Ketidakpuasan Joshua Kimmich

Berita

by Redaksi 33

Redaksi 33

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Ketidakpuasan Joshua Kimmich

Menjadi bintang di skuat tim nasional tak menjamin waktu bermain di kesebelasan akan menjadi lebih banyak, apalagi jika Anda bermain kesebelasan sebesar Bayern München. Itulah yang dirasakan oleh Joshua Kimmich.

Kimmich adalah salah satu pemain muda dengan prospek yang cukup cerah. Sejak ditransfer dari RB Leipzig oleh Die Roten pada Agustus 2015, ia pun bertransformasi menjadi pemain yang versatile dan mampu bermain di beberapa posisi, seperti bek tengah, gelandang bertahan, maupun full-back. Kemampuannya untuk bermain versatile ini tidak lepas dari peran Josep Guardiola yang banyak memberikannya kesempatan bermain pada musim 2015/2016.

"Pep Guardiola adalah sosok penting. Ia memberikan kepercayaan kepada saya di partai-partai penting. Hal seperti itu sangat bagus bagi para pemain muda. Saya senang dengan masukan dan perkembangan yang ia berikan untuk saya," ujar Kimmich seperti dilansir situs resmi Bundesliga.

Kecemerlangan Kimmich inilah yang membuatnya masuk ke skuat Jerman untuk Piala Eropa 2016. Dalam ajang tersebut, Jerman sukses menembus babak semi-final sebelum dikalahkan oleh tuan rumah Prancis. Penampilan gemilang Kimmich dalam Piala Eropa 2016 tersebut membuatnya masuk Team of the Tournament Piala Eropa 2016, bersama Jerome Boateng dan Toni Kroos.

Ketika Carlo Ancelotti masuk sebagai manajer baru Bayern, pada awal musim 2016/2017 Kimmich masih dipercaya untuk mengisi posisi starting line-up. Namun memasuki musim gugur, pemain yang juga pernah membela tim muda VfB Stuttgart ini mulai banyak menghuni bangku cadangan. Sejak Desember 2016 sampai sekarang, tercatat ia hanya sekali bermain 90 menit dari semua pertandingan yang ia jalani bersama Bayern di semua kompetisi.

Situasi ini pun membuatnya tidak senang. Dilansir oleh Kicker, ia mengutarakan ketidakpuasannya kerap kali dipasang sebagai pemain pengganti dan bukan sebagai pemain inti di bawah asuhan Ancelotti.

"Saya tidak puas akan hal ini (menjadi pemain pengganti). Saya tahu saya tidak punya hak untuk memilih siapa saja yang pantas berada di starting line-up, tapi saya ingin pelatih memberikan kesempatan kepada setiap pemain untuk menunjukkan kemampuannya, bersaing memperebutkan posisi pemain inti," ujar Kimmich.

"Saya mengerti bahwa tidak setiap minggu semuanya berjalan lancar, namun saya tahu apa yang harus saya lakukan. Akan ada kesempatan lain," tambahnya.

Melihat ketidakpuasan Kimmich yang sudah muncul ini, Bayern pun harus segera waspada dan menyiapkan langkah di masa depan untuk Kimmich. Seperti yang diungkapkan oleh Phillip Lahm, pemain berusia 22 tahun ini bisa menjadi penerus Xabi Alonso atau bahkan dirinya yang berencana akan pensiun pada akhir musim nanti.

"Josh sudah menunjukkan kepada kita dalam level apa ia bisa bermain sepakbola. Tinggal menunggu waktu saja ia kembali lagi ke lapangan. Ia bisa menjadi pengganti saya ataupun (Xabi) Alonso," ungkap Lahm seperti dilansir World Football.

Namun jika Bayern tidak bisa menjamin masa depan untuk Kimmich, bukan tidak mungkin Kimmich akan bersinar bersama kesebelasan lain di masa depan.

foto: @SquawkaNews

Komentar