir kariernya. Namun dia menegaskan akan coba mengajukan banding karena merasa hukuman yang ia terima terlalu berat.

“Jelas sejak awal ini bukan pengaturan pertandingan dan tak ada gunanya hal ini dikaitkan dengan integritas saya. Saya menerima telah melanggar peraturan yang mengatur pemain profesional, tapi saya merasa hukuman ini terlalu berat dibanding pemain lain yang kurang kontroversial,” tegas Barton soal keraguan FA dilansir Daily Express.

“Saya telah berjuang melawan kecanduan berjudi dan sering memberikan laporan medis saya ke FA tentang masalah saya. Saya kecewa karena itu tidak dipertimbangkan dengan tepat. Bila memang FA serius ingin memberantas budaya berjudi di sepakbola, maka mereka harus melihat ketergantungannya pada perusahaan judi, perannya dalam sepakbola dan siaran, daripada menyalahkan pemain yang berjudi,” ujarnya dikutip dari Metro.

Di samping mengakui kesalahannya, Barton juga mengkritisi sikap FA dalam menyikapi soal ini. Menurutnya, perjudian di sepakbola Inggris ini tidak akan mudah untuk dihentikan karena telah menjadi candu. Di Inggris, kata Barton, perjudian sudah menjadi budaya.

“Tentu mereka harus menerima ada perbedaan besar antara aturan mereka dengan budaya di mana orang-orang menonton sepakbola di televisi maupun di stadion diserbu oleh pemasaran, periklanan dan sponsor dari perusahaan judi. Ini bukan lingkungan yang mudah untuk menghentikan praktik perjudian. Itu seperti Anda menyuruh seseorang yang baru sembuh dari kecanduan alkohol untuk menghabiskan waktunya di pub.

Barton lebih lanjut juga mengungkapkan bahwa dirinya sengaja bertaruh timnya kalah sebagai bentuk kekesalannya pada Burnley, klub dia saat ini, yang jarang memainkan dirinya.

“Dalam beberapa kesempatan saat saya bertaruh tim saya sendiri kalah, saya tidak terlibat sedikitpun dalam skuat mereka untuk hari itu. Saya tidak bermain, bahkan saya tidak ada di bangku cadangan.”

“Saya juga perlu menambahkan, taruhan saya kepada tim sendiri untuk kalah itu untuk menunjukkan ekspresi kemarahan dan frustrasi saya karena tidak dipilih atau tidak bisa bermain. Saya mengerti orang akan menganggap itu kekanak-kanakan dan egois dan saya pun setuju akan hal itu,” ungkap Barton dikutip dari Daily Express.

Komentar