Meninggalnya Tauseef, Dampak Buruk Kepedulian Federasi Sepakbola Pakistan

Berita

by Redaksi 27

Redaksi 27

Pandit Football Indonesia mengkhususkan pada analisis pertandingan sepakbola, statistik dan liga, juga sejarah perkembangan sepakbola dan evolusi taktiknya

Meninggalnya Tauseef, Dampak Buruk Kepedulian Federasi Sepakbola Pakistan

Gelandang timnas Pakistan berumur 24 tahun, Mohammad Tauseef, meninggal dunia pada Senin (27/02) malam waktu setempat. Menurut laporan The News, sang pemain meninggal akibat kadar gulanya meningkat. Meningkatnya kadar gula ini tentu berhubungan dengan diabetes yang dikenal sebagai penyakit gula. Hal ini sesuai dengan laporan dari Geo TV yang menyebutkan sang pemain merupakan pasien diabetes.

Namun menurut Football Pakistan melalui cuitan di akun twitter, mereka menyebutkan penyakit yang diderita oleh Tauseef bisa saja tidak terjadi andai saja ketika ia menderita cedera pada 2011 mendapatkan pengobatan yang pantas.

Tauseef pernah mengalami cedera ligamen pada 2011 ketika membela timnas Pakistan. Tetapi saat itu, ia tidak mendapatkan pengobatan yang pantas. Federasi sepakbola Pakistan (PFF) hanya memberi bantuan sebesar 40 sampai 60 ribu rupee saja. Padahal untuk pengobatan cedera tersebut dibutuhkan setidaknya 600 ribu rupee.

Hal tersebut pun semakin diperparah dengan menolaknya WAPDA, kesebelasan yang dibelanya ketika itu, untuk menanggung biaya penyembuhan cedera Tauseef. Hal ini dikarenakan mereka menganggap Tauseef bukanlah seorang pekerja tetap.

Setelah cukup lama menunggu bantuan datang, Tauseef akhirnya memutuskan untuk melakukan pengobatan cedera dengan caranya sendiri. Ia baru kembali setelah dua tahun. Hal ini juga seusai dengan pernyataan teman masa kecilnya, Naeemullah.

"Ia mengalami cedera lutut menyusul debut untuk Pakistan, dan selama dua tahun ia berjuang dengan itu, operasi pun akhirnya dilakukan, dan sepanjang waktu itu ia hanya berpikir tentang kembali tim nasional. Itu mimpinya, dan ia membuat kami semua bangga, bahkan mencetak gol untuk Pakistan juga. Orang-orang di desanya sangat bangga padanya," ujarnya seperti dikutip oleh The Express Tribune.

Namun ternyata, cedera tersebut tidak benar-benar pulih dan masih mengganggu dirinya. Sehingga ia pun memutuskan untuk mengambil jalur pengobatan alternatif yaitu homeopati untuk meredakan rasa sakit yang dideritanya. Menurut orang terdekatnya, pengobatan homeopati ini mempunyai efek samping. Inilah yang akhirnya menyebabkan kerusakan ginjal dan meningkatnya kadar gula Tauseef.

Andai saja ketika itu federasi sepakbola Pakistan mau membayar biaya pengobatan cedera Tauseef, mungkin ia tidak akan terkena penyakit yang akhirnya merenggut nyawanya.

Football Pakistan juga mengungkapkan bahwa kondisi sepakbola di Pakistan memang benar-benar sangat buruk. Para pemain sangat jarang diperhatikan oleh PFF. Pada 2011/2012 ketika Tauseef cedera, pesepakbola merupakan profesi dengan pendapatan terendah terendah di dalam struktur gaji PFF.

Selain itu, PFF sebenarnya mempunyai cukup uang untuk menanggung biaya cedera Tauseef. Hal ini dapat dilihat bagaimana mereka mampu mengeluarkan uang lebih banyak untuk kegiatan yang diikuti oleh Presiden federasi beserta para anggota kongres. Sebagai contoh, mereka pernah menaiki pesawat dengan memesan First Class untuk sang Presiden dan kelas bisnis untuk para anggota kongres, lalu mereka juga menginap di hotel bintang lima dalam sebuah kunjungan kerja.

Football Pakistan juga menyebut sepakbola memang tidak terlalu mendapatkan perhatian di sana, karena kalah pamor dibandingkan dengan kriket yang jauh lebih tenar. Bahkan sejak Tauseef meninggal, tidak ada satu pun unggahan di akun Facebook PFF yang menyinggung kematian sang pemain. Padahal di saat bersamaan, mereka sedang berkicau tentang wasit, sebuah turnamen lokal dan PFL Football Cup.

Melihat keadaan yang dialami oleh Tauseef, dapat diketahui bahwa kondisi sepakbola Pakistan cukup memprihatinkan. Mereka tidak peduli sama sekali terhadap kondisi para pemain di sana, termasuk Tauseef. Padahal ia merupakan salah satu pemain berbakat di sana seperti yang diungkapkan oleh pelatih timnas Pakistan, Shahzad Anwar. Ini tentu menjadi kehilangan besar bagi sepakbola Pakistan.

“Itu adalah kehilangan besar bagi sepakbola Pakistan,” ujar sang pelatih kepada The Express Tribune. “Bukan hanya karena ia merupakan gelandang yang sangat berbakat, tetapi ia juga pesepakbola yang sangat disiplin dan ia mempunyai jiwa kemanusiaan yang luar biasa. Kami semua akan sangat merindukannya, ia adalah pemain yang sangat unik.”

Foto: geo.tv

Komentar