Sepakbola dan Integrasi Imigran di Perancis

PanditSharing

by Pandit Sharing 47921

Pandit Sharing

Ingin menulis di PanditFootball.com? Kirimkan ke sharingpandit@gmail.com

1. Lengkapi dengan biodata singkat dan akun Twitter di bawah tulisan
2. Minimal 900 kata, ditulis pada file Ms. Word
3. Tulisan belum pernah dipublikasikan di media apapun (blog, website, forum, dll)
4. Tambahkan alamat lengkap dan nomor HP (tidak dipublikasikan)

Sepakbola dan Integrasi Imigran di Perancis

Oleh: Ilham Edlan

Sejak gelombang imigran Muslim dari Afrika Utara secara signifikan mulai terjadi pasca perang dunia kedua, masalah-masalah sosial dan integrasi komunitas imigran mulai menjadi pembahasan hangat di kalangan pemerintah Perancis.

Pada awalnya, kedatangan imigran ini bertujuan untuk mencari penghidupan yang lebih layak di Perancis. Mayoritas para imigran datang dari negara-negara bekas jajahan Perancis seperti Aljazair, Maroko, dan Tunisia, atau biasa disebut juga sebagai negara-negara Magrib.

Kedatangan mereka menyebabkan kecemburuan sosial di antara penduduk asli Perancis yang menganggap mereka hanya akan menambah beban negara. Bagaimana tidak, kedatangan para imigran ini tentunya akan menambah beban negara dalam bidang ekonomi, sosial, dan juga pendidikan.

Namun seiring berjalannya waktu, generasi kedua dan ketiga imigran ini nyatanya justru ikut berkontribusi dalam kejayaan Perancis, khususnya dalam bidang sepakbola. Tentunya tokoh yang paling tersohor adalah Zinedine Zidane yang memiliki darah Aljazair. Pemain yang berhasil mencetak gol kemenangan Perancis di final Piala Dunia 1998 ini, adalah bukti bahwa dengan prestasi seorang bocah imigran Aljazair bisa mendapatkan sanjungan setinggi langit dari masyarakat Perancis dan bahkan pecinta sepakbola dunia.

Menurut teori fungsionalis olahraga, salah satu fungsi dari olahraga (dalam hal ini sepakbola) adalah fungsi integratif. Maksudnya adalah sepakbola sebagai olahraga tim dapat mengintegrasikan pemain yang memiliki latar belakang kultur dan agama berbeda untuk dapat terpadu dalam satu unit bernama tim sepakbola. Hal ini dapat dilihat dari skuat tim nasional Perancis saat mereka menjadi tuan rumah pada 1998.

Akan tetapi, dalam proses integrasi antara komunitas Muslim dengan masyarakat lokal Perancis, muncul masalah baru, yaitu krisis identitas. Pemain yang memiliki latar belakang imigran Muslim dihadapkan pada sebuah dilema yang terbentuk dari stigma yang muncul dalam masyarakat Perancis.

Mereka seakan dipaksa harus memilih sebuah identitas, apakah Islam sebagai agama, negara asal leluhur mereka sebagai identitas budaya, atau Perancis sebagai warga negara. Sepakbola sebagai olahraga tim adalah ajang bagi para keturunan Magrib untuk mengekspresikan identitas mereka yang mutual.

Salah satu contoh insiden yang menyedot perhatian dunia pada adalah tandukan Zindine Zidane kepada Marco Materazzi pada laga final Piala Dunia 2006, antara Perancis melawan Italia. Oleh media, Zidane yang memiliki darah Aljazair, digambarkan sebagai representasi dari dunia Muslim.

Seperti yang diketahui, Zidane tumbuh di kota Marseille yang memang memiliki populasi yang multikultural. Sementara Materazzi, digambarkan sebagai representasi dari dunia “Barat”. Reaksi Zidane tersebut dijelaskan oleh orientalis sebagai tindakan irasional dan merupakan gejala dari budaya Afrika Utaranya yang “hyper-masculine” dan merupakan budaya “nakal” yang berasal dari wilayah suburban Marseille.

Dalam salah satu artikel dijelaskan bagaimana penduduk Perancis keturunan Afrika Utara menghadapi masalah dalam hal integrasi mereka terhadap masyarakat Perancis kontemporer. Populasi Muslim Magrib (yang menjadi jumlah terbesar dalam populasi Muslim Perancis), masih jauh dari wacana integrasi yang akan membawa kepada persamaan di dalam masyarakat Perancis.

Dalam hal ini, yang menjadi aspek paling pokok adalah integrasi dalam bidang sosial dan ekonomi. Selain itu, masalah ini memiliki akar historis. Perancis memiliki kecenderungan untuk melabeli penduduk keturunan Afrika Utara sebagai “Muslim”, dan bukan sebagai warga “asli” Perancis.

Namun, menurut pengamat kultur sepakbola Perancis, Geoff Hare, pemain sepakbola yang memiliki keturunan dari luar Perancis, seperti Zidane, telah menjadi legenda dan pahlawan bagi tim nasional. Hubungan antara tim nasional dan identitas nasional menjadi fenomena sosial yang penting pada saat Perancis berjaya di Piala Dunia 1998, ketika tim yang multiras menjadi simbol untuk Perancis yang baru, sebuah Republik multietnis yang damai.

Dengan demikian, kesuksesan Perancis di Piala Dunia 1998 dianggap sebagai kesuksesan integrasi antara imigran dengan masyarakat lokal Perancis. Serta pemain-pemain imigran seperti Zidane telah meneguhkan identitas nasional mereka tidak hanya sebagai warga Perancis, tetapi juga sebagai pahlawan terutama bagi persepakbolaan Perancis. Dengan demikian, setelah melihat dua peristiwa yang melibatkan Zidane di atas, menunjukkan bahwa selalu terjadi perubahan ke arah positif tentang bagaimana masyarakat Perancis dalam menanggapi eksistensi pesepakbola Muslim di Perancis.

Dengan demikian, sepakbola telah berperan sangat penting dalam terciptanya integrasi antara imigran dan penduduk lokal. Dengan sepakbola umat manusia seakan dibuat lupa akan perbedaan yang ada. Perbedaan suku, agama, dan warna kulit bukanlah soal selama bola masih di depan mata. Betapa indahnya sepakbola!

foto: @BetinKenya

Sumber:
Hare, Geoff. Football in France, a Cultural History. Oxford dan New York: Berg, 2003.
Jarvie, Grant. Sport, Culture, and Society: an Introduction. London: Routledge, 2006.
Lahouri, Besma. Zidane, une Vie Secrète Document. Paris: Flammarion, 2008.
Amara, Mahfoud. “Sport, Islam, and Muslims in Europe: in between or on the Margin?” Open Access Religions, no. 4, (2013): h. 644-656.
Fellag, Nora. “The Muslim Label: How French North Africans Have Become “Muslims” and not “Citizens.”” Journal on Ethnopolitics and Minority Issues in Europe, vol. 13, no. 4 (2014): h. 1-25.

Penulis adalah seorang yang sangat antusias terhadap sepakbola, bermimpi memiliki akademi sepakbola sendiri, dan melihat tim nasional Indonesia berlaga di Piala Dunia. Biasa berkicau di @ilhamedl


Tulisan ini merupakan kiriman penulis lewat rubrik Pandit Sharing. Segala isi dan opini yang ada di dalam tulisan merupakan tanggung jawab penuh penulis

Komentar