Simeone Ingin Kembali Rasakan Atmosfer Sepakbola Inggris

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Simeone Ingin Kembali Rasakan Atmosfer Sepakbola Inggris

Atletico Madrid dan Leicester City pernah bertemu sekali di Stadion King Power, tepatnya dalam ajang Piala UEFA musim 1997/1998. Dalam ajang itu, Leicester kalah dengan skor 0-2, dan Diego Simeone pun tidak ikut dalam skuat Atletico saat itu. Ia pun mengaku ingin kembali merasakan atmosfer sepakbola Inggris bersama Atletico.

Simeone, orang yang sekarang menjadi pelatih Atletico Madrid dan sukses mengantarkan Los Rojiblancos dua kali menjadi finalis Liga Champions, pernah membela Atletico sebagai pemain. Medio 1994-1997 adalah masa ketika ia berseragam merah-putih, dan sukses mengantarkan Atleti meraih double winner (La Liga dan Copa del Rey) pada musim 1995/1996.

Namun, karena keburu pindah ke Inter Milan pada musim 1997/1998, Simeone pun tidak bisa merasakan atmosfer sepakbola Inggris bersama Atleti ketika masih berstatus sebagai pemain. Baru ketika membela Inter dan Lazio, Simeone sempat merasakan atmosfer sepakbola Inggris (kala bertandang ke kandang Manchester United dan Arsenal).

Jelang leg kedua babak delapan besar Liga Champions 2016/2017, Simeone pun mengungkapkan rasa rindunya akan atmosfer sepakbola Inggris yang pernah ia rasakan. Meski selama kariernya sebagai pemain Simeone tidak pernah membela satu pun klub Liga Primer, ia mengaku rindu dengan suasana sepakbola yang ia sebut sebagai "sepakbola yang murni".

"Kami mengharapkan sebuah malam sepakbola yang begitu indah. Di Inggris, orang-orang begitu dekat dengan lapangan dan itu adalah atmosfer sepakbola yang sesungguhnya. Saya mengharapkan atmosfer sepakbola murni yang akan disajikan di kandang Leicester nanti," ujar Simeone.

Pelatih yang juga pernah menangani Catania di Serie A ini juga mengungkapkan bahwa ada kemiripan antara Leicester dan Atletico. Cara Leicester City merobohkan dominasi di kompetisi domestik, serta menembus kekuatan-kekuatan tradisional Eropa, adalah hal yang juga pernah dilakukan Los Rojiblancos. Secara tersirat, Simeone mengungkapkan kemiripan tersebut.

"Mereka akan memilih cara bermain yang cocok dengan mereka dan juga dengan kualitas para pemain yang mereka miliki. Ketika mendapatkan bola, mereka tidak akan dengan mudah kehilangannya begitu saja dan memanfaatkannya dengan baik. Dengan daya ledak (Jamie) Vardy, pemain yang saya sukai, mereka menjadi sebuah tim yang clinical. Apalagi sekarang mereka berhasil meningkatkan kualitas para pemain mereka sehingga bisa bersaing di Eropa," ungkap Simeone seperti dilansir The Guardian.

"Inilah uniknya sepakbola. Tidak ada kebenaran yang hakiki. Mungkin ada yang tidak suka dengan cara bermain Leicester, seperti halnya ada yang tidak suka dengan cara bermain kami, tapi ada juga yang mungkin sampai meniru gaya bermain kami," tambahnya seolah menyindir Leicester.

Sekarang keduanya akan bertemu di sebuah pertarungan menentukan, yaitu leg kedua babak delapan besar Liga Champions. Simeone akan mendapatkan apa yang ia harapkan, dan manajer Leicester, Craig Shakespeare pun menjanjikan hal tersebut.

"Kami memiliki rekor kandang yang cukup baik di Liga Champions, dan para suporter menikmati tontonan malam Liga Champions. Kami masih punya peluang dan kami akan banyak menyerang dan menciptakan kesempatan di kandang kami sendiri," ujar Shakespeare.

Sumber lain: World Football

Komentar